Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Hutan Rimba
"Ozil!" pemuda yang baru berheni setelah melangkah dengan tatapan lurus karena tidak mau tengak kanan dan tengok kiri, dengan alasan takut melihat makhluk yang seram, nampak terkejut saat mendengar namanya ada yang menyebut. Meski takut, Ozil juga penasaran karena namanya dipanggil seseorang. Padahal dia penghuni baru di komplek daerah itu, tapi ada suara dengan lantang menyebut namanya.
"Hey! Dipanggil kok diam aja," suara itu malah mendekat di saat Ozil hendak menoleh. Karena cukup kaget, pemuda itu sampai terlonjak.
"Astaga!" pekik Ozil seketika langsung menoleh. "Mbak!"
"Kenapa? Kok kaget gitu? Kamu habis lihat setan?" tanya seseoang yang ternyata adalah seorang wanita.
"Nggak juga, Mbak," kilah OZil. "Aku kaget aja, soalnya di sini kan aku masih baru, tapi udah ada yang memanggil namaku dengan jelas. Mbak kok balik lagi ke sini?" tanya Ozil yang memang mengenal wanita itu karena dia bekerja di tempat yang sama dengan Ozil.
"Iya, nih. ada yang ketinggalan. Pas mau dikerjain, eh malah baru keingat kalau datanya nggak kebawa saat pulang tadi."
Ozil nampak manggut manggut lalu dia membuka gerbang. Diikuti oleh wanita itu, mereka masuk ke dalam area kantor. Kini dua orang itu sudah berada di tempat kerja wanita yang tadi. Tadinya Ozil mau langsung ke kamar, tapi wanita itu minta di temenin sebentar karena ada pekerjaaan yang harus dia salin sebelum di bawa pulang. Di atas meja, ada papan yang bertuliskan nama Lisa Anggraini. Itu berarti nama wanita itu.
"Kamu berani tinggal di sini sendirian, Zil?" tanya Mbak Lisa sambil matanya menatap laptop yang baru saja diaktifkan.
"Ya mau tidak mau harus berani, Mbak. Lagian, aku kan laki laki, masa nggak berani tinggal sendirian," ucap Ozil dengan kepercayaan diri yang tinggi. Paling tidak pemuda itu biar kelihatan keren di mata wanita yang kata pak satpam, dia adalah seorang janda.
"Waw! Keren dong kalau jadi cowok pemberani? Pasti pacarmu bangga?" puji Mbak Lisa sesekali menatap Ozil yang memang duduk di kursi seberang meja dimana wanita itu berada.
"Cowok miskin mana laku, Mbak. Baru kasih kode, langsung dihempaskan."
"Hahaha ,,, bisa aja kamu, Zil." Ozil pun ikut cengengesan.
Wanita itu mulai fokus dengan pekerjaannya setelah suara tawanya reda. Ozil yang tidak mau menggangu, memilih beranjak, pindah ke kursi lain tapi masih dalam ruangan yang sama. Tapi sayang, baru saja hendak berdiri sambil membelokan tubuhnya, tangan Ozil tidak sengaja menyenggol tumbukan kertas yang ada di atas ujung meja, tepat di hadapannya.
"Loh, Ziiil!" seru wanita itu nampak terkejut begitu melihat apa yang terjadi di hadapannya.
"Maaf, Mbak, nggak sengaja," ucap Ozil tak enak hati. Tanpa menunggu disuruh, Ozil langsung bergerak merapikan kembali kertas kertas yang berhamburan di lantai.
"Nanti dirapikan lagi sesuai huruf yang ada dipojokan itu, Zil," titah wanita yang sedang menatap layar laptop.
"Baik. Mbak!" satu persatu Ozil memunguti kertas yang berserakan di lantai. Nanti kalau sudah terkumpul, kertas kertas itu baru diurutkan seperti yang diperintahkan. Di saat Ozil memungut kertas yang berada di kolong meja kerja wanita itu, mata Ozil dikejutkan dengan sesuatu yang tidak biasa. "Ada hutan rimba!" pekik Ozil lirih.
Mata Ozil agak melotot saat tak sengaja melihat hutan rimba dibalik rok yang dipakai wanita, yang sedang fokus dengan pekerjaannya. Kaki wanita itu agak membentang dan rok yang dipakai juga sedikit tinggi di atas lutut. berbagai pikiran langsung muncul dalam kepala pemuda itu. Agar bisa melihat hutan rimba lebih lama, Ozil kembali menyebar kertas yang sudah dia kumpulkan di kolong meja itu.
"Ni orang sengaja hanya memakai rok atau gimana? Astaga!" gumam Ozil sangat lirih. Karena takut dicurigai, Ozil segera saja menyeleasikan pekerjaannya. Di saat kepala Ozil nongol dari balik kolong meja, di saat itu pula Mbak Liza selesai dengan keperjaannya.
"Aku udah selesai, Zil," ucap Mbak Lisa sambil mematikan layar laptop lalu meraih sebuah flasdisk. "Itu nanti dirapikan. data penting itu. Aku mau pulang dulu."
"Iya, Mbak," setelah berbasa basi sejenak, wanita itu berlalu meninggalkan Ozil yang pikirannya masih sangat mengingat dengan jelas rerimbunan yang sangat menggoda untuk disentuh. "Lagi lagi cuma bisa lihat doang, menyebalkan."
Sementara itu di tempat lain, kelima hantu wanita yang saat ini masih berusaha mencari hantu yang bisa melatihnya agar bisa memiliki kekuatan. Sekali mereka juga berlatih sendiri, sambil istirahat. Sama seperti malam ini, mereka sedang duduk di sebuah taman sambil berlatih secara bergantian. Di saat mereka sedang asyik berlatih sembari bercanda, mereka mendengar suara yang sangat mengejutkan.
...@@@@@@...
