"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
William senang sekali menggoda Rena dengan kata malam pertama,
William senang melihat wajah pias Rena saat dirinya meminta hak nya sebagai suami.
"Persiapkan diri kamu setelah saya sembuh nanti" ucap William,Novi langsung mendekat ke arah Will.
"Kalau gitu keluarin obatnya pak!"
teriak Rena tangannya mencoba membuka mulut William untuk mengambil obat itu,dia tak mau William cepat sembuh.
William kelabakan sendiri saat mulutnya di buka paksa oleh Rena,dia tak menduga Rena akan bereaksi seperti ini.
Will mencoba menarik lengan Rena,mereka terus bergelut diatas kasur
"Pak ayo keluarin,,"
"Ini sudah masuk mana bisa dikeluarin!"
"Aw kenapa digigit pak!"
keluh Rena
"Habisnya kamu minta ini dikeluarin,kan udah masuk,mana bisa keluar" jawab William.
Tanpa mereka sadar ada seseorang di luar kamar yang mendengar percakapan mereka.
Nathan dan Novi mengurungkan niatnya untuk mengembalikan hp Rena yang dibawanya,Nathan meminta pelayanan agar nanti memberikan benda itu saat mereka sudah keluar kamar.
Nathan tak menyangka papanya langsung Unboxing Rena,padahal pernikahan mereka hanya pura-pura.
"Papa memang tak bisa ditebak"batin Nathan,tanpa Nathan tahu kalau mereka tidak sedang melakukan hubungan suami istri,namun sedang berperang mengeluarkan obat yang diminum William.
"Rena bakalan mengunci bapak dikamar mandi,aku nggak akan biarin bapak sehat begitu cepat"
ucap Rena yang masih bergelut dengan William.
Pertikaian mereka terhenti saat Rena tak sengaja menendang pusaka William,
"Aww..."ringis pak Will sambil memegangi kebanggaan nya.
Rena langsung berlari ke luar kamar,dia tak mau mengganggu pak Will, bisa-bisa dia dipaksa untuk melayani dia,,
"Hi nggak nggak" Rena begidik sendiri membayangkan pak Will ada di atas tubuhnya.
Rena merasa bersalah dan membiarkan William untuk istirahat kembali.
sore harinya tubuh William merasa sudah enakan,dia menatap Rena yang tertidur diatas sofa panjang dipojok ruangan itu,,
William bangkit dia menuju kamar mandi,membasuh wajahnya kemudian berjalan mendekat ke arah Novi.
William memperhatikan Novi dia menatap wajah imut Novi,
"Gadis yang periang,dia bahkan tak menagis dan tetap bisa tersenyum setelah aku paksa menikah"
Jika saja penampilan Rena seperti Novi,pasti dia akan terlihat begitu cantik, penampilan Rena selalu seperti lelaki,memakai celana jins dan kaos.
Dia bahkan sama sekali tak memakai aksesoris yang biasa dipakai wanita,dia justru suka memakai topi hingga Rena terlihat sangat tomboi.
"Bangun Rena kita harus segera pergi dari sini" ucap William.
Rena menggeliat mengubah posisinya menjadi terlentang.
William menelan salivanya saat menatap gunung kembar milik Rena yang begitu menantang,apalagi saat ini dua kancing baju Rena terbuka yang memperlihatkan separuh dari aset Rena itu.
Will mengurungkan niatnya untuk membangunkan Novi,dia memilih memberesi barang-barang mereka agar nanti setelah Rena bangun,mereka hanya tinggal cek out dari tempat ini.
Setelah semua beres William melempar bantal kearah Rena agar wanita itu bangun
Will tak akan membangunkan nya dari dekat,karena bukan Rena yang akan bangun melainkan pusakanya,Will tak mau itu terjadi lagi.
"Astaghfirullahal 'Adhzimmm"teriak Rena saat wajahnya tiba-tiba tertimpa bantal dengan sangat keras,Rena sampai terus mengelus dadanya.
"Pak Will nggak bisa pelan-pelan ya bangunin saya?"kesal Rena
Will tak memperdulikan rajukkan Rena,dia mendorong dua koper yang sudah dia rapikan dan berjalan begitu saja ke arah pintu.
"Pak Will mau kemana?" tanya Rena hawatir
"Kita pulang,, SEKARANG" ucap William yang tentu saja diprotes rena.
