Legenda Pendekar Jenius

Legenda Pendekar Jenius

BAB 1 - Era Kehancuran

Era kehancuran terjadi di dunia persilatan sejak kemunculan klan yang disebut klan demonic.

Kemunculan klan itu membuat seluruh para ahli bela diri di dunia persilatan membentuk sebuah aliansi.

Aliansi itu merupakan aliansi silat dimana seluruh parah ahli bela diri di dunia persilatan bergabung untuk mencegah erah kehancuran.

Mereka menyatukan kekuatannya hanya untuk menghancurkan satu klan yang bernama klan demonic.

Peperangan pun terjadi antara aliansi silat dengan klan demonic.

Peperangan itu berlangsung selama berhari hari karena jumlah pasukan yang begitu banyak dari klan demonic membuat aliansi silat kewalahan.

Kekuatan klan demonic begitu besar bahkan mendominasi peperangan.

Para pendekar di dunia persilatan lama kelamaan tumbang dan satu per satu gugur di medan perang.

Namun keberuntungan bagi aliansi silat karena para pendekar suci sudah mulai bergerak dari tempat duduknya.

Hal itu membuat klan demon terpukul hingga membuat pasukannya berjatuhan.

Di sebuah tebing yang tinggi, seseorang berdiri di sisi tebing itu dengan kondisi yang tidak baik.

Kondisi tubuhnya berlumuran darah, bahkan bajunya sobek dengan kondisi yang buruk.

Orang itu bernama Lin Chen, salah satu dari 10 jendral klan demonic dikepung oleh para pendekar suci dari aliansi silat.

"Menyerahlah kau!" Ucap salah satu pendekar suci kepada Lin Chen.

Nafas Lin Chen terengah engah karena kekuatannya sudah mencapai batasnya menahan serangan dari para pendekar suci.

"Sialan para jendral klan demonic, pantas saja aku merasa ada yang aneh, ternyata kalian menjebakku sendiri dan kabur karena kekuatan kalian tidak sanggup melawan para pendekar suci itu!" Bathin Lin Chen yang menggerutu dalam hati karena begitu kesal dan marah terhadap rekannya yang menghianatinya.

memang diantara 10 jendral klan demonic hanya Lin Chen lah yang memiliki kekuatan yang begitu besar karena kejeniusan dan kecerdikannya membuat tingkat kekuatannya hampir mendekati pemimpin klan demonic.

Oleh karena itu di setiap aksi dan perbuatan dari misi yang diberikan oleh pemimpinnya pasti Lin Chen terlibat karena hanya Lin Chen lah yang dapat diandalkan.

Beban yang dipikul oleh Lin Chen begitu besar, hidup dan disiksa dari kecil oleh klan iblis membuatnya tidak pernah merasakan arti kebebasan seperti manusia pada umumnya.

Hari hari yang dilakukan oleh Lin Chen adalah pembunuhan dan pembantaian.

Lin Chen juga tidak bisa menolak apapun perintah dari pemimpinnya karena sekali saja menolak perintah akan langsung di bunuh saat itu juga.

Saat ini Lin Chen bingung dan tidak tau harus berbuat apa lagi, semua kekuatannya telah dia kerahkan untuk menahan serangan dari para pendekar suci.

"Aku tidak akan pernah menyerah!" Ucap Lin Chen dengan nafas terengah engah.

"Amithaba wahai pendekar yang jahat, menyerahlah dan sadari semua dosa yang telah kau lakukan semua ini," ucap pendekar suci atau seorang biksu kepada Lin Chen.

Lin Chen terdiam dan tidak tau harus berbuat apa lagi.

Lin Chen juga sadar dengan perbuatannya selama ini, dan memang perbuatan yang dilakukannya adalah hal yang tidak manusiawi dan merupakan hal yang keji.

Lin Chen juga menyadari dirinya bahwa belum mempunyai kekuatan dan tingkat yang dapat melawan pemimpin klan demonic.

Seandainya Lin Chen mempunyai kekuatan melebihi pemimpin klan demonic pastinya Lin Chen akan melawannya dan membunuhnya.

Namun rencana Lin Chen untuk meninggalkan klannya sepenuhnya gagal karena saat ini kemungkinan besar Lin Chen tidak akan selamat.

"Walaupun aku menyerah, kalian pasti tetap akan membunuhku," ucap Lin Chen membuat semuanya terdiam.

