Lanjutan The Blairs
Shaera Blair, seorang model terkenal, hilang saat melakukan pemotretan di Saudi Arabia. Sepupunya Nefa Blair dan tunangannya Agen FBI Park Joon-seo mencarinya ke segala penjuru negara Timur Tengah bersama dengan Brinda Dewanata dan Lee Yoo Joon. Tanpa mereka tahu, Shaera disembunyikan oleh pria misterius bernama Eren dan demi mendapatkan kekuasaan, keduanya harus menikah. Shaera tidak mengetahui jika Eren adalah Emir yang hilang hampir dua puluh tahun lalu.
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
instalment Timur Tengah kedua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Gadis Blair
Rauf menatap Diana dengan perasaan gemas lalu menoleh judes ke Duncan. Benar-benar deh keluarga Blair itu kalau sudah menistakan paling fasih sedunia.
"Sayang, tapi biasa kan pestanya juga lama waktunya..." jawab Rauf pelan. "Tradisinya begitu..."
"Aghnia nggak ... Sehari selesai. Lha terus kenapa mas Emir mau ngadain tujuh hari tujuh malam? Pengkor mas ! Yang ada habis itu aku minta pijat kaki dan boyok, tahu nggak ! Udah nggak usah aneh-aneh ! Sehari aja acaranya ! Buang-buang duit !" omel Diana membuat semua anggota keluarga Blair tertawa mendengar Omelan bungsu Omar Zidane dan Nadya Blair.
Rauf menatap Diana dengan tatapan tidak percaya. "Kamu anak orang kaya masih tetap ribut buang-buang duit ?"
"Ya iyalah! Memangnya duit tumbuh di pohon mangganya Opa Hoshi ! Tidak Bambaaannggg ! Kami memang keluarga kaya raya tapi kami sangat menghargai kerja keras kami dan bukan menghamburkan buat hal-hal unfaedah ... Mending uangnya dipakai buat bangun kantor pengacara Blair and Blair cabang Qatar ..." kerling Diana.
"Ya ampun Dindin ba Dinding... Masih kerja kamu ?" tanya Duncan.
"Ya masih lah ... Rugi dong kuliah aku di Harvard kalau tidak dibudidayakan..." jawab Diana cuek.
"Diamalkan..." ralat Alaric.
"Ya itu maksudnya Opa..." cengir Diana.
***
Kemal dan Eren memilih menginap di istana Al Azzam Blair sebelum kembali ke Muscat Oman keesokan harinya. Duncan bersama Rauf dan Syahreza mengajak Eren untuk berkeliling Dubai sementara Shaera bersama Serena, Nefa dan Diana memilih berada di area kolam renang sambil mengobrol disana.
"Sudah yakin kamu sama bang Rauf?" tanya Nefa yang tahu dari Aghnia kalau Rauf sangat tergila-gila dengan Diana. Entah dari sisi mana bagusnya sepupunya yang nauzubillah Absurdnya.
"Lha gimana Nefa ... Mas Emir yang paling tabah sama aku ... Susah lho cari pria macam dia yang pasrah dengan semua kejulidan aku ..." jawab Diana santai.
"Kamu sangat mencintai bang Rauf?" tanya Shaera.
"Apa kamu juga Sher?" balas Diana. "Jujur, Eren sangat cinta sama kamu macam mas Emir ke aku. Tidak bisa tidak melihat kamu... "
"Mas Emir sama kamu itu bucin kuadrat, Dindin ..." ucap Nefa gemas.
"Lha memang si vampir sama kamu nggak?" Diana menatap Nefa. "Vampir juga sama saja lho !"
"Aku tuh heran ya ... Aku sama Brinda yang sama-sama keturunan Blair, kok bisa dapat orang Korea sedangkan kalian dapat keturunan Arab. Kagak ada yang dapat jowo macam Oom Bayu dan Tante Ajeng atau Oom Deva dan Tante Aya ..." gumam Nefa.
"Tante Aya juga blasteran Jawa Amerika lho ..." celetuk Shaera.
"Tapi kan ada Jawa nya ..." eyel Nefa.
"Mungkin karena memang jodohnya kita begitu ..." Diana menatap kedua Sepupunya. "Lha nyokap gue apa kabar ? Blasteran dapat manusia Sphinx ..."
"Din, manusia Sphinx itu bokap elu !" ucap Nefa.
"Yang bilang bukan bokap gue siapa ?" balas Diana.
"Kalian berdua itu apa selalu begini kalau ketemu?" tanya Serena yang pusing dengan percakapan ipar-iparnya.
