Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. Pergi Mendadak
Riana yang telah mengganti Aki Mobil Kamal dengan Aki yang dibawa oleh Leo bergegas menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya agar tidak ketahuan oleh Kamal.
"Mas, sudah pulang ya? Gimana Acara Syukurannya Bu Fifi?" tanya Riana dengan ekspresi wajah yang dibuat penasaran.
"Ngak ada yang menarik. Biasa aja seperti Acara syukuran pada umumnya!" ucap Kamal yang cuek sambil berjalan memasuki kamar.
Riana yang melihat Kamal semakin cuek padanya menjadi semakin cemas dan khawatir akan nasibnya dan anak-anak.
"Mas, kamu berubah sekali sekarang! Kamu ngak seperti ini biasanya Mas." ucap Riana dalam hati sambil menatap punggung Kamal dengan ekspresi wajah yang sedih.
Sementara itu, Shawn dan Shasa yang juga baru pulang dari Acara Syukuran tanpa sadar melihat interaksi kedua orangtuanya yang terasa berbeda.
"Kak, apa yang terjadi pada Papa dan Mama? Kenapa Papa langsung kamar aja dan buat Mama sedih?" tanya Shasa dengan ekspresi wajah yang bingung sambil berjalan memasuki kamarnya bersama Shawn.
"Mama dan Papa hanya sedang ribut kecil. Bukankah itu hal yang biasa dalam hubungan? Jangan khawatir tidak akan terjadi apapun!" ucap Shawn dengan nada suara dan ekspresi wajah yang menenangkan sambil menepuk-nepuk atas kepala Shasa dengan lembut.
Shasa yang merupakan anak yang ceria juga ternyata adalah anak yang sangat peka dengan lingkungan di sekitarnya jadi saat Shasa melihat Riana memasang tatapan mata yang sedih Shasa sudah bisa menebak bahwa hubungan kedua orangtuanya tidak baik-baik saja.
"Hah! Aku harap yang dikatakan Kakak benar. Aku ngak mau Mama dan Papa jadi pisah." ucap Shasa dalam hati dengan ekspresi wajah yang ikut sedih.
Malam pun tiba, Riana yang telah mempersiapkan makan malam memanggil kedua anaknya dan Kamal dengan suara yang sedikit naik.
"Mas! Shasa! Shawn! Ayo makan! Mama sudah masak makanan enak!" ucap Riana dengan nada suara dan ekspresi wajah yang telah berubah ceria kembali.
"Wah, mama masak ayam goreng dan sambal udang. Hmmm, ini pasti enak!" ucap Shasa dengan ekspresi wajah yang ceria.
"Ya dong. Siapa dulu yang masak? Mama." jawab Riana dengan nada suara yang terdengar bangga pada dirinya sendiri yang kemudian tertawa ceria bersama Shasa setelah menjawab dengan sangat percaya diri.
Riana yang telah melihat kedua anaknya telah duduk makan di ruang makan dengan wajah yang bahagia pun menjadi bingung saat Kamal tak kunjung datang.
"Mas Kamal kemana? Kenapa ngak ikut makan?" tanya Riana dalam hati dengan ekspresi wajah yang bingung sambil melihat arah kamar.
"Mama ke kamar dulu ya mau lihat Papa. Kalian berdua makan aja duluan!" ucap Riana dengan lembut dengan senyum yang ramah.
"Iya, Ma!" jawab keduanya secara bersamaan sambil bergerak mengambil makanan yang ada di atas meja ke piring masing-masing.
Riana yang berjalan menuju kamarnya menjadi sangat terkejut saat melihat Kamal yang telah rapi dan bersiap akan pergi.
"Mas mau kemana? Kok sudah rapi saja. Hmmm, Mas tidak ikut makan dulu apa?" tanya Riana dengan suara yang lembut dengan ekspresi wajah yang bingung mencoba mempertahankan ketenangan dirinya.
"Mas ada Acara dengan teman kantor. Maaf, Mas lupa memberi tau Adek. Mas tidak akan lama. Mas segera kembali!" ucap Kamal dengan senyum yang lembut sambil berjalan melewati Riana setelah mengambil jaket dan kunci mobilnya.
"Agh, Mas! Tunggu!" panggil Riana dengan ekspresi wajah yang bingung karena masih tidak percaya dengan yang terjadi sambil berjalan mengikuti Kamal.
"Mas tidak akan lama. Mas cuma sebentar ada urusan sedikit. Oke!" ucap Kamal yang seolah melarikan diri tidak mau menjelaskan apapun kepada Riana.
Riana yang tak bisa mencegah ataupun menghentikan Kamal untuk pergi hanya bisa diam menatap mobil Kamal yang telah melaju pergi.
"Acara? Urusan? Teman kantor? Jangan membongiku, Mas! Kau pasti ingin bertemu dengan Mbak Yonna!" ucap Riana dengan suara yang rendah dengan tangan terkepal erat dan tanpa sadar meneteskan air mata.
