***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Pergi Ke Perusahaan
Tiga hari berlalu sejak Fatir mengetahui identitas barunya sebagai pewaris kedua Angkasa Grup.
Walaupun dia tidak dapat bertemu dengan ayah kandungnya, setidaknya Fatir memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Fatir mulai memahami keseluruhan cerita dari ibunya dan dirinya tidak bisa menyalahkan ayah kandungnya. Karena semua yang sudah terjadi hasil dari keputusan yang telah ibunya ambil dimasa lalu.
Nasi sudah menjadi bubur, semua tidak dapat terulang lagi. Jadi Fatir hanya perlu melangkah ke depan tanpa melihat ke belakang lagi.
Fatir hanya bisa menerima takdirnya sebagai pewaris kedua Angkasa Grup.
Tinggal di rumah sebesar istana benar - benar tidak nyaman baginya. Untuk itu, dia ingin tinggal mandiri di apartemen elite milik keluarganya. Sedangkan ibunya, tinggal bersama Nagisa atas desakan darinya.
Besok adalah hari dimana Fatir akan menjadi ketua baru Angkasa Grup, walaupun dia tenang, tetap saja dihatinya sedikit gugup.
"Rasanya, seperti mimpi bagiku untuk bisa memiliki semua ini..." Kata Fatir dengan menghela nafas.
Untuk bisa mencapai titik kehidupan saat ini, banyak hal yang telah Fatir lalui. Di masa lalu, karena dirinya miskin, banyak orang menghinanya dan lain sebagainya.
Istrinya tidak menganggap dirinya sebagai sosok suami. Bahkan mantan pacarnya dengan terbuka menghinanya.
Saat ini berbeda, dengan kekayaan yang begitu melimpah, Fatir dapat melakukan apapun yang dia inginkan. Hanya dengan statusnya sebagai pewaris kedua Angkasa grup. Banyak wanita cantik akan melemparkan diri mereka sendiri kepada dirinya.
Uang, sama sekali tidak berharga di depan mata Fatir. Dia saat ini memiliki kartu Bank Hitam yang memiliki nilai puluhan triliun di dalamnya.
Di masa lalu dia tidak bekerja dan tidak memiliki uang apapun. Sekarang Fatir kesulitan untuk menghabiskannya.
Sungguh perubahan hidup yang sulit dimengerti.
Saat Fatir sedang melamun, Entah mengapa sosok Miranda melintas di benaknya. Sekarang dia kaya, itu berarti. Fatir memiliki kesempatan untuk mengejarnya.
_
_
_
Keesokan harinya.
Fatir bagun pagi di apartemen elite miliknya, lalu melakukan rutinitas seperti joging, setelah itu memasak daging yang ada di kulkas untuk sarapan pagi.
"Menjadi orang kaya benar - benar nyaman..." Kata Fatir dengan senyuman di wajahnya.
"Minuman ini tidak terlalu buruk..." Fatir meminum minuman beralkohol yang memiliki harga ratusan juta tanpa berkedip.
"Baik, lupakan kehidupan bersantainya, Aku harus pergi keberkerja..." Walaupun Fatir tidak kekurangan uang lagi. Tentunya dia bukan pemalas.
Karena ini pertama kalinya masuk ke sebuah perusahaan, Fatir mengenakan pakaian bermerek, Sekarang dia memiliki beberapa pakaian mahal berasal dari seorang desainer terkenal. Fatir dengan cepat pergi menggunakan Mobil Supercar Bugatti miliknya untuk pergi ke perusahaan Angkasa Grup.
"Mengendarai mobil Bugatti benar - benar nyaman..." Mobil Bugatti tersebut secara kebetulan berada di garasi yang sudah disediakan oleh Mama tirinya.
Baik mobil, kepengurusan Apartemen dan segala keperluan Fatir dalam tiga hari ini, semuanya hasil pemberian Nagisa, dan Fatir hanya bisa menerimanya.
Sebagai salah satu mobil termahal di dunia, Fatir langsung jatuh cinta saat dia melihat mobil tersebut. Walaupun banyak mobil Supercar edisi terbatas, Fatir cukup kesulitan untuk menentukan pilihannya.
Diantaranya, Lamborghini, Ferrari, Bugatti, dan Rolls-Royce. Karena berbagai alasan, Fatir memilih untuk mengambil Bugatti sebagai mobil favoritnya.
"Vrooomm..." Dengan cepat, mobil Bugatti menghilang di kejauhan.
_
_
_
Sebagai salah satu gedung tertinggi di jakarta, Kantor cabang Angkasa Grup terletak di tempat yang cukup strategis.
"Tuan Fatir..." Seorang penjaga berkata dengan bersemangat.
Hari ini ketua baru Angkasa Grup datang untuk melihat perusahaan. Tentunya sebagai karyawan, dia harus mencari muka.