"Aku sudah tidak sabar lagi, aku sangat ingin menghancurkan kepala orang ini!" Ucap salah satu pendekar suci wanita dengan kekuatan dapat mewujudkan sebuah es menggunakan kekuatannya.

"Hahahaha," Lin Chen tertawa terbahak bahak bukan karena menertawakan para pendekar suci itu melainkan sebuah tawa yang menunjukkan sebuah kesedihan dan penyesalan dan sebuah akhir yang akan menimpanya.

"Aku tidak akan pernah menyerah kepada siapapun, aku lebih baik mati dengan caraku sendiri daripada mati di tangan orang lain!" Ucap Lin Chen kemudian pedang yang ada di tangannya melesat menusuk dadanya.

"Sialan akan kubunuh kau!" Ucap salah satu pendekar suci yang kesal dan melesat mengarahkan pedangnya ke arah Lin Chen.

Semua para pendekar suci pun juga ikut bergerak untuk menyerang Lin Chen.

Namun Lin Chen tidak sebodoh itu dan dengan sengaja melemparkan dirinya jatuh dari tebing yang sangat tinggi itu.

"Tidak! Aku tidak akan tenang jika tidak membunuhnya dengan tanganku sendiri!" Ucap salah satu pendekar suci begitu kesal dan marah melihat Lin Chen sengaja menjatuhkan dirinya ke jurang itu.

Lin Chen saat ini terus menerus jatuh ke bawah seperti sebuah jurang tak berdasar.

"Gelap.."

"Apakah seperti ini takdirku?"

"Apakah aku terlahir sebagai pembunuh? Dan takdirku mati juga sebagai pembunuh?"

"Aku sangat tidak menginginkan kehidupan seperti ini.."

"Jikalau.. aku masih memiliki kesempatan.."

"Tapi itu adalah mimpi yang mustahil.."

"Dan seperti inilah akhir dari kehidupanku.."

Didalam kegelapan..

Lin Chen yang awalnya merasakan kehampaan, tiba tiba merasakan tubuhnya seperti mulai merasakan bergerak lagi.

Saraf saraf di tubuhnya seperti normal kembali dan tidak ada rasa sakit apapun yang dirasakan oleh Lin Chen.

"Apakah aku sudah berada di alam baka?"

Lin Chen kemudian perlahan lahan membuka matanya.

Saat Lin Chen membuka matanya hal pertama kali yang dia lihat dari sekain lamanya kegelapan adalah sebuah cahaya yang begitu terang.

Lin Chen seperti melihat sinar yang begitu terang dan kembali menutup matanya.

Namun Lin Chen tidak menyerah dan terap kembali mencoba membuka matanya namun dengan cara yang pelan pelan.

Perlahan lahan cahaya itu memudar.

Lin Chen melihat sesuatu yang lama kelamaan jelas terlihat.

Pandangan pertama yang dilihat pertama kali oleh Lin Chen adalah sebuah ruangan.

"Ini..."

Lin Chen melihat dengan jelas dan mengingat di ruangan apa dia saat ini.

"Tunggu! Ini kan kamarku saat aku masih bayi!" Lin Chen akhirnya mengingat kembali bahwa ruangan yang ditempatinya sekarang adalah kamarnya saat dia masih bayi.

"Apakah alam baka seperti ini?" Bathin Lin Chen melihat sekelilingnya dengan begitu jelas.

Lin Chen juga mencoba bangun dari tempat tidurnya namun susah karena tangan dan kakinya pendek disebabkan tubuhnya yang kecil.

"Ah yang benar saja! Apakah ini mimpi atau apa?! Kenapa semuanya terasa nyata!"

Lin Chen menggerutu dan berusaha bangkit dari tempatnya, namun sangat susah bagi Lin Chen untuk berdiri.

Lin Chen berguling guling di tempat tidurnya kemudian merangkak dan berusaha untuk bergerak.

Akhirnya Lin Chen bisa melihat luas seluruh ruangan itu dan benar saja itu adalah kamarnya saat masih bayi.

"Apakah ini benar benar asli atau cuma mimpi?"

Lin Chen bingung dan pusing serta bertanya tanya apakah ini realita atau hanya sebuah ilusi.

Terpopuler

Comments

"@Lv

"@Lv

#mantulauthor

2023-05-18

1

"@Lv

"@Lv

#authormantul

2023-05-18

1

dinozzo

dinozzo

lumayan menarik ceritanya..... apakh ceritanya berkembang lebih baik lagi????

2023-05-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!