NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:229.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Danzel (Pengakuan)

Setelah makan malam bersama, setiap karyawan kembali ke kamar masing-masing. Luna merebahkan tubuhnya dengan mata yang menatap langit-langit kamar. Ini adalah hari pertama mereka melakukan tour. Dan semua kegiatan yang mereka lakukan terasa menyenangkan.

Suara pintu yang diketuk membuat luna segera bangun dan membukanya. Di depannya, Selly berdiri sambil tersenyum manis ke arah Luna.

"Aku ingin tidur bersamamu disini, boleh?" tanya Selly dengan senyuman manis.

Kening Luna mengerut. Kenapa sahabatnya menjadi gadis manis seperti ini? Ini bukan Selly sahabatnya yang centil dan suka bergosip.

"Kau kenapa?" tanya Luna heran.

"Tidak kenapa. Memangnya kenapa?"

"Tidak. Hanya saja aku merasa geli melihat kau seperti ini."

Puk!

Selly menggeplak pelan lengan Luna. Gadis itu cemberut karena ucapan Luna. Sementara Luna, dia terkekeh pelan karena berhasil membuat Selly kesal.

"Aku hanya bercanda. Ayo, masuk!"

Kedua gadis itu bergegas masuk. Selly langsung mendekati ranjang dan mendudukkan dirinya. Tak berapa lama, Luna juga ikut duduk di sana.

"Kenapa kau mau tidur disini?" tanya Luna.

"Aku sedang kesal dengan Ivan."

"Karena tidak mau duduk di dekatmu saat makan tadi?" tebak Luna yang dibalas anggukan Selly.

"Aku kesal sekali. Dia lebih memilih duduk bersama orang-orang dari divisi lain dibandingkan bersama kita."

"Sadar Selly, itu bukan kemauan Ivan. Di dekat kita juga tidak ada kursi kosong untuk Ivan duduki. Jangan cemburu seperti itu."

"Kau selalu saja membela sahabatmu itu."

Wajah Luna langsung berubah datar mendengar ucapan Selly. "Kau juga sahabatku!" ucapnya, mengingatkan.

Selly memanyunkan bibirnya. Berbicara dengan Luna bukan membuatnya tenang, tapi malah membuatnya pusing.

"Oh ya, Luna. Kau tadi datang dengan mobil bagus. Mobil siapa? Apa Ayahmu membeli mobil baru?"

Luna menatap Selly dengan tersenyum. Namun, otaknya mulai memikirkan jawaban atas pertanyaan Selly. Dia tidak mungkin mengatakan jika tadi adalah mobil suaminya. Bisa-bisa semua rahasianya akan terbongkar.

"Hehehe... Kau ada-ada saja. Mana mungkin Ayahku mampu membeli mobil sebagus itu. Mobil itu milik kenalan Ayah, dia orang kaya. Semalam ayah menemukannya dalam keadaan mabuk, dan ayah membawanya ke rumah. Dan pagi ini supirnya menjemput. Dia memberiku tumpangan kesini," jelas Luna.

Selly menatap menyelidik ke arah Luna. Bukannya tidak percaya pada Luna, hanya saja ia merasa tak yakin atas penjelasan Luna.

"Kenapa? Apa kau tidak percaya?"

"Ya, aku sedikit ragu dengan penjelasanmu. Tapi, aku juga tidak yakin kau berbohong," ucap Selly, kemudian membaringkan tubuhnya. Tapi, beberapa detik kemudian dia kembali terbangun. "Shh... perutku sakit. Aku ke toilet dulu," ucapnya lalu berlari ke toilet yang ada di kamar tersebut.

Luna yang melihatnya hanya terkekeh pelan. Selly memang sedikit aneh.

Sementara itu, di luar, Danzel dan Sekretaris Beni baru saja kembali dari makan malam. Tadi, Danzel sudah memesan kamar yang ada di depan kamar Luna dan berjarak empat kamar dari kamar sang istri. Sementara kamar Sekretaris Beni berada di sebelahnya.

Langkah keduanya mengarah ke kamar. Tapi, belum sempat mereka sampai, terlihat seorang pria mengetuk kamar Luna. Danzel segera bersembunyi diikuti Sekretaris Beni.

"Bukankah itu pria tadi?" tanya Danzel pada Sekretaris Beni.

"Iya, Tuan. Dia pria yang sama," ucap Sekretaris Beni sambil melirik Danzel, melihat reaksi sang Tuan.

