NovelToon NovelToon
Miranda Anak Yang Disisihkan

Miranda Anak Yang Disisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Cintapertama
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

bagaimana jadinya kalau anak bungsu disisihkan demi anak angkat..itulah yang di alami Miranda..ketiga kaka kandungnya membencinya
ayahnya acuh pada dirinya
ibu tirinya selalu baik hanya di depan orang banyak
semua kasih sayang tumpah pada Lena seorang anak angkat yang diadopsi karena ayah Miranda menabrak dirinya.
bagaimana Miranda menjalani hidupnya?
simak aja guys
karya ke empat saya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menjemput mang agus dan bi mirna

Semangat Lena untuk sembuh mendadak tinggi, dia ingin menyaksikan Miranda menikah dengan pria tua, tentu saja itu akan membuat dia bahagia, pokoknya hal yang membuat Miranda terpuruk dan terhina akan membuat Lena bahagia.

Lena memang anak angkat yang beruntung, semua berduka manakala Lena sakit, semua anggota keluarga ada manakala Lena sakit berbeda dengan Miranda yang sakit, kalau tidak Mang Agus dan Bi Mirna mungkin Miranda sudah mati.

Hari ini adalah kepulangan Lena, dokter sudah menyatakan Lena sembuh.

Dari tadi Lusi sibuk terus berkoordinasi membuat Handoko heran.

"Kamu sibuk amat, Lusi, ada apa?" ucap Handoko sambil memegang setir. Lusi duduk di kursi penumpang dekat pengemudi, sedangkan Miranti duduk di bangku belakang bersama Lena, si kembar Amar dan Amir duduk di bangku bagian paling belakang.

"Ini atasanku ada-ada saja, masa besok aku harus datang ke Hotel Hilton pagi-pagi sekali untuk memastikan catering berjalan dengan lancar."

"Hotel Hilton?" gumam Handoko. "Lusa Miranda menikah di Hotel Hilton, Lusi."

"Apa Ayah tidak salah, info dari atasanku Hotel Hilton sudah dibooking keluarga Baskara selama tiga hari untuk persiapan pewaris utama keluarga Baskara, Tuan Rian Baskara," ucap Lusi masih sibuk dengan iPad-nya berkoordinasi dengan anak buahnya di lapangan. Lusi bekerja di sebuah event organizer ternama yang pernah mengadakan acara-acara besar seperti konser musik sampai pernikahan artis dan anak-anak pejabat, klien dia dari kalangan konglomerat, dan Lusi sebagai manajer operasional.

Handoko ragu lalu mengambil ponselnya dan menelepon Reza.

Satu kali dering langsung terhubung.

"Tuan, saya ingin memastikan di mana Miranda akan menikah."

"Di Hotel Hilton dan Anda harus datang, kalau tidak datang perusahaan Anda akan saya hancurkan," ucap Reza terdengar tegas.

"Ba... baik, Tuan, saya hanya memastikan saja," ucap Handoko.

"Benar Miranda akan menikah di Hotel Hilton," ucap Handoko setelah dia memutuskan sambungan telepon dengan Reza.

"Mungkin Pak Reza numpang menikah di sana, kabarnya juga Pak Reza merupakan pengusaha yang didukung oleh keluarga Baskara," ucap Lusi.

Handoko menarik napas berat. "Ya masuk akal," ucapnya.

"Berarti Pak Reza tidak terlalu kaya sebenarnya kalau begitu," ucap Amar.

"Ya, dia bisa hebat karena jadi anjingnya keluarga Baskara," ucap Amir.

Lena merasa lega mendengar fakta itu.

"Ayah ingat Rian Baskara ga sih?" ucap Lusi tiba-tiba.

"Kurang ingat, Ayah," jawab Handoko.

"Itu loh, Yah, anaknya Tante Kirana, dulu kan aku pernah diajak main sama Mamah Linda dan waktu itu aku mau dijodohkan sama anak Tante Kirana," ucap Lusi bangga.

"Oh iya Ayah lupa, teman Mamah kamu ya," ucap Handoko.

"Iya, tapi sayang Rian tidak pernah muncul lagi di publik dan tiba-tiba saja dia muncul akan menikah, andai saja aku belum tunangan dengan Rudi," ucap Lusi terkekeh.

"Sudahlah, yang penting kamu fokus dengan Rudi saja," ucap Handoko.

"Emang setampan apa sih Rian itu?" tanya Lena.

"Kamu searching saja Rian Baskara CEO Baskara Cooperation," jawab Lusi masih sibuk menerima panggilan dari anak buahnya.

