ISTRI SATU MILIAR

Setelah dua hari beristirahat, kini waktunya bagi Noah dan Yura serta para sepupu untuk bertolak kebenua Amerika. Persiapan pun sudah selesai, dan semua juga telah berkumpul dilantai satu mansion, kecuali pasangan baru yang masih betah berada dikamar mereka.

"Noah..!" seru Yura ragu, kepada suaminya yang baru saja usai membersihkan diri. Tak ada jawaban, hanya ada tatapan datar saja "apa kamu mau memakai gelang pasangan ini denganku..?"

Netra Noah menyipit, dan belum juga sempat menjawab, dering ponsel miliknya memaksa Noah untuk menunda memberikan jawaban, dan berlalu meninggalkan istrinya itu.

Yura menghela nafas, seraya menggenggam erat satu gelang pasangan, yang salah satunya sudah ia kenakan. Dengan langkah gontai, Yura keluar dari rungan itu guna menuju kelantai dasar mansion.

"Mana Noah...?" tanya Jacob.

"Sedang bersiap, sebentar lagi dia akan turun." jawab Yura.

Lima belas menit berlalu, dan pintu berjalan itu pun terbuka, menampakan sosok yang membuat semua orang yang berada diruang tengah mansion, membelalakkan matanya seketika, dengan bibir yang terbuka.

"Ayo kita berangkat..!" ucapan ajakan Noah, namun tak ada satu pun yang menjawab apa lagi bergerak dari posisi mereka. Noah pun dibuat bingung akan tatapan semua mata yang tertuju kepadanya.

"Kalian semua kenapa..?" tanya Noah dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Kau baik baik saja kan..?" tanya Steven seraya menghampiri Noah dan meletakkan punggung tangannya kekening pria itu, sang empunya kening tentu saja menepisnya.

"Kau itu kenapa..?" tanya Noah dengan mimik wajah jengah.

"Kau masih waras kan..?" tanya bodoh Steven kembali.

Noah mengeram "aku robek mulutmu" ancamnya "kau itu kenapa..? Dan" tunjuk Noah kepada semua orang diruangan itu "kalian itu kenapa..?"

Jacob pun terbahak, dan kini semua perhatian teralihkan kepada pemuda itu.

"KAU ITU KENAPA...?" tanya para insan disana bersamaan. Bukannya menjawab Jacob malah semakin terbahak.

"Jacob...!" seru tuan Davis geram.

"Maaf paman, maaf" ucap Jacob tersendat, dengan susah payah ia mencoba menghentikan tawanya.

Jacob menarik nafas perlahan, kemudian menghembuskannya, berulang kali pemuda itu melakukannya. "Sudah lah, ayo kita berangkat" ajak pemuda itu, al hasil semua pun bereaksi.

"JACOB...!"

Huuuffff

Bunyi yang Jacob hasilkan, kala menetralkan tawanya. Dihampirinya Noah, lalu dirangkulnya pundak pria itu "ayo kita berangkat kakak...!" ucapnya mengingat kejadian dipulau Dewata Bali.

Dan akhirnya gelak tawa pun membahana disana, hanya tuan dan nyonya Davis saja yang seperti orang bodoh melihat akan kelakuan para keponakannya itu.

Mereka pun menceritakan perihal kejadian saat Noah disebut sebagai kakak dari Yura, dan sudah dipastikan perubahan penampilan Noah hari ini dikarenakan masalah itu. Tuan dan nyonya Davis, kini akhirnya terbahak juga.

"Kalian pulang lah keAmerika sendiri, aku batalkan kepergianku kesana." ucap Noah ketus "awas kalau kalian memakai private jet"

"NOAH...!" seru para sepupu, seraya menghampiri Noah yang sudah beranjak ingin kembali kelantai tiga. Bujuk rayu pun didapatkan oleh pria itu dari para sepupu. Dan entah setan mana yang merasuki Yura, nyatanya wanita itu berani membujuk Noah dan mampu merubah keputusan suaminya.

