RAJA TENTARA BAYARAN

"Sakit!"

Wajah Black Snake tampak kesakitan, dan dia juga berkeringat.

Rasa sakit akibat jari yang patah sungguh menyiksa.

Sekarang jari-jarinya patah, Si Ular Hitam merasakan sakit yang teramat sangat dan ia terus menangis.

Gedebuk!

Haylan lalu meraih kepala Ular Hitam dan membantingnya ke meja kaca. Meja kaca itu pecah berkeping-keping. Makanan dan minuman di atas meja berhamburan ke mana-mana.

Kepala Ular Hitam juga berdarah. Ia tak mampu menahan benturan, dan langsung pingsan saat jatuh ke tanah.

“Apa-apaan…”

Semua orang yang hadir terkejut ketika melihat pemandangan seperti itu.

Seorang petinju bawah tanah profesional yang terkenal diurus begitu saja?

Mata Declan dipenuhi ketakutan.

Mata dan wajah Tuan Williams berubah gelap.

Apa yang dilakukan Haylan mempermalukannya di depan banyak orang.

"Bajingan! Beraninya kau menyakiti Ular Hitam? Bunuh dia!"

“Ayo semuanya!”

Melihat kejadian ini, gangster lain menjadi marah. Mereka meraung, lalu segera mengambil senjata, dan menyerang Haylan.

“Kalian semua pasti ingin mati!”

Tatapan Haylan dingin. Tiba-tiba ia mengeluarkan sekantong jarum perak dan memukulnya dengan tangannya.

Dalam sekejap, jarum-jarum perak itu beterbangan bagai badai dan mendarat di atas orang-orang yang menyerbu ke arahnya.

Semua pria membeku di tempat, seakan-akan titik akupuntur mereka terkena serangan.

"Tipuan macam apa ini? Sihir hitam macam apa yang kau gunakan?"

“Ap… apa yang kau lakukan pada kami?”

Wajah para pria itu berubah, dan mereka semua menatap Haylan dengan ketakutan di mata mereka.

“Lebih baik kamu tidak pindah jika kamu ingin hidup.”

Haylan tidak memberikan penjelasan apa pun. Ia malah melirik para pria itu dengan dingin. Akhirnya, tatapannya tertuju pada Tuan Williams. "Anda juga. Ini Tuan Williams, kan? Anda yakin ingin mendukung Declan?"

Tuan Williams memang pemberontak dan arogan, tetapi ketika Haylan menatapnya, ia merasa jiwanya tercabik-cabik. Hatinya pun terasa sakit.

Saat itu, ia merasa seperti sedang berhadapan dengan binatang buas. Ia merasa seperti berada di dalam rumah es dan seluruh tubuhnya dingin.

Setetes keringat dingin menetes di kepala Tuan Williams.

Dia menatap Haylan dengan wajah serius dan berkata dengan suara gemetar, “Siapa…. siapa kamu sebenarnya?”

Selama bertahun-tahun ia berhubungan dengan dunia hukum dan ilegal, ia telah bertemu banyak orang berpengaruh.

Namun, ia belum pernah melihat orang seperti Haylan. Tatapannya saja sudah cukup membuat Tuan Williams merinding.

Terlebih lagi, Haylan mampu membuat semua orang membeku hanya dengan satu gerakan. Setelah melihat apa yang telah dilakukannya, Tuan Williams merasa Haylan hanyalah monster.

“Kamu tidak tahu namaku?” tanya Haylan dingin.

Pak Williams menggertakkan gigi dan berkata dengan suara berat, "Haylan, kami semua hanya menjalankan tugas. Bagaimana kalau kau lepaskan Declan untukku?"

“Apakah kamu bernilai 20 juta dolar?” Haylan bertanya lagi dengan dingin.

"Apa?" Tuan Williams tercengang.

"Declan merampas 20 juta dolar dariku. Kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi, dan kau masih membantunya? Kau tidak tahu apa-apa," kata Haylan dingin.

Ketika Tuan Williams mendengar kata-kata itu, wajahnya menjadi semakin gelap.

Dia menatap Declan dengan marah. "Apakah yang dikatakan Haylan benar?"

Declan memberinya sejumlah uang untuk memintanya menjaga Haylan. Alasannya, Haylan ingin memerasnya.

Sebagai orang kuat di Quinern Group, dia benci orang lain memeras teman-temannya.

Namun, hal yang paling dibencinya adalah orang lain berbohong kepadanya.

Declan menipu Haylan dan membohonginya. Tuan Williams merasa ditipu dan dimanfaatkan.

"Tuan Williams, jangan dengarkan dia. Aku tidak menipunya. Dia berbohong dan mencoba membuatku mendapat masalah," Declan cepat menjelaskan.

Gedebuk!