Riana yang sadar jika dirinya sedang ada di rumah dan tak ingin kedua anaknya sedih ataupun tau tentang perbuatan buruk Kamal bergegas menghapus air matanya lalu mengunci pintu pagar karena khawatir akan ada maling yang datang.
"Aku tidak boleh sedih di depan anak-anak. Aku harus kuat! Aku tidak boleh lemah!" ucap Riana pada dirinya sendiri setelah menarik nafas panjangnya.
Sementara Riana menghabiskan malamnya dengan kualitas waktu yang baik bersama Shasa dan Shawn dengan membantu mereka belajar, Kamal ternyata pergi menemui Yonna di pinggir jalan.
"Yonna, apakah kau baik-baik saja? Cepat masuk!" ucap Kamal dengan nada suara yang terdengar khawatir dengan ekspresi wajah yang cemas.
Yonna yang sedang bersedih melihat Kamal yang datang malam-malam menemuinya merasa sangat bahagia.
"Mas! Akhirnya kamu datang juga!" ucap Yonna dengan suara yang lemah dengan senyum kecut di sudut bibirnya.
"Jangan disini. Kamu masuk dulu ke dalam mobil!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah dan nada suara yang khawatir sambil mendorong Yonna masuk ke dalam mobil.
Yonna yang tak punya pilihan lain pun masuk ke dalam mobil Kamal dan membuat suasana menjadi sangat tenang karena Yonna tak menjelaskan apapun.
"Yonna, ada apa? Kenapa kau menghubungiku sambil menangis seperti itu malam hari seperti ini?" tanya Kamal yang melajukam mobilnya tanpa arah.
"Lalu kita mau kemana sekarang? Mas tidak bisa membawa mobil tanpa tujuan seperti ini!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Mas, bisakah kita pergi ke tempat lain dulu? Aku ingin menenangkan diriku sebentar!" ucap Yonna dengan nada suara yang terdengar menyedihkan.
"Baiklah. Apakah kau sudah makan malam? ?Hmmm, Mas belum makan malam padahal Riana sudah masak di rumah. Pasti saat ini Riana sedang makan malam bersama anak-anak." gumam Kamal dengan ekspresi wajah yang menyesal.
Yonna yang sedang sedih menjadi sangat kesal dan marah setelah mendengar Kamal menyebutkan nama Riana sambil tersenyum bahagia.
"Mas! Bisa tidak kamu tidak menyebutkan nama Istri kamu di depan aku? Aku sedang tidak baik-baik saja sekarang, Mas!" teriak Yonna dengan suara yang lantang dengan ekspresi wajah yang marah.
"Agh! Maaf. Maaf. Mas tidak bermaksud membuatmu yang sedih menjadi marah. Bagaimana kalau kita cari tempat makan pinggir jalan saja?" tanya Kamal dengan ekspresi wajah yang menyesal dengan senyum yang canggung.
"Hmmm, saat bersamaku tolong Mas untuk tidak menyebut nama Istrimu. Aku tidak mau mendengar nama wanita lain selain aku, Mas." ucap Yonna dengan suara yang tegas.
"Mas minta maaf. Mas tidak bermaksud seperti itu!" ucap Kamal yang tersenyum lembut sambil mengenggam tangan Yonna lalu menciummnya lembut.
"Hah, baiklah. Aku juga lapar Mas dan terserah Mas mau makan dimana." jawab Yonna dengan ekspresi wajah yang datar sambil menghadap ke arah luar jendela.
"Hmmm, baiklah. Kalau begitu kita akan pergi makan di tempat pinggir jalan yang menjadi tempat makan langgananku dan..." ucap Kamal yang langsung berhenti bicara saat melihat Yonna yang telah menatap tajam ke arahnya.
"Kita cari makan di tempat lain, Mas. Aku tidak mau makan disana!" ucap Yonna dengan nada suara yang tegas.
"Agh, baiklah! Hehe..." ucap Kamal dengan patuh dengan ekspresi wajah yang canggung dan senyum yang kaku.
#Bersambung#
Apa yang telah terjadi pada Yonna? Kenapa Yonna menghubungi Kamal di malam hari saat Kamal harusnya berkumpul bersama keluarganya? Tebak jawabannya di kolom komentar ya..
Hancur sdh reputasimu,pekerjaanmu,dan yng pasti rmh tangga beserta klrgamu.
Ngapain mobil mogok minta tlng perempuan,laki di dunia ini hbs kah smpe gak bisa telp satu orngpun utk dimintain tlng info montir mobil yng bisa dipanggil???? 🤦🏻♂️🤦🏻♂️🤦🏻♂️ Otaknya dah geser kali si Kamal,,,,ribet amat hidup lo
kelebihan h