Ketua Osis Dingin Itu Suamiku

Setibanya di meja makan mereka berdua langsung disambut dengan godaan dari papa Nathan, terlebih lagi Rara yang selalu jadi sasaran nya. Rara dan Kenzo bermaksud ingin duduk di kursi namun sebelum itu papa Nathan mulai menjahilinya.

"Rara sayang, mantu papa yang cantik gimana semalam enak gak?", tanya papa Nathan mulai menjahili menantunya.

"Apa nya yang enak pa", jawab Rara polosnya. Kini Rara duduk dibantu oleh Kenzo yang juga duduk di sampingnya.

"Masa kamu gak ngerti apa yang papa maksud Ra?", papa Nathan heran dengan mantunya. Apa Rara pura-pura tidak tau atau memang tidak mengerti.

"Rara emang gak ngerti apa yang papa maksud, makanya papa tuh kalo ngomong yang jelas dong biar Rara ngerti", ucap Rara

Kini Rara tengah sibuk menyedokkan nasi goreng ke piring suaminya dan itu menjadi pusat perhatian seluruh keluarga. Dan membuat semua orang ingin menggoda mereka berdua apalagi papa Nathan yang gencar sekali ingin menggoda anak dan menatunya itu.

"Ekhem...cuma suami kamu doang yang kamu ambilin nasinya daddy gak kamu ambilin sayang?", tanya daddy Woo Joon yang sedikit tidak rela diabaikan oleh sang anak.

"Ih daddy apaan sih, kan ada mommy yang bisa ambilin nasi daddy. Masa iya harus Rara juga yang ngambilin nya, percuma dong ada mommy. Iya gak mom?", ucap Rara

"Tau tuh daddy kamu. Kayak gak rela anaknya diambil suaminya padahal daddy sendiri yang jodohin", ketus mommy Indira dengan nada kesalnya. Membuat daddy Woo Joon terdiam mendengar perkataan sang istri dan meminta maaf.

"Iya daddy salah. Maafin daddy ya mom", ucap tulus daddy Woo Joon meminta maaf.

"Panda, tolong ambilin oppa nasi ya sayang", pinta Jayden pada adik bungsunya begitu pula dengan Jordan.

"Oke-oke. Kali ini Rara ambilin buat oppa-oppa kesayangan Rara, selanjutnya ambilin sendiri. Jayden oppa juga buruan gih nikahin Lily eonni, supaya ada yang layani dan untuk Jordan oppa cepetan cari pacar napa", oceh Rara membuat kedua kakaknya cengengesan saja membuat para orangtua tertawa mendengar ocehan dari gadis cantik itu.

Dan sekali lagi papa Nathan ingin menggoda anak dan menantunya. Yang tengah menikmati sarapan pagi nya.

"Apa kalian berdua sudah melakukan malam pertama tadi malam?", tanya papa Nathan menggoda mereka berdua dengan menaik turunkan alisnya. Rara dan Kenzo yang mendapat pertanyaan itu pun langsung terbatuk-batuk.

Uhuk...uhuk...uhuk

Kompak kedua batuk-batuk. Dengan cepat mommy Indira memberikan air minum untuk keduanya.

"Iih kok papa ngomongin itu sekarang. Tentu aja kami belum melakukannya pa, kan udah daddy bilang tunggu sampe Rara lulus sekolah dulu pa. Daddy liat papa Nathan tuh godain Rara mulu kenapa gak godain mama Lydia aja", waja Rara memerah antara kesal dan malu hingga meminta bantuan sang daddy.

"Nat, udah jangan godain mereka terus", tegur daddy Woo Joon pada papa Nathan yang langsung cemberut.

"Papa kenapa sih nanya itu mulu. Apa papa emang udah gak sabar ya mau punya cucu dari kami tinggal 1 tahun lagi Rara lulus nya pa, kan masih ada Daniel yang bisa jadi mainan papa", kata Rara seraya menunjuk adik iparnya.

"Kalo adik kamu yang itu kan udah gede Ra. Papa mau nya ada bayi yang bisa papa gendong setiap hari", ucap papa Nathan jujur.

"Kalo papa yang gendong anak kami tiap hari, kapan kami ada waktu gendong nya", celetuk Kenzo yang dari tadi hanya diam mendengarkan.

"Sudah-sudah cepat selesai kan makan kalian, dari tadi hanya bicara saja", putus mama Lydia menengahi pembicaraan suami dan anaknya.

••••••••••^•^••••••••••

Siang Harinya

Seusai makan siang semuanya berkumpul di ruang tengah yang ada di villa hanya sekedar berbincang-bincang santai. Rara yang duduk disamping Kenzo selalu bergelayut manja di lengan suaminya seakan tak ingin di lepaskan, Jayden yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya dan ia tidak rela adik kesayangannya diambil orang, maka dari itu Jayden ikut bergabung dengan Rara dan adik iparnya kemudian ia meletakan kepalanya di paha sang adik sebagai bantal empuknya.

