Masalah ekonomi membuat sepasang suami istri terpaksa harus tinggal di salah satu rumah orang tua mereka setelah menikah. Dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua sang istri, Namira.
Namira memiliki adik perempuan yang masih remaja dan tengah mabuk asmara. Suatu hari, Dava suami Namira merasa tertarik dengan pesona adik iparnya.
Bagaimana kisah mereka?
Jangan lupa follow ig @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandiwara
Dava dan Sera sudah sampai di rumah sakit. Sementara Sera menunggu di parkiran, Dava masuk ke ruang rawat inap ibu Ita, dan mendapati Namira tengah shalat isya di dekat ranjang pasien. Akhirnya ia menunggu di kursi di samping kiri ranjang pasien tersebut.
Tidak berapa lama, Namira selesai. Ia melipat mukena dan menyematkan ke dalam sejadah. Lalu menghampiri suaminya.
"Udah lama, mas?" tanya Namira kemudian.
"Baru dua menit."
"Oh."
"Ini baju ganti kamu sama ibu." Dava memberikan tas kain berisi baju ganti tersebut pada istrinya.
"Terima kasih ya, mas."
"Iya, sama-sama."
Namira menaruh tas tersebut ke atas ranjang pasien dekat kaki ibunya. Lalu Dava bangkit berdiri dan memberikan kursi yang ia duduki untuk istrinya. Sementara dia kini berdiri di samping kursi tersebut.
"Oh iya, mas. Tadi Sera bilang katanya dia lagi sakit perut. Dia gak kesini. Terus tadi waktu kamu pulang, dia udah baikan belum?"
"Iya, tadi waktu aku minta dia buat ambil baju ganti ibu juga dia lagi ngeluh sakit perut."
Namira menghela napas kecil. "Kasihan, Sera. Mana dia sendirian di rumah sekarang."
Namira jadi mengkhawatirkan adiknya. Dan ada perasaan bersalah Dava karena sudah ikut bohong tentang sakit perut Sera. Akan tetapi harus bagaimana lagi.
Sedetik kemudian ponsel Namira berdering mengeluarkan panggilan masuk. Begitu di lihat tertera nama adiknya di sana. Tanpa pikir panjang lagi, Namira segera mengangkatnya khawatir terjadi sesuatu.
"Halo, Sera. Kenapa?"
Usai mendengar apa yang Sera sampaikan, kedua bola mata Sera membulat sempurna. Dia kelihatan panik sekali.
Namira melihat ke arah ibunya yang tengah tertidur. Kemudian segera membawa Dava ke luar ruangan.
"Ada apa, sayang? Sera kenapa?" tanya Dava ikutan khawatir.
Namira berusaha mengatur deru napasnya yang memburu. Kepanikan nya membuat ia sulit untuk menjelaskan apa yang terjadi.
"Sera, mas. Sera."
"Iya, Sera kenapa? Kamu tenang dulu sekarang, ya. Pelan-pelan, sayang. Sera kenapa?"
Namira berusaha untuk mengatur napasnya lagi, sebab ia terlalu panik.
"Sera dalam bahaya!" ujar Namira dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Bahaya bagaimana?"
"Sera bilang sekarang di depan rumah ada seseorang yang terlihat mencurigakan. Sera ketakutan sekarang. Sera takut orang itu masuk ke dalam rumah. Aku khawatir, mas. Aku takut orang itu berbuat yang macam-macam. Masalahnya Sera lagi takut dan panik banget sekarang. Dia gak bisa berbuat apa-apa karena takut orang itu nekad melakukan sesuatu."
Dava berusaha menenangkan Namira.
"Tenang sayang, ya. Kamu tenang. Kalau begitu aku pulang ke rumah sekarang, kamu tetap di sini aja karena di sini aman. Aku bakal pastikan Sera aman."
Namira mengangguk antusias. "Iya, mas. Aku minta tolong sama kamu, tolong jagain Sera, ya. Aku takut sesuatu terjadi padanya. Aku minta tolong sama kamu ya, mas. Soal ibu biar aku aja yang jagain sendiri di sini, ada suster dan yang lain juga di sini. Aku yakin sekali, Sera pasti ketakutan banget sekarang. Kamu temenin Sera ya, mas."
Namira memohon pada Dava untuk menjaga Sera di rumah. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada adiknya. Setidaknya jika suaminya stay di rumah, ia sedikit lebih tenang.
"Ok, aku pulang sekarang, ya. Maaf ya aku gak bisa stay di sini buat nemenin kamu."
"Aku gak apa-apa, mas. Yang penting Sera aman dan baik-baik saja."
"Iya, sayang. Aku pulang sekarang, ya."
"Iya, mas. Kamu hati-hati, ya."
Dava mengangguk. Kemudian pergi setelah berhasil meyakinkan istrinya jika semua akan baik-baik saja.
"Semoga mas Dava datang tepat waktu dan Sera baik-baik saja," harap Namira.
_Bersambung_