"Biasanya lebih brutal dan rusuh sih..." gumam Nefa.
"Sher, aku tahu para pria itu memang rusuh tapi aku tidak menyangka para wanita juga sama saja ..." kekeh Serena.
"Kamu belum tahu saja kalau semua sudah bisa kumpul. Kan baru tahu sebagian doang ..." balas Nefa.
Shaera menggelengkan kepalanya mendengar keributan kedua saudaranya. Tidak Blair, tidak Al Jordan, tidak Bianchi, tidak McCloud... Semua tidak ada beres.
***
Duncan menyetir Range Rover milik Damian bersama dengan Rauf, Syahreza dan Eren di dalamnya. Mereka berempat berencana untuk menikmati Dubai tanpa para gadis karena ingin boys night out apalagi besok Rauf dan Eren akan kembali ke negara masing-masing.
"Diana sudah yakin terima elu bang ?" tanya Duncan sambil menyetir santai mobil mewah itu.
"Insyaallah... Lagipula kalau tidak yakin, masa kita akan menikah dua Minggu lagi ..." senyum Rauf.
"Eren, Oom Dam tampaknya mulai melunak... Jadi kamu sabar saja..." ucap Duncan.
"Iya bang Eren. Daddy itu sebenarnya takut kalau mbak Sher dibawa pergi ... Soalnya bagaimana pun, Daddy sangat menyayangi mbak Sher apalagi kemarin kan mbak Sher habis hilang jadi Daddy takut ..." jawab Syahreza.
Eren menatap adik iparnya. "Tapi kakakmu kan tidak jauh-jauh dari Dubai ..."
"Memang tidak jauh tapi tetap saja kan Mbak Sher dibawa pergi sama Bang Eren ..." timpal Syahreza yang wajahnya mirip dengan sang ayah.
Eren mengangguk. "Tapi apa kalian yakin Mr Blair bisa menerima aku bersama Sher?"
"Oom Dam pasti melihat bagaimana Sher bahagia setiap bersama kamu... Macam Serena ke aku atau Diana ke bang Rauf meski dengan caranya sendiri ... Sebagai orang tua, pasti yang diutamakan kebahagiaan sang anak. Jika Sher bahagianya sama kamu, pasti Oom Dam bisa paham ... " ucap Duncan.
"Apalagi aku dan Duncan tahu bagaimana lesunya Shaera ..." timpal Rauf.
"Ada apa dengan Sher ?" tanya Eren bingung.
"Macam patah hati ..." jawab Syahreza.
Eren tertegun. Tidak hanya kamu yang patah hati karena kita berpisah Sher ...
***
Keesokan harinya semua keluarga Blair mengantarkan Rauf dan Eren pulang ke negaranya. Diana sendiri akan terbang ke New York karena sudah masuk masa pingitan. Rauf memeluk dan mencium bibir tunangannya lembut sementara Eren hanya berani memeluk Shaera karena Damian menatapnya tajam.
"Duncan akan bersama Diana kan?" tanya Rauf sedikit lega karena kekasihnya tidak pulang sendirian ke New York.
"Iya bang .. Tenang saja. Dia gak bakalan lecet tapi bakalan kena tauziah sepanjang perjalanan... Aduuuhhh !" Duncan mendelik ke Diana yang memukulnya keras-keras. "Sakit cumiii !"
"Bodo Bambaaannggg !" balas Diana judes.
Eren yang masih memeluk Shaera, hanya tersenyum melihat keributan antara Duncan dan Diana.
"Masih untung kamu tidak melihat Aslan dan Indiana... Bakalan lebih rusuh .. " bisik Shaera.
"Iyakah ?" Eren menatap lembut ke Shaera yang menjawab dengan anggukan.
"Tuanku Emir, semua mobil yang hendak mengantarkan anda semua ke bandara sudah siap..." ucap Gafar.
"Kami pulang dulu Damian, Radhi ... Terimakasih atas hospitality nya ... Aku dan Eren akan datang lagi untuk melamar Shaera setelah acara Rauf dan Diana ..." Kemal menyalami Damian dan Radhi Blair.
"Kami tunggu ..." senyum Radhi sementara Damian hanya mengangguk.
Eren dan Shaera menatap Damian dengan perasaan campur aduk.
Masih belum bisa kasih restu? - batin keduanya.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
.daebak
baby Ella bakalan bar² nih... tapi kalo nggak bar² diragukan keturunan Blair, another gadis² klan Pratomo
d tnggu ksah klian y....
mga aja ka hana wangsitnya lancar....
Aamiin......