Sebuah kisah dimana seorang jenderal Demonic gugur di era kehancuran, namun keberuntungan membuat dirinya bereinkarnasi dan kembali ke masa lalu.
Bagaimana perjalanannya?
Staytoon terus yah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 - Bing Mei
Di sebuah wilayah dimana wilayah itu merupakan tempat dipenuhi dengan sebuah salju dan suhu di wilayah itu memiliki suhu yang dingin dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Wilayah itu tepat berada di sebuah pulau yang terpisah dengan wilayah lainnya dengan perantara sebuah lautan.
Wilayah yang penuh dengan es dan salju itu merupakan wilayah tempat keberadaan sekte es phoenix berada.
Sekte es phoenix merupkan sekte tersebesar di dunia persilatan dan memiliki seorang pendekar tingkat suci yakni pemimpin sekte es phoenix.
Sekte ini terkenal dengan kekuatannya yang menakutkan karena para pendekar di sekte ini mampu menggunakan tenaga dalam qi dengan sangat baik lalu mewujudkannya menjadi sebuah es.
Sekte es phoenix ini merupakan sekte nomor 1 dalam penggunaan elemen es karena memang mereka terlahir dari wilayah bersalju dan dingin.
Bukan hanya itu saja murid yang ada di sekte ini terbatas dan merupakan orang asli dari wilayah pulau salju tersebut.
Pemimpin sekte es phoenix bernama Bing Yun yang merupakan pemimpin perempuan dengan kecantikan luar biasa serta kekuatan yang luar biasa besar.
Walau kecantikannya begitu luar biasa akan tetapi umurnya sudah puluhan tahun. Bing Yun awet muda karena kekuatannya yang sudah di tingkat pendekar suci dan memiliki tenaga dalam yang besar membuatnya dapat memiliki kondisi yang sehat dan awet muda.
Di sebuah halaman yang luar, seorang wanita muda yang berumur 4 tahun sedang berlatih menggunakan pedang.
Wanita itu memiliki kecantikan yang luar biasa dan karakternya periang dan jenius.
Wanita itu bernama Bing Mei yang merupakan anak dari Bing Yun yang sedang berlatih menggunakan seni bela diri dari sekte yang diwariskan kepada Bing Mei.
Bing Yun dari jauh mengawasi pelatihan dari Bing Mei dan melihat serta memantau perkembangan dari latihan Bing Mei.
Bing Mei menggunakan sebuah pedang namun pedang itu bukan pedang berupa benda melainkan sebuah tenaga dalam berbentuk sebuah pedang es.
Itu merupakan perwujudan dari tenaga dalam dari Bing Mei yang merupakan elemen es.
Bing Mei berlatih begitu keras dan tidak pernah menyerah karena latihannya mewujudkan pedang es menggunakan qi nya itu kesusahan.
Tingkat kekuatan Bing Mei saat ini masih berada di tingkat pendekar tingkat 1. Walaupun masih pendekar tingkat 1 akan tetapi penguasaan dalam tenaga dalam luar biasa karena memang seni bela diri yang digunakan oleh Bing Mei terfokus dalam penguasaan tenaga dalam yang besar.
Bing Mei terus menerus mencoba mengayungkan pedang es nya namun setelah beberapa menit diayungkan masih saja patah dan gagal.
"Kenapa aku sangat susah menguasai sepenuhnya membuat sebuah pedang es?" Bathin Bing Mei yang masih belum terbiasa dengan latihan seperti ini.
"Aku akan coba lagi!" Bing Mei kemudian mencobanya sekali lagi dan seketika hawa dingin keluar dari tubuhnya dan hawa pekat dingin mengalir di tangan kanan Bing Mei.
Seketika itu perlahan lahan muncul sebuah es di tangan Bing Mei membentuk sebuah gagang pedang dan perlahan lahan memanjang dan membentuk sebuah pedang yang cantik.
"Hiyak!"
Bing Mei kemudian menggunakan latihan teknik seni bela dirinya dan melakukan setiap gerakan gerakan indah dimana itu adalah gerakan dari seni bela diri yang dia pelajari.
Bing Yun yang melihat anaknya berlatih keras tersenyum karena anaknya yang masih berumur 4 tahun sudah mampu mewujudkan pedang es.
Bing Yun juga merasa bangga karena anaknya merupakan jenius dan mampu memahami pelajaran yang diberikan dengan sangat baik.
