Apa jadinya kalau seorang mahasiswa hukum yang playboy di jodohkan dengan seorang janda kaya raya?
Dalam pikiran Boy, janda adalah perempuan gendut dengan make up tebal. Seluruh tubuhnya sudah kendor dan bekas orang. Boy yang sering gonta ganti pacar cantik, tentu saja menentang keras perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi di jodohkan dengan seorang janda walaupun kaya raya.
"Tidak mau! Lebih baik Aku mati daripada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.
Padahal, Krystal tidak sejelek yang Boy pikir. Walaupun sudah berumur 28 tahun dan janda, dia sangat cantik seperti aktris Korea. Krystal juga masih perawan, karena belum pernah tidur sekamar dengan mantan suaminya.
Krystal yang tidak ingin salah memilih suami lagi, memutuskan menyamar menjadi mahasiswi hukum, satu kampus dan satu kelas dengan Boy, untuk mengetahui sifat asli calon suaminya. Terbukti, banyak mahasiswa maupun dosen pria yang naksir Krystal termasuk Boy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
"Kalian mau mengeroyok ku? Kalian lupa aku mahasiswa hukum? Kalian akan masuk penjara. Menurut Pasal 262 UU 1/2023 ayat 1 : Setiap orang yang dengan terang-terangan atau di muka umum dan dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau atau pidana denda paling banyak kategori V, yaitu Rp500 juta."
"Oh ya? Kami baru bisa di penjara kalau Kamu bisa keluar dari sini hidup-hidup."
"Oke kalau begitu. Aku hanya membela diri, jadi Aku tidak akan di tuntut apa-apa setelah keluar dari sini. Jadi jangan nangis kalau ada yang patah kakinya." Boy terlihat tidak takut, membuat Saga semakin geram.
"Kita lihat saja! Apa Kamu masih bisa sombong setelah mulutmu itu hancur! Cepat serang!" titah Saga lagi.
"Pasal 49 ayat (1) KUHP menyebutkan : Barang siapa terpaksa melakukan perbuatan untuk pembelaan, karena ada serangan atau ancaman serangan ketika itu yang melawan hukum, terhadap diri sendiri maupun orang lain; terhadap kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, tidak di pidana. Ingat itu!" oceh Boy menyempatkan diri.
"Sedangkan Pasal 49 ayat (2) KUHP berbunyi : Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana. Ingat juga yang itu!” kata Boy lagi.
Buk
Wajah Boy berhasil di pukul sekali oleh salah satu anak buah Saga, hingga hidungnya berdarah. Saga dan Bagas tertawa puas melihatnya. Boy dengan santai mengusap darah hidungnya yang keluar sedikit. "Kalian yang mulai, ya, ini buktinya!" tunjuk Boy pada darah di hidungnya. "Maju! Ayo maju lagi!" Boy menantang mereka kembali.
"Hajar terus dia!" titah Bagas.
Mereka melayangkan tinju untuk Boy, Boy berhasil menghindari tinju-tinju mereka satu persatu. Tendangan, pukulan, keroyokan, berhasil Boy hindari. Mereka tidak tau, Boy jago bela diri. Siasat itu Boy lakukan agar mereka kehabisan tenaga.
Saga dan Bagas tercengang melihat Boy mampu menghindari serangan semua anak buahnya. Boy dengan lincah menghindar. Sekarang, karena tenaga mereka sudah banyak terkuras, tibalah giliran Boy membalas.
Buk
Buk
Buk
Buk
Buk
Satu persatu pelipis lawan di tinju oleh Boy sekuat tenaga.
Buk
Buk
Buk
Buk
Buk
Tinju di layangkan Boy lagi ke rahang mereka. Setiap kali ada serangan, Boy dengan lihai menghindar. Setiap kali ada kesempatan tipis, pelipis dan rahang mereka menjadi tujuan tinju Boy. Bukan hanya itu, Boy juga menendang lawan dengan kakinya yang kuat, di tendang tepat di bagian belakang leher lawan. Hingga lawan tumbang karena sakit yang teramat sangat.
Buk
Buk
Buk
Buk
Buk
Pukulan dan tendangan yang di bidik di tempat mematikan berhasil membuat lawannya lumpuh satu persatu. Sentuhan terakhir, Boy menusuk dengan dua jarinya tenggorokan lawan. Tusukan itu membuat lawan tumbang kesakitan.
Buk
Buk
Buk
Buk
Buk
Habislah anak buah Saga dan Bagas di tangan Boy. Semuanya terkapar pingsan. Dengan nafas terengah-engah dan tatapan mematikan, Boy berjalan mendekati Saga dan Bagas.
"Sekarang giliran kalian!" ucap Boy dengan suara bariton kerasnya.
"Siapa takut!" Bagas maju ingin menendang Boy. Dengan mudah tendangan itu di tangkis Boy.
Buk
Leher Bagas menjadi incaran tendangan Boy.
Buk
Buk
Pelipis dan rahang Bagas di tinju sekaligus oleh Boy. Bagas langsung pingsan. Saga takut melihat apa yang terjadi di depan matanya.
"Dokter Saga? Masih mau melawanku?" tantang Boy tegas.
Saga yang takut di hajar, mengepalkan tangan nya dengan erat. Dia merasa pengecut karena takut di serang oleh anak ingusan seperti Boy. "Buka pintunya sekarang juga atau Kamu ku habisi!" ancam Boy.
Saga memang tidak terbiasa menggunakan fisik untuk berkelahi. Dia juga tidak jago bela diri. "Awas Kamu Boy, ini belum selesai," batin Saga. Untuk menyelamatkan dirinya sekarang, Saga pura-pura menyerah. Saga membuka pintu otomatis dengan remot di tangannya.
"Dasar pecundang. Bela diri saja tidak bisa. Oh ya, Krystal tidak salah pilih. Bercerai darimu, adalah pilihan tepat. Jangan macam-macam padaku! Bukan cuma adik Kamu yang Ku hajar, suatu saat Kamu juga pasti Ku hajar." Boy memperingatkan Saga.
"Karena Kamu sudah bayar, bahan bangunannya akan ku turunkan. Lain kali, berpikir dulu baru bertindak!" ucap Boy.
Melihat Boy menurunkan barang bangunan itu sambil meremehkan Saga, membuat emosi Saga semakin meluap. Saga mendendam, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk melumpuhkan Boy, bagaimanapun caranya. Harga diri Saga sebagai laki-laki, sudah di buang ke tempat sampah oleh Boy. Saga, ingin mendapatkan harga dirinya kembali. Apapun caranya.