Wanita 1 Triliun

Andrean terkesiap ia menatap lekat wajah Claudia dan Lorenzo bergantian, seketika perasaannya tak tenang. Kenapa Lorenzo Scottbryan dan Raymond bisa ada di sini juga istri keduanya ada di sana?.

Rayny menggaruk lehernya sekilas, ia tak mau melihat sahabatnya itu mendapat masalah dan masalah lagi.

Andrean sontak menarik tangan Claudia. "Apa yang kamu lakukan di sini kenapa bisa CEO Lorenzo di sini juga? ayo pulang berani sekali kamu bepergian tanpa minta izin sama suami!!.." Tegas Andrean.

Claudia merintih kesakitan genggaman Andrean begitu erat. "Andrean lepas ini sakit!."

Namun lelaki itu tak peduli ia menarik paksa tangan Claudia untuk pulang sekarang juga.

Dengan cepat Lorenzo menahan tangan Claudia yang satunya lagi. "Apakah caramu memperlakukan seorang istri seperti ini!."

"Ini tidak ada hubungannya dengan anda, dia istriku aku berhak melakukan apapun terhadapnya. Jadi jangan ikut campur!.." Tegas Andrean.

Lorenzo menggertakan giginya menahan amarah. "Kau tidak pantas disebut seorang suami!."

"Sekali lagi ini tidak ada hubungannya dengan anda tuan, jangan ikut campur rumah tangga orang lain!.."

Lorenzo menatap sinis Andrean. "Cih!.. Sangat tidak tahu di untung!."

"Aku akan melepaskan tangan istrimu jika dia mau pergi..." Tegas Lorenzo ia benar-benar tak bisa melihat wanita yang dicintainya diperlakukan seperti itu.

Andrean dan Lorenzo sontak menatap Claudia menunggu pilihan apa yang akan dia ikuti.

"Aku suamimu!..."

"Jangan terus-terusan menyiksa diri Claudia!!." Timpal Lorenzo.

Tatapan Claudia kosong ia perlahan menatap manik biru Lorenzo. "Aku akan pergi dengan Andrean jangan mengikutiku!..."

"Apa!!.." Pekik Rayny yang tak setuju dengan jawaban sahabatnya.

Andrean tersenyum sinis kemenangan disela amarahnya yang memuncak.

Claudia mengangguk perlahan kepada Rayny agar tak perlu mengkhawatirkannya.

Lorenzo terdiam dengan pilihan wanita yang dicintainya itu. Perlahan Claudia melepas genggaman tangan Lorenzo setelahnya ia berlalu pergi dibawa oleh Andrean.

Seketika Lorenzo mengambil jasnya untuk menyusul Claudia, tetapi Raymond mencegah sahabatnya itu. "Jangan seperti ini, berikan dia waktu biarkan Claudia menyelesaikannya dengan sendiri. Takutnya nanti lebih parah jika ikut campur, masih ada cara lain..."

"Ck!!..." Geram Lorenzo.

Rayny menyadari sesuatu. "Apakah orang berpengaruh di dunia ini mencintai Claudia?..." Batinnya penuh tanda tanya.

Lorenzo berjalan menghampiri Rayny. "Terimakasih atas bantuannya.."

"Bukankah anda bisa bertemu dengan Claudia ditempat lain? aku jadi merasa bersalah karena ajakan ku ia ketahuan oleh Andrean." Timpal Rayny ia tak bisa dipungkiri lelaki kekar tinggi nan tampan itu benar-benar tampak benar-benar sempurna.

"Tidak ada yang tak bisa tuan Lorenzo lakukan, ia sengaja melakukannya." Jawab Raymond singkat.

...***...

Andrean menyeret Claudia dengan paksa ke dalam rumah. "Andrean cukup ini sakit apa kau ingin aku mati!."

Ia melemparkan Claudia ke atas kasur dengan kasar. "Aku tidak akan membiarkanmu dekat dengan lelaki manapun termasuk dia!."

"Tenang kan emosimu aku juga tidak tahu jika di rumah Rayny ada tuan Lorenzo, kenapa bisa kau semarah ini tidak ada hubungan diantara aku dan dia!!.." Pekik Claudia saat kedua tangannya diikat oleh Andrean.

Ketakutan memenuhi benak Claudia saat Andrean dengan wajah datar membawa sikat dari kamar mandi, Claudia begitu terkejut. "Apa yang akan kau lakukan!."

Andrean mencengkram dagu istri keduanya. "Aku akan membersihkan bekas genggaman lelaki itu!!."

"Apa kau gila? kau akan menyiksaku Andrean, suami macam apa kamu!.." Pekik Claudia mencoba melepaskan diri.

Andrean menggenggam erat tangan Claudia yang terdapat bekas genggaman Lorenzo tadi, ia benar-benar tak terima.

Ia menyikat tangan mulus Claudia dengan kasar berkali-kali tanpa mempedulikan rintihan istrinya yang kesakitan.

"Aaakkhh.. Andrean cukup i.. Ini sakit!..." Rintih Claudia menahan perih dan panas ditangannya.

Air mata Claudia turun bagaimana bisa suaminya tega melakukan hal itu. Ia menahan rasa sakit dengan menggigit bibir bawahnya.

Setelah dirasa cukup Andrean menghentikan aksi gilanya. "Ini hukuman untukmu!."

Claudia menatap tajam Andrean penuh dengan air mata. "Kau gila! bohong dengan ucapan cintamu itu!, ambil surat perceraian dan tanda tangani sekarang juga!."

Mata Andrean melotot emosinya tak terbendung lagi, ia mengambil sabuk dan mencambuk punggung Claudia tanpa perasaan. "Berani sekali kamu!."

"Aaakkhh!!! Andrean!!.." Pekik Claudia dengan isak tangisnya, tangannya sudah berdarah sekarang punggungnya malah dicambuk.

Ia tak kuat menahan penyiksaan ini tubuhnya terasa rapuh lemah, Claudia merasakan pusing begitu hebat. Tidak lama ia pingsan dengan keadaan yang menyedihkan.

DOR!!

"Aaaarrgh!!!..." Pekik Andrean terjatuh saat pahanya terasa panas dan perih karena sebuah peluru yang bersarang di tubuhnya.

Lorenzo gemetar melihat keadaan Claudia ia menendang keras Andrean yang kesakitan ulah tembakannya.

Rayny menutup mulutnya syok melihat keadaan Claudia. "Andrean bagaimana bisa kau!.."

PLAK!!!!.

Andrean terjungkal dengan tamparan keras Rayny, Raymond bertindak mengurus Andrean ia membawa lelaki itu pergi dengan paksa ke suatu tempat.

"Lepaskan aku kalian ikut campur urusan rumah tangga orang lain!." Bentak Andrean sambil menahan sakit.

"Apa kau ingin peluru selanjutnya bersarang di tubuhmu?." Dingin Raymond yang membuat Andrean terdiam.

Lorenzo bagai kehilangan jati dirinya saat melihat keadaan Claudia, ia sontak melepas ikatan itu. Tangannya meraih wajah Claudia sambil memeluknya erat. "Aku di sini....."

Bersambung...

Tinggalkan jejaknya di bawah ya kakak!.🤗

IG:By_Aryany10