NovelToon NovelToon
MY BODYGUARD

MY BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.

Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.


Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4_Nyolong Star

" Morning Guys "

Suara cempreng nan melengking memekakan indra pendengaran mereka. Semua Mahasiswa mendengus kesal karena salah memprediksi orang yang baru saja memasuki kelas. Bertubuh kecil dan kerempeng dengan gaya rambutnya yang sangat familiar bagi mereka semua, siapa yang tidak kenal dengan Rian Mahendra atau sering disapa Ian. Pria  yang mereka anggap beruntung karena bisa berteman dengan Wishaka Mikail Smit dan Mike Marcello. Dua Pria tampan Dan Most Wanted di Universitas Garuda. Ketenaran dan ketampanannya sudah di akui semua Mahasiswa, baik kaum Adam ataupun Hawa. Apalagi mereka itu berasal dari keluarga yang terpandang, semuanya pasti ingin berteman dengan mereka. Berbeda dengan kaum hawa, mereka selalu mencari kesempatan untuk bisa dekat dengan mereka berharap menjadi kekasih dari salah satu dari mereka.

" Lo semua pada kenapa? Masih pagi juga tuh muka udah di tekuk aja? Gak dapet uang jajan lo semua?" Tanya Ian pada teman sekelasnya.

" Gimana nih muka gak di tekuk, kita kira lo itu Pak Alden. Eh ternyata yang masuk tukang siomay." Celtuk salah satu Mahasiswa.

Ian berdecak pinggang " Wah parah lo! Masa lo ngatain kita tukang siomay? Ka, Mike kayaknya tuh bocah minta di tempeleng deh!"

Mike menarik tangan Ian saat dia hendak menghampiri Mahasiswa tadi, sedangkan Shaka hanya bersikap datar tanpa komentar lalu duduk di kursinya.

" Yan udahlah masih pagi juga jangan cari onar. Cepet duduk!" Mike menarik tas gendong yang dikenakan Ian mendudukkan Ian pada kursinya.

" Yan, lo kan tau Pak Alden itu kaya gimana, Nah Lo masuk tiba tiba sama mereka. Kita kira kalian itu Pak Alden kita udah gugup dan takut sedari tadi. Pas liat siapa yang masuk, Lo langsung teriak aja sama suara cempreng Lo itu. Ya kita kan jadi kesel." Jelas Mahasiswa lainnya.

" CK! Ternyata Pak Alden, Kenapa sih lo semua pada takut gitu? Santai Aja kaya di pantai. Sama sama makan nasi juga!" Balas Ian lantang.

" Ah lo yan tar kalo Di hukum Pak Alden Aja baru nyaho. Pak Alden kan gak main-main kalo ngasih hukuman."  sahut Mahasiswa lainnya.

" Bilangin Gu....mmmmpppp"

" Berisik. Udah diemin Aja!" Mike membekap mulut Ian sehingga Ian menelan kata katanya sendiri.

" Temen lo Ka makin hari makin Amburadul." Dengus Mike menghela nafas panjang.

Shaka yang sedari tadi diam dan membisu melirik Pada kedua temannya " Temen lo juga kali Mike! Lo kan tau Ian kaya gimana, tar juga kalo Cape berhenti sendiri"

" Udah jangan ngomongin Gue, Ada orangnya nih." Sela Ian ikut nimbrung pada obrolan mereka. Shaka duduk di kursi pojokan paling belakang, sedangkan Ian dan Mike duduk di depannya berdampingan. Ian dan Mike menggeser kursinya untuk menghadap Shaka mempermudahkan mereka untuk bertatap muka.

" Lebih baik ngomongin orang di depan orangnya Yan dari pada di belakang tar gue Dosa lagi!" Kekeh Mike tertawa pelan.

" Eh Mike Marsmello."

" Marcello"

Ian mengusap bibirnya yang terkena timpukan tas dari Mike " Iya iya Marcello! Mau di depan mau di belakang kalo itu ngomongin aib orang tetep aja dosa kampret. Emang sejak kapan sih Lo peduli tentang dosa?"

" Ehemmm"

" Eh Ka biasa aja kali. Ngapain pake Dehem deheman segala sih? Kaya kurang kerjaan aja!" Ucap Ian dengan gaya tengilnya.

