NovelToon NovelToon
I Love U! Suami Dadakan

I Love U! Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Teen School/College / Tamat
Popularitas:944.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: unchihah sanskeh

Aku yang terjebak hubungan terlarang di luar nikah dan di tipu kekasihku yang membawaku kabur dari rumah ke kota, Tiba-tiba di lamar dan di nikahi oleh seorang Polisi yang terpaut 9 tahun lebih tua dariku. Polisi yang membantuku pulang ke rumah dan berdamai kembali dengan ayah.

Menjalani Pernikahan kilat dengan seorang pria asing yang sama sekali belum ku kenal sebelumnya, demi menebus dosa pada ayah yang sudah ku buat sedemikian hina.

"Kenapa kakak mau menikahi dan bertanggung jawab untuk seseorang yang tidak kamu kenal dengan baik?" ~ Karunia

"Karena aku tahu rasanya tidak punya orang tua." ~Anta Reza

meski begitu dia bukan sosok yang sempurna, dia memiliki kelemahan permanen yang membuatku akhirnya paham bahwa tidak ada seorang pria mau menikahi wanita asing yang mengandung anak dari orang lain dengan sukarela, sebagaimana pemikiran orang lain pada umumnya. hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa ia memiliki alasan lain yang lebih masuk akal, selain dari yang telah dia ucapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 - Hanya Orang Tua yang Tahu

Kak Anta meraup wajah tampannya kasar, seakan dia menghadapi situasi genting yang menyulitkan. dia bangkit dari simpuhannya di hadapanku, tangan kirinya memegang pinggang, dan aku hanya bisa memperhatikan tingkahnya.

Apa yang ada dalam pikiran Kak Anta saat ini? apakah dia marah? atau justru khawatir? semua memiliki kemungkinan. Kalaupun marah, marah padaku atau pada nyonya Willis lawan ku berkelahi. Jawabannya akan sama, semua memiliki kemungkinan.

"Kenapa harus sampai ribut? masih kebawa sifat remaja? tidak bisa atur emosi, tidak bisa mengambil sikap, semua hanya bisa selesai dengan adu jontos?!"

Dia memutar badan dan menghampiriku. Pandanganku meremang karena air mata yang mulai menumpuk di pelupuk mataku. Kemudian dia berlutut lagi di hadapanku, meraih tanganku, dan menggenggamnya erat-erat. Lalu dia mengangkat wajah, menyorongkan nya ke wajahku.

"Tatap aku," Katanya.

Kami pun saling bertatapan, saling bertanya-tanya barangkali ada sesuatu yang tak terduga. Air mata memenuhi mataku. Ku tundukkan kepala sambil mengusap kelopak mata dengan punggung tangan. Sementara Kak Anta terus menatapku dengan sorot penuh marah, dia siap menghunus ku dengan kekecewaannya, dan aku bisa mati karenanya. Di waktu ini, dia menunjukkan sisi tegasnya padaku. Memang begitulah lelaki.

"Apakah perhatianku selama ini tidak cukup? Kenapa harus sampai ribut-ribut, pukul-pukulan seperti kucing liar? Kamu mau cari perhatian atau bagaimana Kania?" Begitulah dia menunjukkan Ekspresi geramnya padaku. Ucapannya mulai melantur ke sana ke mari dan tanpa memberikan ku kesempatan untuk menjelaskan, dia terus mengoceh.

"Kamu memukul ibu-ibu Kania! Kamu tahu? aku malu sekali waktu tetangga telpon karena kamu buat ulah besar begini. Aku mengerti usiamu masih remaja, masih kesulitan mengatur emosi. Tapi kamu pun harus ingat, kamu itu calon ibu! jangan berbuat sesuatu semau mu saja!"

"Bagaimana aku menyelesaikan urusan ini? aku ini aparat keamanan, tapi istriku malah buat onar. Mau ditaruh di mana muka ku ini, Kania?"

Hancur aku bagai segumpal batu yang meledak berkeping-keping menjadi jutaan kerikil kecil yang berpencar, semua bagiannya akan sulit menyatu, begitu sulitnya karena wujudnya pun sudah hilang.

Aku gemetar mendengar suaranya. Napas pun sesak, ucapannya tak ayal bagai tali tambang yang mencekik ku begitu kuat sampai aku kesulitan bernapas. Aku terisak bukan karena kemarahannya, melainkan karena hatiku yang terasa kosong. Sosoknya yang ku kagumi dan bahunya yang ku yakini sebagai tempat bersandar kini jatuh menjadi Lelaki yang penuh rahasia, tiap kata dan tindakannya tak akan bisa ditebak.

"Justru karena aku seorang ibu, Kak... " Kataku terbata, "Aku membela anakku yang dihakimi oleh mereka."

Dengan berat hati dan perlahan-lahan aku mulai melanjutkan, tepat saat itu Kak Anta kembali berdiri dan membelakangi ku.

"Andai aku memang hewan liar, bukan cuma nyonya Willis saja yang ku serang, pasti sudah ku hajar mereka semua. Ku habisi sampai koma, Ibu mana yang terima anaknya disebut haram?"