"Biarkan mereka menertawakanmu, tapi kau tau..?" Yura merengkuh lengan Noah manja "bagiku, suamiku ini lebih tampan dari biasanya. Aku sangat menyukai penampilan barumu ini"

Bukan hanya Noah saja yang luluh, tapi tuan dan nyonya Davis semakin berbahagia. Yura benar benar menjadi malaikat dikeluarga mereka.

Akhirnya keberangkatan keBenua merah pun mereka lakoni.

Noah Mahendra Davis, yang selama ini selalu berpakaian formal dimana pun dan kapan pun, bahkan didalam kesehariannya dimansion. Walau tanpa dilengkapi dengan jas dan dasi, seperti saat ia bekerja atau menghadiri acara penting dan formal, tapi tetap celana berbahan dan juga kemeja selalu yang ia pakai. Untuk menuju keruang mimpi, laki laki itu akan selalu memakai piama, tidak akan mau memakai yang lain.

Dulu dimasa ia remaja hingga kebangku universitas, penampilannya tidak lah seperti itu. Namun setelah ia bertemu Clara, penampilannya berubah keseluruhan. Clara yang memang menyukai kesempurnaan dan selalu memimpikan memiliki pasangan orang yang berpengaruh, yang terpandang dan kaya raya, menyukai lelaki yang berpenampilan formal.

Bahkan dulu Clara pernah mengejek ketiga pemuda gila, saat Noah memperkenalkan mereka.

"Mereka sepupumu..? Tapi penampilan mereka tidak mencerminkan keturunan bangsawan, walau semua yang mereka pakai memilik harga yang mahal. Seperti berandalan saja"

Itu lah ucapan Clara, dan menjadi salah satu alasan diantara banyaknya alasan lainnya,yang membuat ketiga pemuda gila tidak menyukai wanita itu sampai sekarang. Dan hari ini Noah sudah kembali kemasa masa dimana sebelum ia bertemu dengan kekasihnya itu.

"Yura..!" seru Steven "bukan kah yang kau pakai itu gelang pasangan..?" seraya menunjuk pergelangan wanita itu. Dan diangguki oleh sang punya empu.

"Kalau Noah tidak mau memakainya, sini untukku saja" ucapnya lagi, saat melihat pergelangan tangan Noah yang tidak ada gelang pasangan.

"Kau mau memakai gelang pasangan denganku..? Kekasihmu nanti bagaimana..?" tanya Yura memastikan.

"Aku tidak mempunyai kekasih" jawab tegas Steven "kemarikan gelangnya..!"

Yura pun merogoh tasnya, mengeluarkan satu gelang pasangan dan menyerahkannya kepada Steven.

Tapi belum juga sampai ditangan Steven, Noah sudah terlebih dulu merebutnya dari tangan Yura, lalu memakainya.

Steven mendengus kesal "kau menyebalkan sekali."

"Memang siapa yang bilang kalau aku tidak mau memakainya..?" tanya Noah menantang.

"Lalu kenapa kau tidak memakainya, sementara Yura sudah..?"

"Saat Yura memberikannya kepadaku, ponselku berbunyi dan aku belum sempat mengambilnya. Bukan berarti aku tidak mau." jawab sengit Noah.

Yura, dan kesemua yang ada dipesawat, bolak balik menggerakan netra mereka, menatap kearah dua orang yang sedang berdebat. Tanpa ada yang mau mengalah, dan juga menyerah.

"Yura..!" seru jacob dan sudah pasti perdebatan Noah serta Steven terhenti.

"Iya..!"

"Kau mengantuk tidak..?" tanya Jacob lagi.

Kini semua netra nampak menyipit, menatap bingung kearah Jacob, termasuk juga Yura.

"Kalau kau mengantuk, ayo tidur." goda Jacob tertujukan untuk Noah.

"Kau mau aku patahkan lehermu..?" tanya Noah menekan suaranya dengan tatapan membunuh yang terhunus tajam.