Rara yang melihat kakaknya bertingkah manja dengan nya pun hanya diam membiarkan kakaknya baring di pahanya, namun sebaliknya dengan Kenzo yang merasa cemburu dengan tingkah kakak ipar tertuanya itu.

"Ngapain sih Jayden hyung tiduran di paha istri aku", tegur Kenzo

"Sebelum jadi istri lo, dia itu tetap adik kesayangan gue ingat itu", ucap Jayden yang tidak terima dengan ucapan Kenzo.

"Iya tapi kan Rara udah jadi istri aku hyung, maka nya hyung cepat-cepet nikah sana biar ada yang manjain hyung masa kalah sama kita yang duluan nikah", canda Kenzo membuat yang lain tertawa.

Rara tidak menyangka suaminya bisa bercanda seperti itu di depannya. Yang ia tahu bahwa suaminya itu adalah seorang pria yang dingin, kaku dan jarang sekali tersenyum. Namun pikirannya mengenai sang suami ternyata salah, ia hanya berharap Kenzo akan begitu seterusnya.

"Kak Kenzo nanti sore kita pantai yuk. Rara mau liat sunset di pantai udah lama Rara gak liat sunset, mau ya", ucap Rara memohon pada Kenzo agar mau mengabulkan keinginan nya seraya menyatukan tangan nya.

"Baiklah nanti sore kita akan ke pantai tapi ingat jangan jauh-jauh dari kakak dengar itu!", tegas Kenzo pada istrinya.

Mendengar suaminya mengabulkan keinginan nya, Rara pun dengan senangnya melompat kegirangan dan mencium pipi suaminya.

"Cup" Rara mencium kedua pipi Kenzo dengan bahagianya. Kenzo yang mendapat ciuman itu hanya diam termangu dan dengan cepat ia menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan istri kecilnya itu.

••••••••••••••^•^••••••••••••••

Hari mulai menjelang sore. Dikamarnya Rara tengah bersiap untuk ke pantai berduaan dengan suami tercintanya, 20 menit ia habiskan untuk ritual mandinya dan sekarang ia duduk di depan meja rias untuk memoleskan make up tipis pada wajah cantiknya sembari menunggu Kenzo selesai dari mandinya dan telah menyiapkan baju untuk Kenzo.

Tak lama kemudian Kenzo keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk di pinggangnya. Rara yang Kenzo berjalan seperti itu membuat wajahnya merona dengan segera ia menyembunyikan wajahnya agar tidak ketahuan suaminya, Kenzo yang dari awal telah mengetahui tingkah Rara hanya tersenyum . Sesekali Rara mencuri pandang untuk memastikan bahwa Kenzo telah memakai pakaian yang telah ia siapkan diatas kasur dan benar saja Kenzo telah lengkap dengan pakaiannya, namun Rara merasa terganggu dengan rambut Kenzo yang masih basah dengan cepat ia mengambil alih handuk kecil yang ada di tangan Kenzo dan menyuruhnya untuk duduk.

"Kak duduk di bawah cepetan", pinta Rara menyuruh Kenzo duduk di bawah karpet.

"Mau ngapain sayang ntar kita kesorean ke pantai nya", kata Kenzo

"Rara mau keringkan rambut kakak yang masih basah ini. Rara gak mau suami Rara keliatan jelek nantinya jadi kakak diam aja dan jangan banyak protes ngerti!", tungkas Rara. Dengan pasrah Kenzo mengiyakan perkataan istrinya tersebut dan ia merasa senang di perhatikan seperti itu.

"Iya sayang", menghela nafas dan kemudian Kenzo duduk di bawah.

Selesai mengeringkan rambut suaminya. Rara langsung menarik tangan Kenzo untuk turun ke bawah untuk pamitan dengan para orangtua yang mana mereka berdua akan ke pantai. Dengan berjalan kaki mereka menyusuri jalanan di sore hari dan merasakan hembusan damai angin pantai sore hari.

Rara yang begitu cantik memakai dress selutut berwarna putih tanpa lengan dengan make up tipis natural nya dan tak lupa flatshoes hitam nya. Sedangkan Kenzo memakai kemeja polos warna biru langit, celana pendek sebatas lutut di tambah dengan jaket hitam kesayangan nya dan sepatu kets hitam yang membuat suami Rara itu terlihat tampan dengan pakaian yang disiapkan istrinya.

"Wah pantai nya indah sekali kak", teriak Rara dengan senyum yang mengembang tak lepas dari pipinya.

"Iya sayang", balas Kenzo tersenyum