"Sialan! Sedang apa dia di depan kamar Luna? Tidak akan aku biarkan!" Danzel hendak menghampiri lelaki itu, yang ternyata adalah Ivan. Namun, Sekretaris Beni dengan cepat menahannya.

"Jangan sekarang, Tuan. Kita lihat dulu, apa yang akan dia lakukan. Jika dia dan nyonya memang memiliki hubungan, kita bisa tahu dan menangkap mereka. Setelah itu, terserah apa yang ingin tuan lakukan pada mereka. Tapi saranku, Tuan lebih baik jangan memarahi nyonya. Mungkin saja nyonya kesepian karena Tuan selalu mengabaikan— maaf, Tuan." Sekretaris Beni meneguk ludahnya dan langsung meminta maaf saat mendapati tatapan mematikan dari Danzel.

Tak ada yang berbicara lagi antara mereka berdua. Mereka fokus menatap ke arah Ivan. Disana, Ivan mulai mengetuk pintu. Dan tak lama, pintu terbuka dan nampak lah Luna. Gadis itu tersenyum lalu berbicara sebentar pada Ivan, yang tak bisa didengar Danzel maupun Sekretaris Beni. Setelahnya, Luna membiarkan Ivan masuk.

Hal itu membuat amarah Danzel meluap. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat. Sekretaris Beni mampu merasakan energi negatif dari sang Tuan.

"Ini tidak bisa dibiarkan!" gumam Danzel dengan suara yang begitu dingin. Membuat Sekretaris Beni meneguk ludahnya. Saat Danzel hendak melangkah, dengan cepat Sekretaris Beni menahannya. Sehingga dia mendapat tatapan tajam penuh kemarahan dari Danzel.

"Apa yang kau lakukan, Beni!"

Sekretaris Beni langsung melepas tangannya yang menahan tangan Danzel. "Ma-maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud menahan Tuan. Tapi saya ingin ingatkan Tuan untuk mengendalikan amarah Tuan. Jangan kasar pada nyonya. Dengarkan penjelasan nyonya."

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan!" balas Danzel dan langsung meninggalkan Sekretaris Beni yang hanya mampu melihat punggung tegap yang berjalan menjauhinya itu.

Danzel mendekati pintu kamar Luna dengan segala perasaan marah dan kecewa yang dia miliki. Dia tak menyangka, baru saja dia mulai mempercayai cinta, dia langsung mendapatkan kekecewaan dan sakit hati.

Memikirkan apa yang dilakukan Luna dan pria itu di dalam sana, membuat hati Danzel semakin panas. Dengan kasar Danzel membuka pintu kamar Luna yang memang tak dikunci oleh Luna.

Brak!!

Luna dan Ivan yang tengah berbincang langsung menoleh ke sumber suara. Danzel menerobos masuk dan membuat kedua orang itu terkejut. Langkah Danzel langsung menghampiri Ivan.

Bugh!

Satu pukulan Danzel layangkan hingga mengenai pipi sebelah kanan Ivan. Membuat lelaki itu sedikit terhuyung.

"Ivan!" teriak Luna khawatir. Luna dengan cepat mendekati Ivan dan membantunya. Setelahnya, dia menatap Danzel. "Apa yang kau lakukan?"

"Apa yang aku lakukan? Aku sedang memberi pelajaran pada bajingan itu!!" balas Danzel. Dia kembali mendekati Ivan dan menarik kerah kemeja lelaki itu. Dan Luna dengan cepat menyentuh tangan Danzel, memintanya melepaskan Ivan.

"Lepaskan Ivan, Danzel! Kau ini kenapa?"

"Diam, Luna! Aku tidak akan melepaskannya! Dia pantas mendapatkan ini."

Bugh!

Danzel kembali melayangkan pukulan. Ivan ingin membalas. Tapi, dia tahu betul siapa orang di depannya. Meski hanya sekali pernah bertemu, dia sangat jelas mengingat seperti apa wajah Danzel, sang pemimpin perusahaan besar dan terkenal. Dia akan lebih aman jika tidak membalas lelaki itu.

"Danzel! Kau gila?!" marah Luna. Membuat Danzel menatapnya.

"Ya! Aku memang gila! Tapi, kau lebih gila Luna!"

"Apa maksudmu?! Kau datang dan langsung memukul Ivan!"

"Kau membelanya? Kau membela pria sialan itu?"

"Ya! Aku membelanya! Apa masalahmu?!"