Lena mengeluarkan ponselnya dan menulis di menu pencarian nama Rian Baskara.

"Wah tampan sekali dia, ya, andai saja aku jadi istrinya," gumam Lena.

"Ya sayang sekali adikku sayang, kamu terlambat, lusa Rian Baskara akan menikah," kekeh Lusi.

"Iya, ya," ucap Lena. "CEO Baskara Corporation membawahi berbagai usaha, properti, pabrik makanan, fashion, ritel berlian, mempunyai puluhan rumah sakit tersebar di seluruh negeri, setiap tahun omzet puluhan triliun." Lena membaca artikel itu dengan saksama.

"Luar biasa, ya, coba aku tahu lebih awal mungkin aku mencari Rian Baskara dan akan aku jadikan suami," lanjut Lena.

Semua orang terkekeh dan Lena menyesal mengapa baru mengetahui kalau ada CEO tampan kaya raya bernama Rian Baskara apalagi pernah dekat dengan keluarga Aditama.

,,,

Di sebuah butik yang beraroma wangi mahal dengan lampu-lampu kristal menggantung rapi, Lena meminta mobil untuk berhenti. Handoko tidak bisa melarang, dia takut Lena nekat bunuh diri lagi.

"Ayah, kita harus tampil istimewa di hari pernikahan Kak Miranda," ucap Lena penuh tekad sambil memandang deretan gaun yang dipajang di manekin.

Handoko menghela napas berat, artinya dia harus mengeluarkan uang lagi padahal dia sedang berhemat, perusahaannya berada di ujung tanduk.

Lena, walau masih terlihat lemah, tampak sangat bersemangat kalau sudah urusan belanja.

Dada Handoko terasa sesak melihat harga-harga baju yang semuanya di atas puluhan juta. Butik itu luas, lantainya berlapis marmer putih mengilat, dan setiap baju dipajang seolah karya seni.

Entah kenapa, sejak Miranda tidak ada di rumah, Handoko jadi sering teringat padanya.

"Kapan ya terakhir kali aku membelikan baju untuk Miranda," gumamnya dalam hati.

Hampir saja ia menangis, dadanya terasa nyeri. Bagaimanapun juga Miranda adalah anaknya sendiri. Sebelum Nurma meninggal, Miranda adalah anak kesayangannya karena Miranda mirip sekali dengan Nurmalinda, dan anak yang paling cerdas.

"Yah, yang ini ya," ucap Lena sambil mengangkat gaun berpayet, membuyarkan lamunan Handoko.

Handoko menatap label harga yang tertera: sembilan puluh delapan juta.

"Nak, bisa tidak harga yang di bawah itu," ucap Handoko dengan suara pelan.

Lena tampak tertunduk lesu.

"Ayah," ucap Lusi, suaranya agak sedikit keras, "ingat tadi Ayah janji apa sama Lena."

Handoko hanya bisa menarik napas berat.

"Baiklah, ambilah, Nak," ucap Handoko walau terasa berat di dada.

Semuanya membeli baju, termasuk baju untuk Miranda.

"Ini untuk siapa, Lena?" tanya Handoko heran melihat baju yang menurutnya jelek dan murah.

"Ini untuk Kak Miranda, dia harus memakai ini besok," ucap Lena mantap.

"Jangan gila, Lena, semua baju Miranda pasti sudah dipersiapkan oleh Pak Reza. Jangan sampai kita menyinggung Pak Reza," ucap Handoko dengan cemas.

"Ayah, aku melakukan ini demi anak-anak Ayah, Ayah harus bantu bujuk aku agar Kak Miranda menggunakan ini, ini demi harga diri Ayah dan anak-anak Ayah," ucap Lena bersikeras.

"Sudahlah, Yah, ikutin rencana Lena," sahut Amar mulai kesal.

"Kalian saja yang bujuk Miranda, Ayah enggak mau, bunuh diri kalau Ayah menyinggung Pak Reza, Ayah sedang sibuk memikirkan pernikahan Lusi, Ayah gamau pernikahan Lusi hancur karena Ayah menyinggung Pak Reza," ucap Handoko gelisah.

"Ya sudah, Ayah cukup diam saja biar kami yang bujuk Miranda, dan kalau nanti Pak Reza marah itu jadi tanggung jawab Ayah, Ayah pura-pura saja marahin kami," usul Lusi yang juga gamau kalau nanti pesta pernikahannya berantakan.

"Ya sudah, Ayah cukup diam dan tidak ikut campur," sahut Amar setuju.

..