Sebelum Declan selesai bicara, Deacon berdiri dan menampar wajah Declan, yang menyebabkan Declan jatuh ke tanah. Declan juga memuntahkan seteguk darah.

“Declan, kau pasti ingin mati karena berbohong padaku.

"Biar kukatakan ini. Ini bukan urusanku lagi."

Deacon sangat marah. Dia menendang Declan lagi sebelum berdiri kembali dan berkata kepada Haylan, “Haylan,

Aku juga tidak diberi tahu tentang ini. Aku tidak akan terlibat lagi. Kau bisa melakukan apa saja pada Declan. Dia milikmu sepenuhnya.

“Namun, bisakah kau melepaskan anak buahku?”

Haylan mengangguk dan melambaikan tangannya.

[Desir!]

Semua jarum perak yang ada di tubuh pria itu terbang kembali ke tangannya.

Melihat ini, Deacon tercengang.

“Telekinesis!” pikir Deacon.

"Kukira itu cuma ada di buku fiksi? Aku nggak percaya bisa melihat kemampuan seperti itu di dunia nyata!"

Baru setelah Haylan mengambil kembali jarum perak itu, anak buah Tuan Williams dapat bergerak lagi.

Pada saat itu, mereka semua menatap Haylan dengan ketakutan di mata mereka.

"Tuan Williams, benar? Bawa anak buahmu dan enyahlah!" kata Haylan dingin.

"Baiklah, Tuan Jaber. Silakan saja. Kami tidak akan mengganggu Anda."

Mata Deacon dipenuhi keterkejutan. Sikapnya terhadap Haylan pun berubah penuh rasa hormat. Ia segera memimpin anak buah dan para wanitanya, lalu pergi. Ia juga menutup pintu untuk Haylan.

Cara-cara yang ditunjukkan Haylan membuatnya takut, dan ia tidak ingin terlibat lagi dalam masalah ini. Karena itulah ia memberi alasan dan segera pergi.

“Tuan Williams, jangan tinggalkan aku. Tolong, bawa aku bersamamu.”

Wajah Declan memucat, dan raut wajahnya berubah. Ia segera memohon dan ingin bangkit untuk pergi bersama Tuan Williams.

Dia merasa ketakutan, putus asa, dan tak berdaya.

Bahkan orang paling kejam yang dikenalnya, Deacon Williams, pun ditakut-takuti Haylan. Jika ia ditinggal sendirian di sini, ia pasti sudah mati.

Namun, baru saja ia berdiri, ia ditendang ke tanah oleh Haylan sekali lagi.

Haylan berjalan ke pintu dan menguncinya sebelum duduk kembali di sofa. Ia menatap Declan dengan tatapan dingin. "Kau menipuku dan ingin membunuhku. Declan, kau benar-benar kejam."

Diperhatikan Haylan seperti ini membuat Declan merasa sangat tertekan. Matanya dipenuhi ketakutan, dan ia memohon, "Haylan, aku salah. Aku dibutakan sehingga melakukan hal-hal seperti itu padamu. Maafkan aku!"

“Aku mohon padamu untuk melepaskanku, oke?”

Gedebuk!

Haylan mengambil botol bir dan membantingnya ke kepala Declan sekali lagi.

Kaca pecah, dan Declan mulai berdarah dari kepalanya. Ia jatuh ke lantai dan merasakan sakit yang hampir membuat kepalanya meledak.

“Haylan, biar aku jelaskan. Aku…”

Declan sangat kesakitan dan ingin menjelaskan dengan panik.

Buk! Buk! Buk!

Sebelum Declan sempat mengatakan apa pun, Haylan mengambil botol-botol bir yang tersisa dan membantingnya ke kepala Declan satu per satu.

Wajah Declan sudah penuh darah. Ia tergeletak di tanah, tak sadarkan diri seperti anjing.

Akhirnya, Haylan memecahkan botol bir dan mengarahkan sisi tajamnya ke arah Declan.

Ketika Declan melihat ini, ia ketakutan dan berkata dengan panik, "Haylan, maafkan aku. Aku akan mengembalikan uangmu."

Dia benar-benar ketakutan.

Haylan terlalu kejam. Dia memecahkan botol-botol itu satu per satu ke arah Declan dan bahkan mengarahkan sisi tajam botol yang pecah ke arah Declan. Ini pembunuhan. Declan ketakutan.

Declan panik. Ia takut dipukuli sampai mati jika tidak mengatakan apa-apa lagi.

“Mengapa kamu melakukan apa yang kamu lakukan jika kamu tahu ini akan terjadi?”

Haylan melempar botol itu ke samping dan meletakkan kartu yang telah ia ajukan di Mapleturz Group hari ini. Ia lalu berkata dengan dingin, "Saya beri waktu 30 menit untuk mentransfer uang ke rekening ini.

“Aku akan membunuhmu jika kurang satu sen pun.”