" Eh Ian Bin Yayan Supian siapa yang dehem. Orang dari tadi gue diem aja si Mike kali." Tuduh Shaka tak mau di salahkan.

" Gue juga gak dehem kok, lo kan tau suara gue kaya gimana!" Bela Mike.

" Terus kalo bukan lo lo pada siapa dong yang Dehem tadi? Masa telinga gue yang bermasalah?"

" Mana gue tau!" Ucap Shaka dan Mike Serentak.

" Setan kali yang dehem tadi." Ucap Ian ngasal.

" Ehem!" Kembali terdengar suara dehemen yang semakin keras. Tiga sejoli itu diam dan saling melirik.

" Masih mau lanjut ngobrolnya? Kalo bagitu silahkan keluar dari Mata kuliah saya! Pintunya sudah terbuka, silahkan keluar!"

Mike dan Ian membetulkan posisi duduknya menghadap ke si pemilik suara itu. Ian dan Mike hanya nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Shaka kembali ke ekspresi datarnya.

" Kok belum  keluar? pintunya sudah terbuka lebar Loh."

Ian dan Mike menelan salivanya kasar" Eh Pak Alden. Maaf Pak kita gak tau kalo Bapak udah masuk."

" Iya Pak. Maafin kita kita ya? Jangan keluarin kita. Kitakan juga mau ikut Mata Kuliah Bapak." Timpal Ian.

Pak Alden diam sejenak. Semua Mahasiswa lainnya hanya diam bagaikan patung karena tidak mau terkena semprotan dari Dosen killer plus dingin itu jika membuat kegaduhan. Shaka masih pada posisinya diam tak bergeming tanpa Ekspresi. Tatapan keduanya saling bertemu, dua manusia yang sama-sama dingin dan tanpa Ekspresi. Lalu Pak Alden kembali melangkahkan kakinya menuju kursinya mengabaikan tiga sekawan itu.

Akhirnya Mike dan Ian bisa bernafas lega. Duduk dengan santai karena terhindar dari hukuman. Tapi mereka masih bingung dan penasaran, ada angin apa Pak Alden membebaskan mereka begitu saja? Biasanya dia tidak akan membiarkan Anak didiknya terlepas dari hukumannya.

"Maaf bapak telat lima belas menit. Lain waktu Bapak tidak akan mengulanginya lagi." ujarnya.

" Dan hari ini kalian kedatangan teman baru. Soraya silahkan masuk." Semua pasang mata tertuju pada pintu. Penasaran akan Mahasiswa baru itu.

Raya segera masuk saat namanya di panggil oleh Dosen barunya yang bernama Pak Alden. Raya sudah berkenalan di ruangannya tadi saat melengkapi isi biodatanya. Kakinya berhenti saat beberapa langkah lagi dari posisi Pak Alden berdiri. Semua mata tertuju pada Raya, parasnya yang cantik dan mempesona membuat Mahasiswa lainnya di buat takjub dan tak bergeming. Ingin teriak Histeris dan menggodanya pun percuma, mereka berusaha menahannya karena tidak ingin di tendang dari Mata Kuliah Pak Alden.

" Silahkan perkenalkan Nama kamu." Raya mengangguk lalu melangkahkan kakinya satu langkah kedepan.

" Morning Guys," Sapa Raya ramah. Senyum di bibirnya terus merekah. Matanya mengedar ke setiap penjuru ruangan itu. Bibirnya kembali tertarik keatas saat matanya menangkap dua sosok manusia yang tak asing lagi baginya. Siapa lagi kalau bukan sabahat sejolinya yang duduk bersampingan di kursi kedua urutan dari belakang.

Raya menggelengkan kepalanya. Dasar Kutu kupret Batin Raya. selalu saja begitu, memilih kursi bagian belakang agar terhindar dari pengawasan guru. semenjak pertama kali masuk Sekolah Dasar dan sampai sekarang Kelakuan keduanya tidak pernah berubah.

" Perkenalkan Nama Saya Soraya Aleysia Abigail Jonshon. Saya pindahan dari Australia. Kalian boleh panggil saya Raya." Ucap Raya memperkenalkan diri secara singkat.