Setelah belanja di butik, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Ketika mobil memasuki halaman, mereka terkejut melihat dua mobil mewah terparkir rapi di depan teras.

Handoko segera turun, rasa penasaran menyelinap di dadanya. Di teras rumah tampak seorang perempuan elegan yang dulu  bersama Pak Reza datang ke ruamhnya untuk menagih hutang.  sedang mengobrol dengan Pak Agus dan Bi Mirna yang tampak gugup.

Handoko mempercepat langkah lalu menghampiri perempuan itu, Mili.

"Ada apa ya, Bu Mili, ke sini?" tanya Handoko dengan suara hati-hati, sementara Lena, Miranti, Lusi, dan si kembar masuk ke dalam rumah.

"Saya diperintahkan Pak Reza membawa Pak Agus dan Bi Mirna," ucap Mili sambil merapikan scarf di lehernya.

Handoko mengangkat alis, bingung. "Kenapa? Bi Mirna dan Pak Agus sudah ikut keluarga kami puluhan tahun, kenapa Tuan Reza menginginkannya?"

"Nyo..." Mili berdehem hampir saja menyebut nyonya miranda , "si Miranda itu banyak maunya ya, Pak, dia minta Pak Agus dan Bi Mirna untuk jadi pelayan dia. Kalau tidak, dia enggak mau melangsungkan pernikahan besok."

Dahi Handoko mengernyit dalam-dalam. "Loh, kalau tidak ada Pak Agus dan Bi Mirna bagaimana dengan rumah saya? Jangan seperti ini lah."

"Tenang saja, kami sudah menyediakan empat ART baru untuk Anda, dan selama sepuluh tahun ke depan gajinya jadi tanggungan Pak Reza," ucap Mili tanpa ragu.

Handoko terdiam. Masalah kinerja dan loyalitas Pak Agus serta Bi Mirna tidak diragukan lagi. Namun mendapat empat ART baru dengan gaji ditanggung Reza tentu saja tawaran yang sangat menarik.

"Pak Reza tidak mau ada penolakan, keinginan Miranda adalah mutlak untuk dipenuhi. Kalau Anda menentang, bersiap saja untuk perang dengan Pak Reza," tambah Mili dengan nada tegas.

Handoko menghela napas berat. Artinya memang dia tidak diberi pilihan apa pun.

"Ya sudah, Pak, saya memang bisa apa," ucap Handoko pasrah.

"Terima kasih, Pak," ujar Mili dengan sopan.

Rupanya Pak Agus dan Bi Mirna sudah siap-siap pindah, koper dan tas mereka telah ditata di dekat pintu.

Ada rasa nyeri di dada Handoko. Segitunya Miranda menginginkan Pak Agus dan Bi Mirna hingga berani mengancam batal menikah dengan Reza.

"Apakah kamu tidak menginginkanku lagi, Nak," ucap Handoko dalam hati.

1
partini
super wow mamer 👍👍👍
Kakak ga punya akhlak
Lili Inggrid
lanjut
Ara putri
masih nyimak,
partini
mamer badass,,ajari mantumu biar Badas juga aihhh TK kira sisi lain nya bakal like queen mafia ehhh masih melempem
partini
Rian emang bego
partini
hemmm
Ara putri
udh sedih diawal. tiba bab ini malah gk jadi sedih
Ara putri
aku nangis bacanya tor
partini
love it
partini
pak CEO kalau artis dewasa tuh mereka ada sex scan itu real gaimana mau virgin dihhh ledhoooooooooo Weh weh
partini
sehhh artis lendir man dan Rian bilang itu wajar 🙄🙄🙄🙄 betul" something wrong with his mine CEO mau lobang bekas hee Rian adanya mah beli yg masih segel lah ,,Miranda tunjukan taringmu like queen mafia
partini
🙄🙄🙄🙄 lah siapa kamu bilang tidak sah dasar OON
partini
lah kamu aja ga perduli
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
partini
mama Karin ternyata temennya mama nya Miranda wah 👍👍👍👍
mma Karin be smart dong selangkah di depan dari anak CEO 1/2ons yg masih cinta masalalu nya
partini
biar aja dia nunggu dia kan CEO 1/2 ons 😂😂😂,kalau dia smart bisa cari tau dia di sana ngapain aja tapi itu tidak mungkin
partini
tenyata Miranda polos tapi mematikan 👍👍👍👍👍 very good
partini
za ga takut apa ketahuan bilang bos bloOn tapi betul yg kamu bilang ga ada CEO Smart soal masa lalu BLOON semuheeee best kamu za 👍👍👍👍
partini
wah good job pak Reza nanti minta bonus yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!