⚠️⚠️ LOWONGAN JADI PACAR ⚠️⚠️
DIBUKA PENDAFTARAN MENJADI PACAR SELAMA SATU BULAN.
DENGAN SYARAT :
- YANG PASTI HARUS LAKI-LAKI DAN WARAS.
- GAK HARUS GANTENG TAPI JUGA GAK JELEK-JELEK BANGET TAPI HARUS WANGI.
- PUNYA KENDARAAN SEPERTI MOTOR ATAU MOBIL, GAK PERLU PESAWAT, HELIKOPTER, KERETA API TAPI BUKAN BECAK APALAGI ODONG-ODONG JUGA.
- GAK HARUS PEKERJA, PENGANGGURAN JUGA GAK PA-PA ASAL KALAU NGEDATE BAYAR SENDIRI.
SELAMA PACARAN NO KISS-KISS, NO PELUK-PELUK, NO HUBUNGAN INTIM, HANYA BOLEH PEGANG TANGAN.
JIKA BERMINAT HUBUNGI NOMOR 08********80. PENDAFTARAN HANYA DIBUKA SELAMA TIGA HARI MULAI DARI HARI INI.
Flanella Putri Anjani, gadis berusia 20 tahun membuat status di WhatsApp yang hanya bisa dilihat teman-temannya itu karena gabut.
Siapa sangka karena statusnya itu, Fla jadi terjebak dalam pernikahan dengan pria dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Whaaat???
Setelah bersalaman dengan kedua orang tua Barron, Fla pun mendaratkan bokongnya di kursi. Otak Fla bekerja memikirkan sesuatu.
Sepertinya gue pernah lihat dua orang ini, tapi dimana yah? gumam Fla dalam hati sambil melirik kedua orangtua Barron yang sedang mengobrol dengan kedua orangtuanya.
Ini juga si Barongsai mana sih! Kok malah ngumpulin para orangtua disini! Apa coba maksudnya kayak mau lamaran aja! gerutu Fla lagi. Tapi tak lama mata Fla membulat.
Eits... Tunggu sebentar! Lamaran? Apa jangan-jangan si Barongsai...
Ceklek. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Kata-kata Fla pun menggantung dalam hatinya. Ia pun menoleh kearah pintu.
Ternyata yang membuka pintu adalah Barron. Barron pun masuk kedalam ruangan. Tapi ia tidak sendiri, melainkan bersama empat pria paruh baya bersama-nya.
Siapa lagi tuh yang di bawa? Gumam Fla dalam hati melihat empat pria paruh baya itu.
"Maaf terlambat." ucap Barron pada kedua orangtuanya dan kedua orangtua Fla.
Setelah itu Barron pun mempersilahkan keempat pria itu untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan. Dua orang duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Barron dan Fla sementara yang dua lagi duduk di belakang dua orang itu.
Setelah keempat orang itu mengambil posisi masing-masing, barulah Barron duduk di kursi kosong sebelah Fla.
Fla menatap wajah Barron seolah ingin bertanya, ada apa ini? Tapi yang di tatap malah tidak menoleh kearah Fla sama sekali dan terus menatap kearah dua orang yang duduk di hadapan mereka.
"Apa sudah bisa di mulai?" tanya Papa Benneth pada Barron.
"Sudah Pa, mulai saja." jawab Barron dengan wajah datarnya.
"Baiklah. Jadi seperti yang sudah disampaikan Barron pada kami dan saya rasa Barron juga sudah menyampaikan kepada kedua orangtua Saudari Flanella dan sudah kita sepakati bersama kalau malam ini kita akan menikahkan putra-putri kita-"
"Whaaaat????" teriak Fla begitu mendengar kalimat menikahkan putra-putri kita.
"Apa-apaan ini! Kesepakatan darimana? Siapa yang buat kesepakatan?! Saya gak ngerasa buat kesepakatan apa-apa!" ucap Fla.
"Kita kan udah sepakat Fla!" jawab Barron.
"Sepakat apa?" tanya Fla.
"Dua puluh sembilan hari yang lalu, kita sepakat kalau selama dua puluh sembilan hari aku ikutin mau kamu dan satu hari kamu ikutin mau aku! Bahkan semalam juga kamu janji kan mau ikutin apa saja kemauan aku malam ini." jawab Barron dengan santai-nya.
Fla langsung mengernyitkan wajah-nya, bukan hanya keningnya sangking herannya dengan jalan pemikiran Barron.
"Ini nikah Barongsai! Nikah itu bukan untuk mainan!" geram Fla.
"Aku memang lagi gak main-main! Aku serius mau menikahi kamu." jawab Barron masih dengan wajah datarnya.
"Woah... loe ngajak gue nikah udah kayak ngajak gue bungee jumping yah!" protes Fla.
"Ngelamar kagak, ngucapin kalimat yang romantis kagak, tau-tau langsung ngumpulin orangtua! Jangan bilang kalau bapak-bapak ini orang KUA?" kata Fla lagi.
"Mmm... Bapak yang ini dan dibelakangnya orang dari KUA dan bapak yang ini dan di belakangnya dari catatan sipil." jawab Barron dengan santai-nya sambil memperkenalkan empat orang yang dia bawa.
"Whaaat????" pekik Fla. Tiba-tiba saja Fla seperti terserang vertigo akut.
Mama Rasti berdiri dari duduknya.
"Fla, ikut Mama sebentar, ada yang Mama ingin bicarakan dengan mu." ucap Mama Rasti lalu keluar dari ruangan itu.
Otak Fla yang sudah ngambang di awang-awang pun menuruti kata-kata Mama Rasti dan menyusul Mama Rasti.
Sedangkan Papa Felix, ia tetap duduk di tempatnya. Sejak tadi Papa Felix hanya diam karena sejujurnya ia tidak menyetujui cara putri tunggal-nya menikah seperti ini, tapi karena ada tekanan dari gundiknya agar Papa Felix menuruti saja kemauan Mama Rasti, karena gundik Papa Felix tau setelah Fla menikah maka Mama Rasti akan menceraikan Papa Felix. Atas tekanan itu, mau tidak mau Papa Felix hanya bisa diam.
💋💋💋
Bersambung...
Si Barron terlalu sat set sat set yah. Takut yah bang, banyak tikungan tajam soalnya. 🤭🤭
Jangan lupa tinggalin jejak yah. 💋💋💋
bonchap Thor ☕