Alika Sarasafi gadis 29 tahun. Ia sangat sukses dalam profesinya sebagai Perawat di Klinik Perusahaan tetapi tidak sesukses perjalanan cinta dan asmaranya.
Harus merasakan Pahit ditinggal selamanya oleh Suami di Malam pengantin dan harus merawat orang lain yaitu anak dari pernikahan Mantan Kekasih nya terdahulu yang pergi tanpa pamit.
Mantan Kekasih yang sudah sukses dalam karirnya kini datang kembali untuk merapihkan cinta mereka yang telah hilang setelah 12 tahun lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon megadischa putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi Buruk
"Aku selalu ikhlas terhadap kamu, Bil! aku ikhlas menukar hasil tes ujian kita! agar kamu yang bisa lulus dan menerima beasiswa untuk kuliah di London."
"Aku merelakan hatiku pergi untuk mengejar mimpimu, tapi kamu melupakan aku!"
Belum sempat Alika meneruskan kata-katanya, Bilmar dengan cepat memeluk Alika dengan kuat dan menangis. Mereka pun menangis bersamaan.
"Percaya, Al! aku selalu mengirmi kamu surat setiap minggu. Menanyakan kabarmu dan kabarku disana, aku tidak tahu kenapa kita jadi seperti ini!"
Bilmar terus memeluk Alika semakin kuat.
Alika terperanjat kaget, matanya hanya fokus melihati bintang yang bertebaran di angkasa. Alika pun masih tidak percaya dengan semua alasan Bilmar itu, yang ia tau Bilmar berbohong kepadanya. Seketika Alika melepaskan diri dari pelukan Bilmar, mendorong dan menamparnya.
Praakkkkk
"Kamu Bohong! aku nggak akan pernah percaya sama bualan kamu itu! aku benci kamu! benci kamu, Bil !" Alika menangis dan mendorong tubuh Bilmar dengan kasar. Ia berlari pergi masuk kedalam rumah.
Terlihat Bilmar masih diam terpaku atas semua yang ia dengar barusan. Tamparan yang diberikan oleh Alika sepertinya tidak ada apa-apanya dibanding sakit hati yang Alika bendung selama ini.
Malam yang awalnya memberikan kesejukan untuk Alika, kini berubah menjadi malam yang panas dan sangat mencekam.
Kebenaran selama 12 tahun harus terkuak dimalam itu tanpa halangan.
***
Tengah malam pukul 02.00 Wib.
Bilmar keluar kamar menuju dapur, untuk mengambil segelas air minum dingin. Ia terus melihati kamar tamu yang sekarang ditempati oleh Alika, semenjak perdebatan tadi perasaan Bilmar tidak menentu.
Ia sulit memejamkan mata, karena selalu terngiang-ngiang dengan kebenaran yang selama ini baru terungkap.
Banyak dugaan-dugaan yang tidak baik selalu menghiasi fikirannya, ia menerka-nerka bagaimana awal permulaan masalah ini bisa terjadi.
Ia pun duduk di meja makan, sesekali memakan kripik yang ada ditoples. Ia terus merenungkan perdebatan tadi.
Kemudian
Terdengar suara teriakan dari dalam kamar tamu. Suara Alika berteriak kencang tidak jelas. Bilmar pun dengan cepat berlari menuju kamar Alika untuk melihat apa yang terjadi.
Ditemukannya Alika sedang mengigau dalam tidurnya. Kedua matanya masih terpejam dengan baik.
"Al..Alika....Alika...! panggil Bilmar menggoyang-goyangkan tubuh Alika. Wanita ini pun terhenti dari teriakannya tetapi masih memejamkan mata.
"Kamu kenapa? mimpi buruk ya?" ucap Bilmar sambil memegangi tangan Alika.
"Masya Allah, panas sekali. Kamu demam!" Bilmar kaget dengan cepat pergi kedapur untuk mengambil baskom berisi air kompresan.
Ia kembali ke kamar dan mengompresi dahi Alika, mengelap kedua tangannya.
"Kamu pasti masih mikirin yang tadi ya, Al? sama aku juga! maafkan aku ya...sayang!
Bilmar terus mengompresnya, menatapi dan mengelus wajah Alika. Wanita yang selalu ia cintai sampai saat ini.
Dentangan waktu tidak terasa menunjukan pukul 04.00 pagi, dirasanya Alika sudah tenang.
Bilmar pun menaikan selimut sampai ke dada Alika, menempelkan handuk kompresan tetap di dahinya. Ia pun berjalan kembali menuju kamarnya untuk melanjutkan tidur.
"Aku berjanji akan menyelidiki masalah apa yang terjadi dibalik kesalah fahaman ini,"
*****
Pagi pun tiba dikediaman Bilmar.
Alika membuka matanya perlahan-lahan, dirinya sudah bangun dari mimpi yang menyeramkan semalam. Ia pun merasa ada sesuatu didahi nya.
"Handuk basah?" tanya Alika kepada dirinya sendiri.
Di meja dekat ranjang terdapat baskom berisi air yang sehabis dipakai untuk mengompres, ia pun masih belum faham kenapa dengan dirinya, yang jelas saat ini dirinya sudah biasa kembali tidak merasakan demam apapun.
gw gak merasa nih cerita seru , kadang suasana pemainnya berubah dengan cepat, kek mainan gitu pdhl problemnya swlaku dibuat lebay..pake kebencian lah tapi,..sorry..gak ada yg menjurus kesana. alika bukannya benci , hanya gak terima doang bilmar bahagia dengan pasangannya..kebencian, kebencian dari mn..memaki drmn..gak ada. gw baca dari tadi nih cerita kek ada yg kosong..gak srek..gak bikin gw menggebu" exicted. malah kesel bukan karena pemainnya tapi isinya flat. contohya...bbrp kali membicarakan ttng aziz..tuangkanlah rasa cemburu, atau gak terima karena alika bisa moveon selama ini darinya kalau responnya b aja..gak ada kesan bilmar mmng mencintai alika sehingga ada dorongan bahwa alika hanya perlu mengingatnya dll.
murah banget.
yg serius dong buat cerita, gak seru😪
so, hentikan setiap kalimat yg mengatakan bilmar mencintai alika. gw gak melihat itu sedari awal.
pengajaran yg salah nih. istri kedua mana bisa sah dlm negara😌
sebenarnya alasan apapun itu, bisa dibilang bahwa rasa yg dimiliki bilmar bukan lah bener" cinta, dia hanya menganggap bahwa alika adalah wanuta pertama yg dia cintai setelah itu mereka pisah trus kembali lagi..itu hanya ubtuk memperbaiki hubungan mereka yg retaknya saat itu gak jelas. kalau mmng cinta, bilmar akan terbuka...
dan juga penjelasan binar itu gak nyambung dengan kakimat awal itu yg mengatakan sdh lama bilmar menduda setelah kematian isttinya...gw bilang gak nyambung karena isinya beda dengan awal. harusnya ada clue yg bisa reader menerka..apakah bilmatlr.mmng sdh duda atau gak. tapi penjelasan bab perkenalan bilmar disitu langsung kek sdh sah bahwa bilmar duda...
jadi gw kek ha! kok tiba" bilmar punya istri sebelumnya.
jadi yg benernya mana?😪
bahkanembicarakan alm.suami alika..sikapnya b aja.
kayaknua dia hanya penasaran dengan kehidupan alika bukan karma masih mencintai..peremuan pertamanya pun..gak ada rasa senang malah tuduhannya lebih besar.