NovelToon NovelToon
Montir Cantik Milik Aditama

Montir Cantik Milik Aditama

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:31.3k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Susah payah Rico mengumpulkan kepingan hatinya yang berserakan karena dua kali penolakan dari gadis yang merupakan cinta pertamanya.

Disaat dirinya sudah mulai kembali menata hidup tanpa lagi memikirkan cinta.

Hidupnya yang tenang kembali harus jungkir balik setelah secara terpaksa harus memenuhi permintaan sang mama untuk menikahi seorang gadis yang masih sangat belia.

Tak mampu menolak hingga pada akhirnya Rico memilih untuk mengajukan syarat.

"Aku tak akan mendua apalagi sampai menikah lagi, tapi bukan berarti kau berhak atas diriku. Jangan pernah mencintaiku karena cinta bagiku adalah sebuah kemunafikan belaka. Kau bebas dengan hidupmu dan aku dengan kehidupan ku meski kita terikat pernikahan." .... Rico Aditama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Deviana memijit keningnya pelan, gadis itu menyandarkan tubuhnya di sisi mobil Rico sambil menunggu yang empunya datang.

Sejak keluar dari kantor tadi keduanya masih berada di supermarket terbesar di kota B. Rico membawa gadis itu untuk membeli keperluan kantor.

Sebenarnya semua itu Rico lakukan hanya untuk menahan agar Dee tetap bersamanya untuk beberapa waktu, paling tidak hingga menunggu saat Roy mengatakan jika suasana rumah yang ditempati sang gadis sudah kembali kondusif.

Dengan earphones yang terpasang di telingan Rico bergerak sedikit menjauh meski dari tempatnya berdiri dirinya masih bisa memantau keadaan Dee.

Hembusan nafas kasar terdengar beberapa saat manakala panggilan tersebut telah dimatikan. Rico menatap prihatin ke arah gadis yang nampak menegak minuman botol yang dibelinya tadi.

"Ayo, kenapa nggak masuk duluan kan kuncinya sudah ku buka?"

"Hee, gerah kak." Gadis itu tersenyum menampilkan deretan giginya.

Rico hanya menggeleng, penampilan Dee sebenarnya selalu membuatnya ingin tertawa. Tompel yang sengaja dipasang disalah satu pipinya itu penyebabnya. Andai saja Rico tak pernah melihat foto yang menjadi profil gadis itu mungkin hingga kini dirinya percaya jika benda berwarna hitam pekat tersebut asli adanya.

"Ckck apa dia nggak minder dengan penampilan nya itu? gadis aneh?"

Jika wanita lain berlomba-lomba untuk tampil cantik maka Deviana berbeda. Gadis itu bahkan merubah penampilan sempurna nya dan menggantinya dengan penampilan. Untung saja hanya tompel dan rambut andai ditambah dengan kacamata tebal mungkin Dee akan semakin terlihat culun dimata orang lain.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam dengan pemikiran masing-masing.

Sementara itu di rumah minimalis tempat dimana Adit tinggal bersama Suryo juga bibi sudah kembali tenang. Meski masih terlihat beberapa anak buah Roy yang berjaga disana.

Flashback.

Roy memacu motor sport nya dengan kencang, pemuda itu langsung memasang earphones guna terus terhubung dengan orang-orang suruhannya. Hingga dijarak 500 meter dari rumah tersebut motor Roy berhenti.

Nampak dari kejauhan sebuah mobil yang berhenti tak jauh dari rumah yang dibeli oleh mama Yenni untuk Dee dan adiknya.

"Bagaimana?"

"Semua sudah berada di titik masing-masing, tuan." Roy mengangguk dan segera melangkah menemui salah satu anak buahnya.

"Tuan."

Roy mengangguk menjawab sapaan anak buahnya. Kembali ke settingan awal dimana wajah serius yang telah lama ditinggalkan kini dipasang kembali.

"Sudah lama pensiun tiba-tiba harus kembali terjun ke lapangan rasanya kok beda ya." Roy tersenyum geli pada dirinya sendiri.

Rasanya sangat aneh dimana kebiasaan semacam ini bahkan dulu menjadi aktivitas rutinnya. Akan tetapi setelah masa tenang dan kota B tak lagi berada di bawah kekuasaan para mafia tanah. Para anggota organisasi kembali bekerja seperti orang normal. Meski begitu hubungan mereka semua tetap terjalin mengingat organisasi tersebut berada dalam naungan perusahaan Javier dan juga Frans sebagai wadahnya.

"Perlu bala bantuan?"

Sebuah pesan masuk dari Vino membuat Roy tersenyum tipis. Lelaki yang kini telah memiliki dua orang putra menjadi pengganti Om Ronald di markas utama mereka yang berada di kota B.

"Untuk saat ini sepertinya belum kak. Hanya beberapa tikus saja, anak buah ku rasanya sudah cukup. Tapi nanti kami pasti meminta bantuan mu karena aku yakin ini masih awal." Balasnya cepat.

***********

Dihalaman rumah, nampak Adit masih bertah berada disana. Disamping dirinya memang sedang mengistirahatkan tubuh setelah berlatih udara dihalaman juga sangat mendukung aksinya untuk bersantai. Sementara Suryo tak pernah beranjak dari sisinya.

"Om sedang bicara sama siapa sih?" bocah sepuluh tahun tersebut memicing menatap Suryo penuh selidik.

Suryo terkekeh, lelaki 35 tahun tersebut mengusak rambut Adit dengan gemas.

"Om sedang berbicara dengan pacar om." Tunjuk nya pada earphones yang terpasang di telinganya.

