I Love U! Suami Dadakan
Namanya adalah Anta Reza. Semua orang tahu dan memang ku akui bahwa dia memang tampan. Aura manly dan ketampanannya itu memancar tak hanya dari morfologi fisik yang menggambarkan kejeniusan Tuhan dalam merancang dan menciptakannya, tetapi juga pada kebaikan hatinya yang mau menikahi aku, seorang gadis tanpa masa depan karena telah hamil di luar nikah.
Kenapa?
Mungkin itu adalah pertanyaan yang muncul dalam benak para individu saat mengetahui polisi 28 tahun itu mau meminang ku seorang gadis biasa yang baru tamat dari Sekolah Menengah Atas. Tentu saja bukan orang lain saja yang terkejut, tetapi aku juga begitu. Ketika dia mengatakannya dengan lantang di depan ayahku; "Biar aku yang menanggungnya, izinkan saya menikahi putri anda."
Dia berperan sebagai pelipur lara bagi setiap makhluk yang telah salah memilih jalan dan kalah melawan takdir, dia adalah pelita dan penghibur bagi ayahku yang renta, duniaku yang sedih dan tenggelam dalam ratapan melankolis.
Untuk menjelaskan pertemuan dan peristiwa hingga akhirnya kami dapat menikah, mungkin satu bab ini saja tak akan cukup. Maka biarkan aku buat dalam pandangan yang sederhana saja, semua ini bermula saat aku kabur ke kota bersama kekasih ku. Saat itu, ketika pertama kali naik ke kelas 12 aku lebih aktif bersosialisasi terutama dalam berteman. Aku merasa waktu itu adalah saat bagi diriku untuk mencari jati diri dan menikmati masa remaja.
Aku sering keluar rumah untuk main atau sekedar jalan-jalan dengan teman-temanku. Di sini lah drama sentimentil itu bermula, merekalah yang memperkenalkan dia kepadaku, pria yang menjadi kekasih pertamaku. Aku berkenalan dengannya di sebuah pertemuan yang penuh dilema dan hiruk pikuk. Pertemuan yang kelabu.
Seiring berjalannya waktu, kami jadi demikian dekat dan saling mengenal lewat perkenalan yang rumit dan panjang. Dia memberikan aku pengalaman tentang romansa di masa remaja, dia memberikan perhatian, tak pelak juga rayuan dan gombalan maut di sertai beberapa hadiah kecil yang sebelumnya memang belum pernah ku dapatkan. Pertemuan yang demikian rutin, hampir setiap hari, aku merasa hariku begitu berwarna dan penuh cerita sejak berkenalan dengannya. Maka bukan barang aneh bila aku terbujuk dan jatuh cinta padanya.
"Aku jatuh cinta padamu, kamu cantik dan aku sangat tertarik, kamu persis seperti kolam misterius yang menggugah siapa saja untuk mengenalnya secara lebih dalam. Aku ingin kamu jadi kekasihku, agar orang lain tak dapat memilikimu. Maukah?"
Beberapa bulan setelah berpacaran dengannya, ayah mulai risih dengan pergaulan dan tingkah laku ku yang sering meninggalkan kewajiban sebagai anak dan pelajar, ayah merasa bahwa aku telah menyalahi fitrah sebagai anak perempuan yang seharusnya diam di rumah. Ayah marah karena aku sering pergi ke sana kemari setelah pulang sekolah, sebab itu berlangsung bukan satu atau dua jam saja tapi bisa dari siang sampai malam.
Pernah suatu hari, mungkin karena sudah geram dan khawatir ayah mulai bersikap keras padaku. Sebagai orang tua mungkin ayah telah menyadari gelagat ku yang sudah tahu berpacaran, hal yang tak lazim dan sangat dilarang ayah. Aku dipukuli, berkali-kali sampai badanku merah dan memar. aku menangis semalaman dan merasa ayah adalah orang tua paling jahat yang pernah ada.
Hingga yang paling parah, aku pernah di kurung di kamar mandi dan di pukul habis-habisan dengan tangan kosong, setelah ayah tahu sesuatu tentangku yang membuatnya marah besar. Aku yang hancur sedemikian rupa akhirnya menghubungi Petra sampai ia mengusulkan untuk mengajakku minggat dari rumah. Awalnya aku menolak, karena bagaimana pun juga ayah adalah satu-satunya orang tua yang kini ku miliki, ibu sudah meninggal sejak aku berusia dua tahun. Namun, setelah peristiwa di kurung itu, aku begitu marah dan hancur, perasaanku tidak karuan dan akhirnya ku putuskan untuk menuruti ide dari Petra.