Namun hal itu tidak memungkinkan bahwa Bing Yun masih ketat dalam pelatihan Bing Mei karena diluar sana banyak musuh yang lebih kuat oleh karena itu Bing Yun ingin anaknya akan mewarisi kekuatan sekte es phoenix.
Beberapa menit setelah Bing Mei menggunakan pedangnya akhirnya pedang itu hancur dan membuat Bing Mei sedih cemberut.
"Kenapa selalu patah, humph apa ada yang salah?" Ucap Bing Mei yang sudah mencoba beberapa kali namun masih stuck di pencapaian tersebut.
"Apakah ada yang salah dengan latihanmu nak?" Ucap Bing Yun yang terbang menghampiri Bing Mei yang sudah kelelahan latihan seharian.
"Ibu, kenapa pedang yang aku buat selalu hancur saat setelah beberapa menit? Padahal aku sudah mengikuti langkah langkah seni bela diri yang ibu ajarkan namun tetap saja pedangnya hancur," ucap Bing Mei yang terlihat anak ceria dan memang anak yang suka bertanya.
Karakter wanita seperti ini berbanding terbalik dengan dimana dia tinggal yaitu sekte es, biasanya wanita di sekte es itu dingin akan tetapi Bing Mei tidak terlihat seperti itu.
"Anakku, tidak ada yang salah dengan latihanmu, yang membuat pedang itu hancur adalah rasa terburu burumu yang tinggi," ucap Bing Yun menjelaskan.
"Rasa terburu buru?" Tanya Bing Mei bingung.
"Setiap kamu mengayungkan pedangmu, kamu terlihat sangat ingin mencapai dan melampaui berapa lama pedangmu akan bisa bertahan tapi itu salah nak," ucap Bing Mei melihat kesalahan kecil yang dilakukan oleh Bing Mei.
"Jadi apa yang harus Meimei lakukan bu?"
"Mei'er anakku yang cantik, jangan biarkan hawa nafsumu mengikuti pikiranmu dalam menggunakan pedangmu, biarkan hatimu yang melakukannya, menarikah seperti sebuah air yang mengalir di sebuah salju, dan rasakan melalui perasaanmu," ucap Bing Yun membuat Bing Mei tiba tiba merasakan sebuah hal yang berbeda.
"Ternyata seperti itu! Pantas saja!" Bing Mei kemudian kembali ke posisinya dan mengeluarkan pedang es nya.
Seketika itu juga Bing Mei dengan lancar mengayungkan pedangnya.
"Memang seperti itu anakku," ucap Bing Yun tersenyum melihat Bing Mei ceria kembali karena dengan mudah mendapatkan pencerahan.
"Hihihihi hahaha," Bing Mei menari nari menggunakan pedangnya seperti itu selaras dengan hatinya.
"Gunakan hatimu bukan hawa nafsu! Ternyata ibu benar," bathin Bing Mei tersenyum ceria karena yang diucapkan oleh ibunya membuatnya dengan lancar menggunakan pedang es nya.
Bing Mei tampak menari nari seperti salju yang turun dari atas langit yang terbawa angin membuatnya tampak indah dan menawan.
Teknik seni bela diri yang digunakan oleh Bing Mei merupakan teknik yang diajarkan ibunya, teknik itu merupakan teknik yang indah dan cantik namun teknik itu begitu mematikan.
Siapapun akan terpesona akan keindahan itu dan siapapun akan teracuni akan keindahan tersebut.
Bing Yun tersenyum melihat anaknya yang kini menggunakan pedangnya sudah sampai satu jam, ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Bing Mei di usianya yang masih muda saat ini.
Setelah berlatih, Bing Yun mengajak Bing Mei kembali ke dalam rumah karena hari sudah mulai gelap.
Bing Mei pun menuruti permintaan ibunya namun bingung tidak seperti biasanya ibunya memanggilnya. Bahkan saat latihan pun ibunya akan memanggilnya jika memang benar benar ada yang ingin disampaikan.
malah di buat kek gini
skip lah
emang gak ada ya waktu itu...?
lanjuttt up nya dongg. lg seruuu
di novel toon ampir 90% rata2 penulis di novel toon GK ada yg kelar ntah knpa kendala yg di hadapi penulis sampe sekarang banyak karya pada GK kelar jdi sayang liat nya