" Apa ada yang ingin di pertanyakan pada Raya?" Tanya Pak Alden. Semuanya diam. Bukan tidak ingin bertanya tapi mereka takut jika pertanyaan mereka akan membuat kegaduhan atau mungkin memancing keributan. Apalagi yang ingin di pertanyakan itu menyangkut hal yang Pribadi. Andaikan yang mengisi Mata Kuliah hari ini Dosen yang lain, mungkin pertanyaan yang menumpuk di kepala mereka sudah terlontar sedari tadi. Serasa ada beban yang berat menumpuk pada pundak mereka jika itu sudah menyangkut Pak Alden.

" Baiklah jika tidak Ada yang ingin di pertanyakan, Raya silahkan kamu Duduk di kursi yang kosong."

Raya mengangguk. Lalu mengedarkan matanya untuk mencari kursi kosong untuknya. Hanya ada satu kursi kosong di dalam kelas itu, itupun di barisan terakhir, kursi kedua dari samping dan kursi pertama dari urutan belakang. Raya melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya. Huffff! Akhirnya Dia bisa menduduki kursi barunya.

Di samping kanan Raya ada Shaka dan di depannya ada Ian dan Mike, sedangkan Meli dan Hana duduk Di samping Mike. Mereka berempat duduk di kursi yang sejajar sedangkan Raya dan Shaka duduk di bagian belakang saling berdampingan. Di samping kiri Raya terdapat sosok Pria yang sedang fokus pada buku tebalnya. Berkacamata bulat dan berkulit putih bagaikan Salju.

" Oke. Hari ini kita lanjutkan materi yang kemarin. Silahkan buka buku kalian masing masing."

Semua mahasiswa membuka bukunya mengikuti intruksi dari Pak Alden. Raya menolehkan kepalanya kesamping kanan, melihat kearah Shaka yang juga ikut membuka bukunya. Awalnya Raya ingin ikut belajar dan ikut melihat materi dari buku Saka, tapi melihat tampang Shaka yang sepertinya tidak bersahabat Raya mengurungkan Niatnya. Raya melihat Kearah samping lainnya.

" Apa?" Tanya pria berkacamata bulat itu dengan Pelan, dia tidak ingin kena omelan Pak Alden jika membuat kegaduhan.

" Boleh nebeng liat bukunya nggak? Soalnya gue belum dapet bukunya." Ucap Raya tersenyum setelah menepuk pundak pria berkacamata di sampingnya itu.

Pria berkacamata itu pun menggeserkan bukunya, mengarahkannya pada meja Raya. Raya tersenyum lalu ikut mengikuti materi yang di sampaikan Pak Alden. Dua jam berlalu dan Pak Alden pun sudah mengakhiri mata kuliahnya. Semua Mahasiswa bisa bernafas lega dan tenang, kepergian Pak Alden dari kelas ibaratkan mendapat hadiah Lotre yang sudah lama di nanti-nanti.

" Makasih ya," Ucap Raya pada pria berkacamata Bulat itu. Dia hanya mengangguk lalu memasukkan bukunya kedalam tas, setelah itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas.

" Hai manis. Kenalin nama Aa Rian Mahendra. Si manis boleh manggil Aa Ian." Raya mengerjap saat dirinya masih menatap kepergian pria berkacamata itu. Kini di hadapannya ada sosok Pria yang berperawakan kurus sambil menjulurkan tangannya.

Raya bukanlah orang pemilih atau neko neko. Dia tipikal cewek asik dan mudah bergaul, tapi Raya pun masih tau batasan pergaulannya. Jika pergaulannya itu sudah berbau hal negatif atau menyimpang dia tidak mungkin berteman dengan Orang seperti itu.

Raya tersenyum lalu menjabat tangan Ian" Raya" ucapnya.

" Eh kenalin nama gue Mike Marcello. Panggil aja Mike." Mike merebut tangan Raya yang masih berjabat tangan dengan Ian, membuat pria itu mendengus sambil bertolak pinggang karena tidak terima.

" Raya " Ucap Raya Pada Mike.

" RAYA."

