3 tahun menikah, Yusuf selalu bersikap dingin terhadap Hazel.
namun saat Hazel memutuskan untuk pergi, Yusuf seperti orang gila mengejar cinta sang istri mati-matian.
Ikuti kisahnya hingga akhir ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita bercerai saja
"Secara medis, kondisi anda baik-baik saja. Tidak ada kelainan apapun. Sepertinya penyakit anda ini tidak berhubungan dengan medis, tapi dengan psikologis anda. Bisa karna trauma atau masalah psikologis lainnya." ucap dokter Alden seusai melakukan serangkaian pemeriksaan pada Yusuf.
Di ruangan bercat serba putih itu, dokter Alden dan Yusuf terlibat pembicaraan yang cukup serius. Keduanya duduk saling berhadapan, tatapan kedua pria itu terlihat sangat serius seiring dengan topik yang sedang mereka bicarakan.
"Maksud anda apa dokter?" tanya Yusuf yang tidak merasa puas mendengar perkataan sang dokter yang mengatakan dirinya baik-baik saja, padahal pada kenyataannya kondisi Yusuf beberapa tahun terakhir ini sedang tidak baik-baik saja.
Terutama dengan bagian reproduksinya.
Tidak bisa berhubungan badan dengan lawan jenis selama bertahun-tahun, sungguh membuat pria dewasa seperti Yusuf amat tersiksa. Terlebih tuntutan dari pihak kedua belah orang tua yang terus menuntut untuk diberikan seorang cucu.
"Coba anda pikirkan kapan terakhir kali anda berhubungan dengan seorang wanita? Mungkin ada hal yang belum anda selesaikan dengan wanita tersebut. Lebih baik anda temui saja wanita itu dan selesaikan masalah yang belum selesai diantara kalian." dokter Alden menyarankan.
Mendengar perkataan dokter Alden, seketika pikiran Yusuf tertuju pada sang mantan istri yang sudah bertahun-tahun tidak pernah ia temui.
"Apa kondisiku saat ini berhubungan dengan Hazel? Apa dia mengutukku hingga aku berakhir seperti ini?" gumam Yusuf di dalam batinnya.
Tatapan Yusuf tertuju pada dokter Alden yang menjadi lawan bicaranya, tapi pikiran pria itu tidak benar-benar ada di sana.
"Hubungan saya dengan mantan istri memang berakhir dengan cara yang kurang baik dokter." ucap Yusuf dengan wajah sendunya.
Setiap kali mengingat perpisahaannya dengan Hazel 5 tahun lalu, hati Yusuf masih merasa terluka.
"Kalau begitu coba temui mantan istri anda dan selesaikan masalah yang belum selesai diantara kalian dengan cara baik-baik. Saya yakin kondisi anda akan jauh lebih baik setelah kalian betemu." dokter Alden kembali memberi saran.
"Itu tidak mungkin dokter. Sejak kami resmi berpisah kami tidak pernah berhubungan lagi, dimana dia sekarang saja saya tidak tahu. Kalaupun kami bertemu lagi saya juga tidak yakin bisa berbicara dengan baik-baik dengan dia. Dia pasti sangat membenci saya sekarang." lirih Yusuf.
Pria itu menjeda ucapannya kala dadanya mulai terasa sesak, Yusuf menghela napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan.
"Apakah ada cara untuk mengembalikan keadaan saya seperti dulu lagi dokter? Tanpa harus melibatkan mantan istri saya tentunya?" tanya Yusuf yang merasa pertemuannya dengan Hazel tidak mungkin terjadi.
"Ada..."
Sang dokter membisikan sesuatu di telinga Yusuf.
Yusuf merespon ucapan dokter Alden dengan cara mengangguk-anggukan kepalanya.
"Aduh, apa yang sedang mereka bicarakan sih? Kenapa pelan sekali? Aku jadi gak bisa dengar dengan jelas!" gerutu Hazel yang masih menempelkan telinganya di daun pintu ruangan dokter Alden.
Cukup lama Hazel bertahan dengan posisinya, namun ia tidak bisa mendengar apapun dengan jelas.
"Gawat! Aku harus segera pergi sebelum ketahuan."
Mendengar suara langkah kaki mendekat, bergegas Hazel mengambil langkah seribu sebelum dirinya ketahuan sedang menguping.
***
"Arrrggh! Pria itu benar-benar sudah keterlaluan! Kenapa dia hobi sekali meninggalkan aku seperti ini? Aku hanya membenarkan tali sepatuku yang terlepas sebentar saja, tapi dia sudah tidak ada! Kalau bukan karna aku mencintai uangnya, mana mungkin aku mau bertahan dengan pria tidak berguna seperti Yusuf!" cicit Syifa dengan wajahnya yang ditekuk.
Suara sepatu sneakers yang Syifa gunakan menggema di lorong rumah sakit yang nampak sepi.
Yusuf memang sengaja membooking satu lantai rumah sakit agar ia bisa konsultasi dengan dokter Alden dengan lebih leluasa. Tanpa ada gangguan dari pasien yang lain.
"Kalau tidak salah ruangan dokter Alden ada di sebelah sini deh, semoga Yusuf masih ada di sana." keluh Syifa dengan napas terengah-engah. Keringat bercucuran di dahi mulusnya karna wanita itu berjalan dengan tergesa-gesa agar tidak kehilangan Yusuf lagi.
Bugh! Karna terburu-buru Syifa sampai bertabrakan dengan seseorang hingga membuat orang yang ditabraknya terjatuh diatas lantai.
"Maaf ya mbak, saya benar-benar tidak sengaja. Apa anda baik-baik saja?" tanya Syifa seraya membantu orang yang ditabraknya agar bisa berdiri kembali.
"Hazel? Sedang apa kamu di sini?"
Mata Syifa membola kala menyadari jika orang yang ditabraknya adalah mantan istri dari suaminya sendiri.
"Maaf, anda salah orang." ucap Hazel seraya berlalu pergi. Hazel tidak mau memberikan kesempatan pada Syifa untuk bertanya lebih banyak lagi.
"Eh tunggu! Aku belum selesai bicara!" Syifa mencoba menahan langkah Hazel agar tidak pergi, namun terlambat karna wanita itu sudah berbelok di koridor rumah sakit.
"Tidak mungkin aku salah orang, jelas-jelas wanita tadi adalah Hazel? Apa yang sedang dia lakukan di rumah sakit ini? Apa Hazel dan Yusuf sudah bertemu?" berbagai pertanyaan memenuhi benak Syifa, namun tak satupun yang ada jawabnya.
"Syifa? Darimana saja kau? Kenapa baru datang? Bukannya kau sudah berjanji untuk selalu menemaniku dalam kondisi apapun?! Kenapa tadi tidak mau menemaniku konsultasi dengan dokter Alden? Apa kau malu dengan kondisiku saat ini? Kalau begitu kita bercerai saja!" cecar Yusuf yang baru saja keluar dari ruangan dokter Alden dan mendapati istrinya sedang mematung di lorong rumah sakit sendirian.
"Siapa yang tidak mau menemanimu? Jelas-jelas kau yang meninggalkan aku." balas Syifa yang hanya mampu ia ucapkan dalam hatinya saja.
Bersambung.