"Oh, pacar itu apa om?"

Suryo menepuk jidatnya pelan, dia lupa jika yang sedang menatapnya tersebut adalah seorang anak kecil yang tak seharusnya mendengar istilah-istilah seperti itu.

"Pacar itu apa ya, ehm orang yang kita sayang.. ya ya orang yang kita sayang." Jawabnya dengan yakin berharap jika Adit percaya dengan apa yang dia ucapkan.

Sementara di seberang sana para orang-orang Roy tergelak di posisi mereka masing-masing. Roy yang turut mendengar pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh berarti sama kayak aku sayang sana kakak ya."

Suryo hanya mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Mereka kembali serius manakala melihat sebuah mobil baru yang datang dan berhenti tak jauh dari mobil pertama.

Melihat gelagat mereka yang semakin mencurigakan Roy segera meminta Suryo untuk membawa Adit masuk. Akan tetapi sebelum Suryo berhasil mencapai pintu sebuah tembakan terdengar membuat orang-orang Roy segera bergerak cepat.

Roy sendiri segera berlari ke arah rumah tersebut. Hal pertama yang Roy lihat adalah adalah tubuh Suryo yang perlahan menghilang dibalik pintu, terdengar suara Adit yang menangis namun suara tersebut langsung menghilang.

Suara tembakan kembali terdengar. Roy mengeraskan rahangnya. Satu gerakan darinya membuat semua anak buahnya bertindak dengan segera. Perkelahian tak bisa dihindarkan lagi, beberapa orang berusaha mengamankan sekitar. Roy sendiri segera berlari masuk ke dalam rumah untuk memastikan keadaan.

Flashback off

***********

Dee menatap jalan yang mereka lewati, matanya memicing ketika menyadari jika rute yang sedang mereka tempuh bukanlah jalan menuju kantor.

Gadis itu menoleh ke arah Rico yang masih fokus pada kendali setirnya. Ingin bertanya namun kembali diurungkan meski rasa penasaran itu ada.

"Huuft, ini sudah hampir malam. Mau beli apa lagi sih, apa nggak bisa besok besok saja." gerutunya tentu hanya dalam hati.

"Kak, kita mau kemana lagi?"

Pada akhirnya rasa penasaran tak lagi bisa dibendung. Yang ada dalam pikirannya saat ini sang adik. Adit pasti sudah menunggu kedatangannya seperti biasanya.

Rico yang sedang serius mendengarkan segala kekacauan dari earphones nya masih terdiam meski kedua matanya tetap fokus pada jalanan.

Hingga sampai disebuah villa mobil yang mereka tumpangi mulai berbelok. Deviana semakin memicing dan mulai merasa tak enak.

Pintu gerbang mulai terbuka dan nampak lah wajah pria paru baya yang menampilkan senyum menyambut kedatangan mereka.

"Den."

Rico mengangguk seolah mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh pria tersebut.

"Den? apa ini rumah kak Rico? lalu buat apa aku diajak kesini?"

"Kak, kenapa kita kesini? ini rumah siapa?"

Setelah mobil benar-benar berhenti barulah Dee kembali bersuara.

"Masuklah!! kau akan menemukan jawabannya di dalam sana."

Meski ragu, pada akhirnya gadis itu menurut. Apalagi melihat sosok Roy yang baru saja keluar dari dalam. Didepan pintu nampak bibi telah berdiri di sana membuat Dee kembali bertanya-tanya.

"Bi, bibi disini?"

"Mari non masuk, nak Adit juga ada di dalam." Dee kembali terbengong namun gadis itu tak menolak manakala bibi menggandeng tangannya untuk masuk.

Rico menghela nafas dalam, lelaki itu keluar dari mobil kemudian berjalan ke arah taman samping diikuti oleh Roy.

1
⏤͟͟͞R ve
Mama Yenni masih baik aja sama Citra, padahal dah buat hati anaknya hancur 🤔
Uba Muhammad Al-varo
Citra pede banget sih, dikira orang2 akan mau menerima nya seperti dulu padahal mah zonk
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Pak Amran suami yang baik apapun dia jujur dan terbuka ke istrinya
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Beda antara cinta sm obsesi
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Adeeeem kan
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Ternyata udh denger juga ka raka 😂
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Masih mo jadi ulet bulu terooos cit ato ulet keket kau😂😂😂
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Masih belum menyadari perasaan yang sesungguhnya padahal rasa takut kehilangan itu adalah cintaaaaa
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Aaaah kereeen banget gebrakan ka Rayyyan membuat Rico kalang kabut
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Kayaknya Rayyan hanya mancing aja mo liat gimana reaksi rico
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Kenapa citra jadi kaya gitu yah
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Emang para team bayangan rico dan team sudah selalu siap sedia
⏤͟͟͞R ve
Kasihan Vino 🤭
⏤͟͟͞R ve
Berhasil...berhasil...yess 😂😂

#usaha mereka tak sia-sia
Surya Ningsih
bagus
Yhanie Shalue
ahh akhirnya,, aku ikut bahagia juga rasanya 😍semoga hubungan mereka berjalan dg baik dan smp dipelaminan
Uba Muhammad Al-varo
senangnya.....Q akhirnya Dee dan Rico menjadi sepasang kekasih semoga nggak lama lagi kepernikahan.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Cantel kaya mama jenjen
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Sebagai seorang kakak pastilah akan mambantu yg terbaik untuk adeknya
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Semoga kedepan akan semakin baik dan ketemu jalan keluar untuk masalah Dee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!