Ian dan Mike menutup telinga masing-masing dengan kedua tangannya. Pekikan keras nan melengking membuat gendang telinga keduanya berdengung kencang dan terasa nyeri.

Sedangkan Raya? Dia hanya meggelengkengkan kepala, moment seperti inilah yang di rindukannya. Kekonyolannya, kekompakannya, cemprengnya, jeritannya dan tingkah lucu sahabatnya itu-lah yang selama ini ia rindukan.

" Siapa sih yang teriak-teriak, kaya di hutan aja." Dengus Mike yang merasakan sakit di telinganya.

" Tau! Udah kaya toa masjid aja. Untung nih telinga gue masih bisa terselamatkan! Gak takut rusak tuh pita suara teriak kenceng kenceng?" Timpal Ian

" Kaya suara lo gak cempreng aja!" Desis Meli dan Hana bersamaan.

" Ray kekantin Yuk? Laper nih," Ajak Meli sambil menepuk nepuk Perutnya.

" Iya Ray, Tar keburu rame lagi kantinnya, Yuk yuk!" Timpal Hana menarik Tangan Raya.

" Eh Apaan main tarik-tarik aja.  Orang kita duluan yang kenalan sama Raya, ko malah lo lo pada yang ngajak dia kekantin. Gak bisa Raya kekantin Bareng Kita!" Cegah Ian Melepaskan genggaman taman Hana pada tangan Raya.

" Lepasin nggak? Kalo nggak gue gigit nih!" Ancam Meli matanya menyipit tajam menatap Ian.

" Eh Cempreng Emang gue takut sama ancaman lo? Tumbenan banget sih lo berdua so akrab sama anak baru? Sama anak lama juga kagak! Gak usah so Akrab deh jadi orang. Biasanya juga lo kemana mana juga cuma berdua kaya sepasang sepatu!" Balas Ian dengan gaya tengilnya.

" Eh ceking kalo punya Mulut tuh di jaga! Jangan asal bunyi, so akrab? Ada juga lo tuh yang so akrab sama Raya! Intro dulu dong sebelum ngomong! Apa di rumah lo gak ada Kaca? Tar deh gue beliin buat lo!" Sahut Hana tak kalah sengit.

" Eh kok ngomongnya main fisik sih? Lama lama gue Kesel juga nih sama lo berdua!" Mike ikut berdecak, matanya memerah karena tidak terima dengan perkataan Meli dan Hana mengenai Sahabatnya.

" Apa? Mau marah Huh!?" Hana melipatkan tanganya di dada. Maju kedepan lebih dekat dengan Mike. Begitupun dengan Meli dia ikut maju dan Menatap sengit pada dua pria yang berada di depannya.

Raya mendesah lalu menggelengkan kepalanya. Raya memijat Pelipisnya pelan, matanya melirik kearah pria yang masih betah duduk di kursinya dengan santai, tangannya dia gunakan untuk menopang dagu menyaksikan pertengkaran mereka. Tatapan keduanya bertemu menatap dalam untuk beberapa waktu.

" Eh..." Raya terkejut saat tangannya di genggam erat oleh pria yang sedari tadi duduk berdiam diri tanpa ekspresi. Dia bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di sampingnya

" Gue laper, nunggu mereka mah lama kelarnya! Mending ke kantin duluan!" Shaka menarik tangan Raya, melangkahkan kakinya meninggalkan sahabatnya tanpa menunggu jawaban dari Raya.

" Eh... Ray, Raya! Tunggu kita Ray!" Teriak Meli Dan Hana mereka ikut berlari mengejar Raya yang di bawa Shaka begitu Saja.

" Yan Yan! Kita kalah star noh sama Shaka! Raya di bawa kabur sama dia, noh noh!" Tunjuk Mike ikut melihat kepergian Raya Dan Shaka yang sudah menjauh dari tempat mereka berada.

" Gila tuh Anak! Berani beraninya dia ngerebut incaran gue! Awas lo Kan gue pites baru nyaho lo!" Geram Ian yang ikut mengejar mereka.

1
Juprianto
Karyanya bagus cm kurang seru dan panjang thooor/Smile/
Juna: makasih udah mau mampir, masih proses menuju konflik nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!