Selly yang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di kamar Luna begitu terkejut melihat Luna sedang bertengkar dengan seorang laki-laki. Dan dia semakin terkejut melihat kekasihnya yang tersungkur di lantai dengan wajah lebam.

"Ivan!!" pekik Selly. Dia berlari cepat menghampiri Ivan dan membantunya berdiri.

Luna yang mendengar suara Selly menoleh, namun Danzel dengan segera mengarahkan wajah Luna untuk menatap ke arahnya.

"Ulangi sekali lagi! Kau membelanya?" tanya Danzel dengan penuh penekanan.

"Ya, aku membelanya!"

"Luna!!" bentak Danzel keras. Dia melepaskan tangannya dari wajah Luna dan menatap sang istri dengan penuh kekecewaan.

"Kau lebih membelanya dibandingkan aku? Suamimu sendiri?"

Selly dan Ivan yang mendengarnya begitu terkejut. Suami? Apa ini lelucon? Luna tidak pernah menceritakan apapun tentang pernikahan pada mereka. Dan sekarang mereka tiba-tiba mengetahui jika Luna memiliki suami. Mereka sungguh tidak percaya. Tapi, perkataan Luna menjawab semua ketidakpercayaan mereka.

"Suami? Kau mengatakan jika kau suamiku? Kemana saja kau selama hampir empat bulan pernikahan kita? Hah? Kau tidak pernah menganggapku seperti istrimu! Kau mengabaikanku, walau sekeras apapun aku berusaha untuk dekat denganmu. Kau bahkan tidak menganggap pernikahan ini. Kau mengatakan jika pernikahan adalah permainan! Kau tidak memiliki perasaan—"

"Aku memiliki perasaan! Aku sadar sekarang. Aku mencintaimu, Luna! Aku mencintaimu!"

Deg!

Luna terdiam dengan jantung yang berdetak hebat. Sementara kedua sahabatnya terdiam menyaksikan mereka. Selly yang memang tidak mengerti dengan situasi ini langsung mendekati mereka.

"Ada apa ini?" tanyanya, menatap Luna kemudian menatap Danzel. "Tuan, aku benar-benar tidak tahu siapa kau. Tapi, kau datang dan membuat kekacauan di kamar sahabatku. Kau pasti sudah memukul kekasihku! Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Selly. Meskipun yang berdiri di depannya adalah pria tampan dan menawan, dia kali ini tidak akan goyah. Sahabat dan kekasihnya sedang dalam masalah. Dan itu semua pasti ulah dari pria tampan yang berdiri di depannya ini. Dia tidak akan toleransi pada pria itu.

Mendengar kata kekasih membuat Danzel menatap Selly. "Kekasih? Maksudmu apa?" tanya Danzel dingin dengan tatapan tak bersahabatnya. Membuat Selly mundur dan langsung memeluk Ivan.

"Maksudku, Ivan kekasihku. Kenapa dia jadi seperti ini? Pasti kau sudah memukulnya. Katakan, apa kesalahan dia?"

Danzel tak menjawab. Dia malah berbalik menatap Luna yang sejak tadi tak lepas menatapnya. Bisa ia lihat mata Luna yang berkaca-kaca. Dan itu membuat perasaannya terluka.

"Kalian berdua pasangan kekasih?" tanya Danzel tanpa menoleh ke arah Selly dan Ivan. Tatapannya terpaku pada Luna.

"Ya, kami adalah pasangan kekasih. Dan sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan," jawab Ivan. Sementara Selly, dia semakin erat memeluk Ivan.

"Kenapa kau ke kamar istriku?"

"Maaf, Tuan. Aku kemari karena ingin menemui Selly, calon istriku. Ada sedikit masalah di antara kami. Dia mengindari saya dan tidur di kamar Luna. Jadi, saya kemari untuk memperbaiki hubungan kami."

"Kau terlihat akrab dengan Luna."

"Kami bersahabat sejak dibangku sekolah menengah," sahut Selly.

Danzel terdiam. Sekarang, semuanya telah terjawab. Selama ini, dia hanya salah paham pada Luna.

"Kalian keluarlah! Saya akan menghubungi Sekretaris saya untuk memanggil dokter untuk mengobatimu," ucap Danzel.

"Terima kasih, Tuan. Tapi, itu tidak perlu. Selly yang akan mengobati saya," ucap Ivan. "Saya permisi," lanjutnya kemudian menarik Selly keluar dari kamar Luna. Meninggalkan dua orang yang saling menatap dalam diam.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!