Kami akhirnya kabur bersama ke kota, saat itu aku merasa begitu bebas dan senang dapat meninggalkan penjara ayah yang kejam. Meski di dasar hatiku, aku juga merasa sedih dan bersalah karena meninggalkan ayah sendirian. Tetapi, Lagi-lagi Petra mampu meyakinkan aku untuk terus menyusuri jalan yang telah ku pilih ini.
Dan di sinilah kisah cinta kedua ku di mulai, kisah cinta yang sentimentil dan dewasa, kisah antara aku dan Kak Anta bermula. Aku yang duduk sendirian di alun-alun kota sambil makan nasi goreng yang dibelikan oleh Petra tiba-tiba di datangi segerombolan polisi yang tengah berdinas berkeliling kota. Tengah malam, sendirian, perempuan. Tepat sekali, itulah alasan para polisi ini menghampiriku.
Aku di berikan banyak pertanyaan, seperti tengah menghadapi ujian lisan. Mereka yang tegas namun juga baik dan ramah setelah mengetahui masalah yang aku alami, aku di bawa sendirian ke kantor tempat mereka dinas untuk akhirnya di antar pulang kembali ke rumah ayah di desa. Sementara Petra, dia tak kunjung kembali setelah pergi mencari toilet. Jadi tinggallah aku sendiri.
Tak seorang pun paham di mana letak jiwa seseorang. Kita hanya mengetahuinya dengan meraba-raba. Kesan yang muncul dalam diri kita menyangkut jiwanya yang murni. Ia terjaga dari belenggu yang membosankan. Dia selalu lari dari segala yang menjajah kebebasannya. Dengan begitu jiwanya selalu hidup, tak tertekan, memiliki ruang gerak.
Karena kejadian ini akhirnya aku mengetahui bahwa Petra ternyata sengaja membawaku ke kota dan meninggalkan aku sendirian karena enggan bertanggung jawab. Aku hancur berkali lipat, seperti di jatuhi komet dan meteor dalam waktu yang bersamaan, sakit dan kecewa aku menelan pil pahit di saat sedang mengandung anak dari hasil hubungan bebas yang ku lakukan.
Tak sampai di situ saja, ayah yang masih hancur, menolak kepulangan ku di rumah. Ayah bahkan sampai kalap ingin melempar ku dengan kursi di depan polisi-polisi yang mengantarku ini.
Dengan segala peristiwa melankolis itu, beberapa hari setelahnya, salah seorang polisi yang mengantarku waktu itu datang kembali di temani satu orang lagi yang lebih tua, sebut saja komandannya. Aku tidak mengenal mereka dengan baik, namun dia malah menjadi salah satu laki-laki paling penting dalam hidupku.
"Saya Anta Reza, polisi yang membantu Karunia, putri anda pulang ke rumah kemarin. Saya tahu mungkin pertemuan kami berlangsung singkat dan belum mengenal dengan baik satu sama lain. Tetapi, saya mohon izin untuk memikul tanggung jawab atas putri anda, Pak. Tolong, izinkan saya menikahinya."
Dengan segala kelebihan dan kekuranganku, dia mampu menerimaku meski pun masih bersikap dingin dan kaku. Kami menikah, dan Kak Anta (begitu aku memanggilnya) dia menjadi suami dadakan yang menyelamatkan aib keluarga dan harga diri ayah yang sudah ku hancurkan sedemikian hina.
"Kenapa kakak mau menikahi dan bertanggung jawab untuk seseorang yang tidak kamu kenal dengan baik?"
"Karena aku tahu rasanya tidak punya orang tua."
Meski begitu dia bukan sosok yang sempurna, dia memiliki kelemahan permanen yang membuatku akhirnya paham bahwa tidak ada seorang pria yang mau menikahi wanita asing yang mengandung anak orang lain dengan sukarela, sebagaimana pemikiran orang lain pada umumnya. Hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa ia memiliki alasan lain yang lebih masuk akal, selain dari yang telah dia ucapkan.
Aku Karunia, dan inilah kisah cintaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Elen Situmorang
aku mampir..semoga aku betah
2024-02-17
1
Khoi No Limit
lanjut
2023-07-07
0
Indah Sari
Dari gaya bahasanya aja udah menarik..
mari kita lanjutkan membaca.. 😊😊
2023-06-13
2