Eklusif hanya di Noveltoon, jika ada di tempat lain berarti plagiat
Jangan lupa like, komen, Vote dan hadiah.
Seorang pria bernama SULTAN. Ia hanya anak miskin dan tinggal dengan ibunya di rumah kecil, namun tiba-tiba ia mendapatkan sistem dan sistem tersebut merubah hidupnya, yang dulunya hanya anak lemah dan hidup miskin kini menjadi kuat dan kaya raya dan sistem itu membantu ia menjadi kuat dan kaya raya.
Ia harus mengerjakan misi dan juga membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Kalah mereka Sultan," teriak Tedi kesenangan.
Sultan menendang perut dan menyikut dadanya, lalu menendang kepala temannya yang lain dan menendang teman yang ada di belakang dan bak buk bak bu bak buk. Terkaparlah semua temannya beserta Roninya.
"Gila dia benar-benar kuat," ujar Roni lari.
"Roni, tunggu," teriak Sarah dan ia segera mengejar Roni.
"Ya udah, ayo kita pulang," ajak Sultan.
Mereka berdua pun pulang naik taksi dan akhirnya sampailah di rumah yang mereka maksudkan.
"Permisi Pak, katanya rumah Bapak yang 1 itu tidak di huni lagi dan ingin di jual, kira-kira harganya berapaan pak?" Tanya Sultan tanpa basa basi.
"Oh itu mau saya jual 1,2 milyar, ada apa ya? Apa ada yang mau membelinya?" Tanya bapak itu.
"Iya Pak, kalau pas saya yang akan beli," jawab Sultan mengangguk.
"Ha! Kamu yang ingin membeli rumah ini? Apa kamu serius?" Tanya bapak itu tak percaya karena setau dia Sultan hanya orang susah.
"Iya, saya serius, dan ini uangnya," jawab Sultan memperlihatkan uang di dalam tasnya. Bapak itu terbelalak tak percaya.
"Kamu tidak mencurinyakan?" Tanya bapak itu menekuk alisnya.
"Kalo saya mencurinya, sudah lama saya di tangkap dan juga sudah saya bawa kabur ini uang," jawab Sultan.
"Iya ya, kalau begitu ayo kita lihat-lihat dulu," ujar bapak itu mengajak Sultan dan Tedi. Sultan pun melihat-lihat dan rumah itu sangat besar. Sultan mengangguk-angguk.
"Pak bagaimana jika 1 miliyar aja, kita 'kan sudah kenal," tawar Sultan.
"Ya udah deh, ambil aja," jawab bapak itu setuju.
Mereka pun saling deal dan Sultan menghitung jumlah uang yang ia keluarkan, kini tinggal 700.000.000 lagi.
"Baiklah ini sartifikat rumahnya, kamu sendiri ya yang balik nama, rugi saya 200.000.000," ujarnya.
"Hehehe... terima kasih banyak Pak," ujar Sultan menyalami tangan bapak tersebut.
Ting ting.
Misi level C.
Menyelamatkan bapak itu dari seseorang yang akan mengambil uangnya.
Hadiah 30 poin.
SULTAN
Sistem, kenapa ada seseorang yang ingin mengambil uang tersebut, tadi bukannya tidak ada orang? Dan kenapa tidak ada peringatan bahaya?
SISTEM
Tadi dia mengintip tapi ia tak niat untuk mencurinya, ketika diperjalanan pulang ia di tagih hutang oleh orang yang menghutanginya.
SULTAN
Begitu ya.
"Hm... Tedi, kamu pulang dulu ya, aku ada urusan mendadak," ujar Sultan.
"Ya udah deh, kalau gitu aku pulang dulu," jawab Tedi berbalik arah dan pergi.
"Tunggu dulu," Sultan mengeluarkan 10 lembar uang berwarna merah. "Nih, buat jajan," kata Sultan meletakkan di tangan Tedi.
"Wah... gini donk, 'Kan aku bisa traktir semua keluargaku," ujar Tedi menghitung jumlah uanganya.
"Kamu mau traktir keluargamu? Nih," Sultan mengeluarkan uang segepok dan mengulurkannya kepada Tedi, kira-kira 8 jutaan.
"Huhuhuhu... aku tau Sultan yang terbaik, sini cium dulu," Ketika Tedi ingin mencium Sultan, Sultan memalingkan wajah Tedi dengan tangannya.
"Dasar menjijikkan, udah pulang sana," usir Sultan.
"Oke, aku pulang," kata Tedi dan langsung melangkahkan kakinya pergi.
"Terus? Kamu ngak pulang?" Tanya bapak itu heran karena Sultan masih berdiri.
