PERAWAN BERANAK KEMBAR

Sarah datang ke rumah Delon setelah menerima pesan dari Riko. 

"Sarah, kakak ipar baru saja mengalami musibah. Dia hampir jatuh dari tangga, tapi kakak ipar baik-baik aja. Rian menyelamatkannya tepat waktu." Pesan Rico

"Njel... Angel mana? " Dia berseru di depan pintu. Saat masuk ternyata Angel tidak ada di sana. 

"Gue disini Rah." Jawab Angel yang sudah kembali dari taman.

"Njel!" Sarah memeluk wanita hamil itu. 

"Lu baik-baik aja kan? Gak ada yang sakit kan? Janin lu gak kenapa kenapa kan?" Sarah memeriksa tubuh sahabatnya dan mengusap perut buncit Angel.

"Hahaha, nanya itu satu-satu dongan, gue bingung jawab yang mana," Angel merasa lucu sekaligus terharu dengan perhatian sahabatnya. 

"Ah, lu, orang serius malah diajak bercanda." Dia menyentil kening bumil itu. 

"Hehehe lucu nengok lu, iya iya, gue oke janin gue juga oke." Dia duduk di samping suaminya, Sarah duduk di sampingnya. 

"Ada spiderman yang menyelamatkan gue tadi!" Ucap Angel, Rian tersenyum mendengar sebutan baru untuknya.  

"Iya gue tau, makasih ya tuan Rian, Tuan sudah menyelamatkan sahabat dan ponakan saya," Ucap Sarah tulus. 

"Panggil nama aja, saya tidak biasa dipanggil seperti itu!" Sahut Rian santai.

"Baik terimakasih Rian!"

"Tidak perlu berterimakasih Sarah, saya wajib melindungi kakak ipar dan ponakan saya."

"Lu tau dari mana spiderman? " Tanya Angel 

Sarah melirik Riko,

"Oh, pantas aja." Angel langsung paham saat mengikuti lirikan Sarah.

" Hukuman apa yang akan lu kasih sama tu orang? " Tanya Sarah duduknya serong.

"Gak ada."

"Kok gak ada gak bisa gitu dong, orang yang berbuat salah itu harus dihukum. Biar kapok ke depannya!" Sarah merasa sahabatnya terlalu baik. 

"Rah, tidak semua orang yang melakukan kesalahan itu sepenuhnya salah. Dia terpaksa mengikuti kemauan wanita gila itu."

"Tunggu, apa kalian tau pelakunya siapa? " Tanya Rian.

Sarah dan Angel saling pandang, kemudian beralih menatap Rian. Seutas senyum terbit di bibir mereka. 

"Sayang, apa benar kalian tau pelakunya siapa?" Delon ikut bertanya. 

"Tentu saja kita tau, dia itu wanita bego yang lempar batu sembunyi tangan. Dia tergila gila sama Juan sejak dulu, tapi dia marah sama Angel, karena ditolak berulang kali sama Juan." jelas Sarah.

"Namanya juga cinta buta, harusnya dia senang gue pisah sama Juan. Dia punya kesempatan untuk mendekatinya." Angel seperti tidak peduli.

"Maksudnya, pelakunya suruhan seseorang? " Tanya Riko.

"Iya, dia hanya wanita lemah yang diperalat," Ucap Angel 

"Siapa wanita itu sayang? " Tanya Delon meraih tangan istrinya dan diletakkan di pahanya.

"Siapa kak? " Rian tidak sabar menunggu jawaban kakak iparnya yang hanya senyum senyum sendiri. 

"Kalian pasti tidak percaya," Ucap Angel. 

"Siapa sih kak? Jangan bikin penasaran deh!" Rian geram.

"Siapa? " Delon memandang manik indah istrinya. 

"Kakak ipar memang pintar membuat orang sport jantung." Ucap Riko 

"Dia  salah satu asisten rumah tangga kita. Dia sudah lama bekerja disini."

Hah

Ketiga pria itu terkejut. Mulut mereka menganga.

"Aduh, Kak to the point aja napa? banyak ART yang sudah lama bekerja disini. Masa kita sebutin satu-satu?"

"Dia sangat dekat dengan kakakmu" Angel melihat suaminya. 

"Bi Juni? " Tanya Delon. 

Angel menggeleng 

"Bi Ira" Ucap Riko

"Tepat" Sahut Angel menjentikkan jarinya.

"Bi Ira? " Delon membeo, sungguh tak percaya wanita itu berani mengkhianatinya. 

"Gak percaya kan?" Ucap Angel tersenyum. 

"Dia tetanggaan dengan orang yang menyuruhnya. Tadinya dia menolak melakukan semua itu, tapi wanita gila itu mengancam akan menjadikan adiknya wanita malam" Ucap Sarah. 