Rena buru-buru mengikuti William saat melihat kopernya ikut ditarik oleh pak Will,
"Pak saya Cuci muka dulu ya?"pinta Rena
"Mau muka kamu dicuci seribu kali,itu muka nggak akan berubah!"
ejek William.
Rena mencebikkan mulutnya.
dalam hati dia menggerutu dan menistakan suaminya sendiri.
hari sudah petang saat Will mengajak Rena pulang ke rumah yang ditinggali Rena bersama bu Rida.
"Kita pulang ke sini pak?"tanya Rena
William hanya menjawab dengan deheman.
"Hem"
membuat Rena memaki-maki William dari belakang,,dia seperti ingin memukul kepala William,namun tiba-tiba William berbalik,
Rena pura-pura mengusap pundak Will,
"Ada semut tadi pak di baju pak Will"kekeh Rena
Will hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh Rena.
Will membuka pintu dia senang karena barang-barang yang dia minta sudah datang.
Ada sofa baru,lemari es dan juga foto pernikahan mereka yang terpampang besar diruang tamu.
Saat menuju kamar Will juga senang karena sudah ada ranjang baru disana.
"Pak Will yang membeli semua ini?" tanya rena yang hanya dijawab dengan gumaman lagi oleh Will.
"Bapak sariawan ya?" kesal Rena karena Will hanya berdehem saja sejak tadi.
Will hanya terkekeh tanpa mau menjawab pertanyaan dari Rena,membuat Rena semakin misuh-misuh sendiri.
Rena kesal dia berjalan ke arah kamar yang Bu Rida tempati,namun matanya melotot melihat kamar itu sudah berubah total
Wil merubah kamar itu menjadi ruang kerja plus tempat olah raganya,karena Rena bisa melihat alat-alat aneh yang sering dia lihat di tv ada dipojok ruangan.
Rena kembali menuju kamarnya dia kesal Melihat Will yang sudah merebahkan tubu diatas kasur.
"Apa kita harus tidur sekamar pak?please jangan berdehem kali ini" tanya rena kesal
Will terkekeh mendengar perkataan Rena.
"Kamu istri saya,jadi tak perlu terkejut begitu jika kita tidur satu kamar"
"Bapak hanya nikahin saya sementara!"
"Itu tergantung kamu"
"Enteng banget sih bapak ngomongnya?"
ucap Rena sambil terus berdiri didepan will.
"Kamu nggak capek berdiri disitu?"
"Bapak jangan buat aku kesel deh!terus Rena mau tidur dimana kalau bapak tidur disitu?"
"Tadi malam saja kamu bisa tidur nyenyak disampingku"
jawab Will enteng
"itu kan semalam,Rena nggak yakin bapak tak akan melakukan apapun jika saya terus tidur disamping bapak"
Will menatap rena dengan wajah yang sulit diartikan,
"Saya tidak akan pernah berminat meniduri gadis tomboi seperti kamu,bahkan jika kamu telanjang sekalipun"
Rena marah hatinya sungguh sakit diperlakukan seperti itu,dia berbalik mencari selimut dan bantal bersih yang ada di lemari,,Rena akan tidur di sofa ruang tamu dari pada tidur di sebelah lelaki sombong yang sangat irit bicara.
Rena menoleh ke arah William sebelum dia keluar dari kamar
"Kita lihat saja nanti pak
Pak Will akan tergila-gila dengan saya"
ucap Rena sebelum keluar dari kamar itu.
Rena tidur di sofa ruang tamu,dia terdiam menatap langit-langit,tak terasa dia menitikkan air mata yang sedari tadi dia tahan.
walaupun mencoba terlihat kuat di depan semua orang,tapi dia tetaplah wanita lemah yang juga punya perasaan.
"Kamu kuat Rena,kamu bisa!"teriak Rena dalam hati,dia terus menyemangati dirinya sendiri agar tetap tegar dan kuat menghadapi cobaan besar yang bernama WILLIAM.
Dia yakin suatu saat nanti bisa menahlukkan hati William,
"jangan panggil aku Rena jika tak bisa membuat bapak jatuh cinta padaku"
batin Rena sambil mengusap air mata nya.
Dia memeluk erat selimut yang dia pakai dan mencoba memejamkan mata.
Keesokan harinya Rena terbangun dia terkejut mendapati tangan kekar seseorang melingkari perutnya.
Rena semakin terkejut melihat dimana dia saat ini
"Bagaimana aku bisa tidur di kamar ini?" batin Rena.