"Apakah sekertaris Mary sudah datang?!..." Tanya Fatir dengan santai.
Dalam tiga hari ini, selain bersantai dan menikmati kehidupan nyaman, Fatir harus mempelajari semua hal tentang perusahaan Angkasa cabang Jakarta.
Dan, Mary ini adalah sekertaris yang bertanggung jawab setelah menggantikan Nazwa yang menjadi seniornya.
"Tuan Fatir, mungkin Nona Mary sedang dalam perjalanan..." Penjaga keamanan menjelaskan.
"Jika seperti itu, aku akan datang sendiri..." Kata Fatir dengan perlahan turun dari mobil Bugatti.
"Tuan Fatir, apakah aku harus memberitahu yang lainnya, Semua karyawan telah menunggu di depan pintu utama perusahaan..." Penjaga tersebut berkata dengan inisiatif.
"Jangan beritahukan yang lain, kamu bisa melanjutkan tugasmu lagi. Aku akan pergi sendiri..." Fatir mengakhiri perkataannya dan pergi dengan senyuman di wajahnya.
Penjaga keamanan hanya bisa menyesal karena tidak dapat menyenangkan Ketua baru Angkasa Grup.
Fatir bukan orang buta, dia dapat melihat banyaknya ucapan selamat di sepanjang dirinya berjalan. Hal tersebut membuat hatinya semakin senang.
Saat dia melangkah kearah pintu utama perusahaan, dia terkejut karena melihat seorang wanita yang tidak asing baginya.
"Kamu, Fatir kan?..." Fatir di hentikan oleh wanita tersebut tepat di pintu masuk perusahaan.
"Lilis, aku tidak menyangka kamu bekerja disini..." Fatir mengenali wanita tersebut sebagai mantan kekasihnya, yang mencampakkan dirinya dan lebih memilih pria lain yang lebih kaya dari pada dirinya.
"Dia kan orang yang kemarin..." Alex yang berdiri di samping Lilis dapat mengenali Fatir dengan jelas.
Alex tersenyum dengan kemenangan, dia menduga jika Fatir adalah karyawan baru. Tentunya dia harus menyulitkan Fatir sebagai pembalasan.
"Haha, Sayang, mantan pacarmu ini. Sepertinya tidak bisa melupakanmu sehingga dia mengejarmu ke perusahaan kita..." Kata Alex dengan menghina.
Alex dengan sengaja mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang ramping Lilis, tentunya. Dia ingin membuat Fatir cemburu.
"Sayang, kita sedang di perusahaan. Ini sangat memalukan, kita bisa melakukanya nanti..." Lilis memberikan alasan yang cukup wajar.
Bagaimanapun juga, perusahaan Angkasa Grup cukup besar dan terkenal, Lilis tidak ingin memperburuk kondisi dirinya sendiri dengan rumor tertentu.
"Sayang, kamu bisa tenang. Perusahaan Angkasa mungkin bukan milikku. Namun ayahku adalah manajer cabang jakarta, kamu bisa tenang oke!..." Kata Alex dengan nada Sombong.
"Kamu bisa pergi meninggalkan tempat ini..." Kata Alex kepada Fatir.
"Mengapa aku harus pergi?!..." Tanya Fatir dengan datar.
Keduanya adalah karyawan di perusahaan dirinya. Melihat mereka ingin mengusir ketua baru Angkasa Grup. Bagaimana Fatir bisa diam saja?
"Tentu saja kamu harus pergi. Ayahku memiliki wewenang untuk memecat karyawan disini. Apalagi jika karyawan baru seperti kamu..." Alex dengan puas menjelaskan.
"Hahaha, jangan salahkan aku karena tidak baik denganmu. Keberadaan kamu tidak menyenangkan di mataku, sehingga aku tidak ingin melihatmu. Apalagi jika setiap hari harus berpapasan denganmu, Hihi... Benar - benar menjijikkan..."
Tentunya, sosok Fatir lebih tampan dari Alex sehingga membuatnya memiliki permusuhan tanpa sebab. Belum lagi beberapa hari lalu Fatir mencium Miranda tepat di depan dirinya. Benar - benar tidak termaafkan.
"Berhati - hatilah saat berbicara, Jika tidak. Kamu bisa kehilangan posisimu. Begitu juga dengan ayahmu..." Kata Fatir dengan acuh tak acuh.
"Kamu!..." Kali ini Alex dan Lilis terkejut dengan perkataan Fatir.
Terutama untuk Lilis yang memahami dengan benar tentang Fatir. Walaupun dia cukup lama berpisah dengan Fatir, tentunya sikapnya sangat mengejutkan.
"Hahaha, Sungguh lelucon yang sangat buruk. Aku ulangi lagi, pergi dari sini jika tidak aku akan memanggil penjaga untuk mengusirmu..." Alex tertawa terbahak - bahak.
Bersambung...