"Kalian tau dari mana? menuduh tanpa bukti itu fitnah sayang. Jangan sampai salah orang " Ucap Delon. Hatinya belum bisa menerima kenyataan. 

"Aku tidak memaksamu percaya, kamu percaya istrimu atau pembantumu, itu hakmu. Aku tidak pernah bicara tanpa bukti"  Angel meletakkan handphonenya di atas meja lalu pergi. 

"Ayo Rah!" Dia menarik tangan sahabatnya. 

"Sayang, mau kemana? " Tanya Delon, dia heran dengan perubahan sikap istrinya. Moodnya sangat berubah-ubah. 

Angel tidak menjawab, dia terus berjalan diikuti oleh Sarah sahabatnya. 

"Sayang, tunggu kalian mau kemana? " Delon mengejar mereka. Angel mempercepat langkahnya dan masuk ke dalam mobil Sarah. Dia memegang remotnya. 

"Buru!" Ucap Angel 

"Sayang, tunggu, buka sayang, aku percaya sama kamu oke! Buka pintunya sayang!" Delon menggedor pintu mobil itu.

"Jalan!" Titah Angel, Sarah hanya bisa menurut. 

"Kita mau kemana? " Tanya Sarah menghidupkan mobilnya. 

"Ke mall, iya ke rumah Gina lah!" Sahut Angel. 

"Hahaha, dia di rumah emang? dia di kantor dongan! sore baru pulang," ledek Sarah, dia tau sahabatnya lagi badmood. 

"Arrrggg, sial. Aku tidak seharusnya bicara begitu," Delon meremas rambutnya kasar, dia berlari ke rumah.

"Ko, kita kejar mereka!" Ucap Delon begitu dia sampai di ambang pintu.

"Kakak ipar kemana? " Tanya Rian.

"Dia pergi sama Sarah. Kakak kamu marah," Mereka bertiga pergi untuk mengejar kedua wanita itu. 

"Kita ke rumah Juan!" Ucap Angel 

"Ngapain? " Sarah setengah teriak. 

"Gue kangen!"

"Gak boleh. Lu udah punya suami,"

"Salahnya dimana? "

"Lu mau curhat sama Juan. Mau PDKT lagi? "

"Pala lu, gue kangen sama Dafa!" Angel menggetok kepala Sarah pelan.

"Beneran? kangen sama Dafa doang? " Sarah masih ragu. Dia tidak mau mereka saling dekat lagi yang pastinya akan saling menyakiti lagi nantinya. 

"Hem"

"Bos, apa ini gak salah? mereka sepertinya menuju rumah Juan!" Ucap Riko

"Serius kamu?" Delon yang tadinya hanya memperhatikan mobil Sarah, seketika memperhatikan jalan yang mereka lalui. Ternyata benar, istrinya menuju rumah mantannya. 

"Gak, gak ini gak bisa dibiarkan. Potong jalan mereka!" Delon terbakar api cemburu. 

"Jangan Ko, bahaya. Kakak ipar bisa kenapa-napa," Ucap Rian cepat.

"Rian benar Bos, itu bahaya. Lebih baik kita ikuti mereka" Riko membenarkan ucapan Rian.

"Hem, lu serius mau ke rumah Juan? " Tanya Sarah setelah beberapa detik mereka terdiam. 

"Udah sampai? " Tanya Angel balik.

"Iya, mau masuk! " Mobilnya hendak memasuki halaman rumah pria itu. 

Delon sangat marah ketika melihat mobil Sarah melambat di depan rumah Juan. Dia mengepalkan tangannya. 

"Lanjut, gue lapar, gue mau makan dulu. Kita makan di Resto depan!" Dia sedang bersandar dan menutup mata. 

"Ok" Sarah menambah kecepatan mobilnya.

"Lho, mereka kok lanjut?" Tanya Riko.

"Mereka mau kemana sih? " Tanya Rian. 

Delon menarik nafas lega, dia tersenyum. Dia merasa bodoh mencurigai istrinya. 

Sarah memarkirkan mobilnya, dia membantu Angel turun. Mereka masuk ke dalam Restoran dan mencari tempat duduk di pojokan. 

"Ah, akhirnya, gue udah kangen kesini." Ucap Angel mendudukkannya bokongnya. 

"Hehehe, gue heran deh ama lu! sebenarnya, lu tu kangen kesini, apa kangen ke rumah Juan? " Tanya Sarah. 

"Semuanya! " Ucap Angel melihat buku menu yang baru saja diberikan oleh pramusaji. 

"Hmm, gini nih kalo orang lagi bunting, susah dihadapi." Keluh Sarah. 

"Biarin, siapa suruh bikin gue bunting," Angel memesan menu kesukaannya. 

"Hadeh, kalo makan beginian ngapain mesti kesini? mending di Resto kita." Sarah setengah protes akan pesanan sahabatnya yang lagi ngambek itu.