"Eh... anu, saya ingin melihat-lihat rumah ini dulu," kata Sultan cengengesan.
"Hais... sepertinya saya belum rela menjualkan rumah ini," ujarnya menatap sayup rumah besar tersebut.
"Ngak rela, tapi uangnya udah di ambil," omel Sultan dalam hati. Sultan beranjak dari tempat ia berdiri dan bersembunyi.
SULTAN
Di mana orangnya.
SISTEM
Sebentar lagi dia datang, tadi dia tak berani karena ada Tuan.
Sultan bersembunyi dan memantau dari kejauhan.
Ketika bapak itu pergi, pria tadi membawa sebuah kayu panjang dan mengikuti bapak tersebut dari belakang, Sultan pun segera mengikutinya, ketika pria itu hendak memukul bapak tersebut Sultan langsung menarik kerah bajunya dan membawa pria itu di gang.
Bak buk bak buk bak buk.
"Eh suara apa itu?" Tanya bapak itu berjalan dan mencari arah suara tersebut.
"Lho ngapain kamu di sini?" Tanya bapak itu heran karena Sultan ada di sebuah gang sempit dan buntu.
"Eh, tidak apa-apa pak," ujar Sultan cengengesan dan menendang pria itu ke belakangnya dan menutupi dengan kakinya.
"Eh, mengagetkan saja," ujar bapak itu kembali pergi. Sultan menginti bapak itu untuk memastikan jika dia sudah jauh.
"Kamu yang punya hutang, kenapa ingin mencuri uang orang lain untuk membayarnya?" Tanya Sultan berjongkok.
"Aku sudah tak punya uang lagi untuk membayarnya, karena bunganya semakin bengkak, jadi hutang itu ngak habis-habis," jawabnya sambil menahan sakit.
"Berapa hutangmu?" Tanya Sultan menatapnya.
"90 juta masuk bunganya," jawab pria itu.
"Hais... kenapa kamu ngak pergi mati aja," sungut Sultan.
"Tadinya gitu, tapi aku punya anak dan istri," jawabnya, Sultan terdiam.
"Nih bayar hutangmu, dan ingat jangan pernah ngutang lagi dan cari kerjaan," ujar Sultan mengeluarkan uang dari tasnya dan memberikannya kepada pria itu dan pergi.
Pria itu menarik kaki Sultan. "Tuan, terima kasih banyak, saya berjanji akan mengikuti apa yang Tuan pesan, terima kasih Tuan sudah meyelamatkan hidup saya," pria itu menangis sambil memeluk kaki Sultan.
"Baguslah jika begitu," ujar Sultan dan ia pun pergi.
Misi selesai.
Anda mendapatkan 30 poin.
Poin Anda menjadi 41 poin.
"Harus segera pulang nih," ujar Sultan berlari menuju rumahnya. Baru saja ia sampai di rumah tiba-tiba...
Ting ting.
Misi level A.
Memberikan mainan kepada seorang anak kecil.
Hadiah 10 poin.
"Astaga! Baru aku ingat, aku 'kan ingin memberikan mainan pada Alira, tapi mainan apa ya, ya udah ponsel aja, biar jadi anak pintar dia," Sultan pun berlari ke rumah pak Herman.
"Ada apa Sultan?" Tanya pak Herman melihat Sultan membungkukkan badannya dengan nafas tersengal-sengal.
"Alira mana pak," Tanya Sultan kelelahan.
"Ada tuh di dalam," jawab pak Herman.
Sultan masuk ke dalam rumah pak Herman.
"Hay Alira anak yang manis, nih Abang bawa apa hayo?" Tanya Sultan misterius. Alira hanya diam dan menatap Sultan.
"Ayo tebak," ujar Sultan tersenyum. Alira hanya mengangkat bahunya lalu fokus lagi ke mainannya.
"Ini anak kalem amat," sungut Sultan. "Nih Abang bawa mainan buat Alira nih," ujar Sultan mengulurkan ponsel ke arah Alira.
"Ngak mau," jawab Alira.
"Astaga ini mainan mahal lho, masa Alira ngak mau?"
"Ngak," jawabnya ketus.
"Kalau Alira ngak mau untuk Bapak aja Sultan," sahut pak Herman.
"Kan aku beli mainan untuk Alira, bukan untuk bapak," jawab Sultan sewot.
"Ya sama aja, untuk Bapak kan untuk Alira juga," ujar pak Herman tersenyum malu-maluin.
"Ya sudah Alira mau mainan apa, nanti Abang belikan," tawar Sultan.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE,SARAN DAN HADIAH
TERIMA KASIH
duit 1 milyar di tumpuk di atas meja aja udah kek mana. 1 triliun di tumpuk 🥴