Kak Anta mematung di bibir gazebo dalam rumah, Sementara aku berusaha untuk melanjutkan. Buliran air bening itu terasa menghangat mengalir di wajahku. Ia mendekat lagi ke arah ku, matanya membelalak tak percaya ketika mulut bungkam ku akhirnya terbuka, ketika isi hati dan pikiranku itu ku utarakan. Kata-kata yang di dengarnya barusan adalah benar-benar adanya, haram, mereka menyebut anakku adalah anak haram.

Aku terisak sambil menatap wajahnya lekat-lekat. Kemudian ku alihkan pandanganku. Hampa dan perih. Kini aku tak bisa membayangkan jika harus menangkap pandangan matanya yang menyakitkan. Kalaupun harus ku pandang, aku tak tahu akan berapa lama aku kuat menangkap cahaya berpijar dari mata cokelatnya yang bening.

"Aku mengerti mungkin masa lalu ku yang suram begitu melekat dalam diri Kak Anta, aku yang putus sekolah, tidak punya pendidikan tinggi dan pergaulan bebas. Aku tahu mungkin sosok diriku begitu bertolak belakang dengan Kak Anta yang sempurna. Aku juga sangat mengerti jika Kakak menganggap aku lah sumber masalahnya."

"Karena itu aku selalu berusaha untuk menyesuaikan agar pantas berada di samping kakak, Aku bisa bersabar saat dibandingkan dengan Mbak Isma, aku bisa bersabar saat disebut hamil duluan, aku bisa bersabar disebut kasar. Tapi Kak, Aku tak bisa menahan diri saat anakku disebut anak haram."

Air mata terus membasahi pipiku, manik bening itu seakan sulit di bendung bagai banjir bandang yang begitu deras dan tak terkendali, terus menghantam dan hanya menimbulkan kesakitan. Dan Kak Anta masih membisu, mungkin ia pun tak tahu harus merespon ku bagaimana. lantas aku segera bangkit dari kursi dan melanjutkan.

"Mau ku jelaskan bagaimanapun juga. Tentu saja, kakak tidak akan mengerti yang ku rasakan, karena ini memang bukan anak kakak!!"

Setelah ku utarakan semua, Ku hempas badan Kak Anta dan meninggalkannya bersama dengan tanda tanya. Ku banting pintu kamar, dan ku kunci rapat-rapat sebelum Kak Anta menyusul. Dari luar, dia memohon agar ku bukakan, sambil terus berusaha menyampaikan rasa bersalahnya, Kak Anta terus mengetuk pintu memanggil-manggil namaku.

Tentu saja, Kak Anta tidak akan mengerti ...

Sebab anak ini, memang bukan anaknya ...

Mau haram, mau bukan ...

Tidak akan masuk ke hatinya ...

Aku hanya bisa menangis di lutut sendiri, saat ini tak akan ada bahu untuk ku bersandar dan tak akan ada telinga yang mau mendengarkan. Hanya cicak dan langit-langit saja...

...****************...

Hai Besstt... lemas author. Ga ada kata-kata dulu, terkuras energi bikin scene ini, semoga bisa merasuki halu kalian juga ya. (´∩`。)

Maaci untuk dukungannya di BAB ini, author ucapkan sayang kalian banyak-banyak. Jangan lupa istirahat! Jaga kesehatan selalu, ya ^^

Rekomendasi juga buat kalian, mampir ya ke sini!!

1
Siti Aisyah
Kecewa
Siti Aisyah
Buruk
Juna Dong
luar biasa
Yatie Amoya
kok sedih yak
yuning
sempat merinding ketika kata sah terucap
yuning
Petra pasti adiknya pak pol
yuning
nyesek
yuning
pedih 😭
yuning
Kania pinter,tak mungkin seseorang meninggalkan kekasihnya tanpa alasan
Fitri 2708
kania nya aja emng hadehhh 😌😏😒
Wasilah Ismail
kalau secara dunia nyta dri pertama aku baca di sini Anta yg salah,tpi balik lgi ini dunia fiksi tp aku suka
hbsya
gathellll
Endah Setyati
Menerka nerka ,,dr ucapan anta yg berkata bergantung hidup dr orang lain dan berhutang Budi seumur hidup,,,apa mungkin anta berhutang Budi dengan keluarga Petra?? dan di suruh menikahi Kania untuk balas Budi keluarganya,,?? 🤔🤔🤔
Endah Setyati
Apa anta ada hubungan keluarga sama Petra ??
Khodijah Ijah
Kecewa
Khodijah Ijah
Buruk
Dee
Luar biasa
Dee
Di kasih hati minta jantung. Cocok untuk penggambaran sosok Isma ini 😏
Jumi Eko
bagus
Phiby Ortiz
sorry,tapi ini ga adil buat isma,isma ga salah apa2,tapi diputusin gtu aja,kalau jdi isma mana ada yg ga sakit hati
Wasilah Ismail: sabar ini hanya fiksi,aku pun sakit hati tp ya mau gmna lgi autor nya yg nulis cerita nya mau bagai mna lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!