NovelToon NovelToon
Sekretaris Kesayangan

Sekretaris Kesayangan

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Kehidupan di Kantor / Sekretaris
Popularitas:71.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: RizkiTa

Inayah Ayudia seorang gadis polos berusia 21 tahun, menjadi sekretaris dari seorang Pimpinan Perusahaan Property terbesar di kota Jakarta, bernama Ibrahim Arsenio Cipta berusia 28 tahun.

Karena keseringan bersama, lama kelamaan antara Bos dan Sekretaris itu saling membutuhkan satu sama lain. Akankah tumbuh perasaan cinta diantara mereka, dan apakah hubungan mereka berjalan dengan mulus ketika ada perbedaan status sosial?

Mampukah Inayah yang berasal dari keluarga sederhana masuk kedalam kehidupan seorang Ibra yang berlimpah dan bergelimang harta. Simak kisah mereka ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhat

Ibra terdiam sejenak, ia ragu harus meneruskan bicaranya atau tidak.

"Hem, aku jadi ingat masakan mendiang Mamaku," Ucapnya.

"Ibu Pak Ibra sudah meninggal?" Tanya Inayah dengan tatapan Iba.

"Iya, sejak aku kelas satu SMA,"

"Oh," jawab Inayah dengan ekspresi datar.

"Maka sejak itu, aku nggak pernah lagi merasakan masakan enak, bahkan Ibu tiriku masakannya enggak seenak masakanmu Inayah,"

Kenapa aku malah jadi curhat sama dia.

"Terimakasih Pak udah memuji masakan saya,"

"Iya," jawab Ibra.

Inayah terus menatap Ibra dengan tatapan Iba,

Ternyata di balik sifatnya yang seperti itu, dia mempunyai hidup yang sulit. Ibunya meninggal dan mempunyai Ibu tiri. Namanya saja Ibu tiri, dimana-mana yang namanya Ibu tiri pasti jahat.

Itulah yang ada dalam pikiran Inayah saat menatap Ibra.

"Inayah, jangan kamu menatapku seperti itu, bahaya. Nanti kamu jatuh cinta padaku." ucap Ibra seraya tersenyum kepada Inayah.

"Ah nggak Pak," jawab Inayah.

"Apanya yang enggak? enggak jatuh cinta? haha." Ibra tertawa.

Inayah tidak menjawab lagi ia menghabiskan minuman nya, ia menghiraukan perkataan Ibra.

"Setelah ini, kita ke supermarket ya. aku baru pindah ke apartemen dan lemari es ku masih kosong. aku ingin mengisinya dengan bahan makanan. ya setidaknya aku bisa masak sarapan sendiri, jadi nggak mengurangi porsi sarapanmu lagi."

Kemudian Ibra bangkit dari duduknya menuju kasir, dan membawa belanjaan nya sendiri, tanpa menyuruh Inayah yang membawa. Padahal awalnya Inayah mengira bahwa Ibra mengajaknya hanya untuk membantunya menenteng belanjaanya yang banyak, tapi ternyata tidak.

Inayah mengikuti langkah Ibra, kemanapun ia pergi, sampai akhirnya mereka masuk ke supermarket yang masih berada dalam Mall tersebut. Ibra membeli berbagai jenis minuman kaleng dan bahan makanan instan.

"Emangnya Pak Ibra bisa masak?" tanya Inayah.

"Bisa, tapi yang gampang-gampang aja. aku udah terbiasa saat di New York." Ucapnya.

"Hem," Inayah mengangguk tanda mengerti.

Setelah membayar semua belanjaan nya, akhirnya mereka keluar dari Mall tersebut. Inayah melirik ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Tanpa terasa mereka berada di mall selama berjam-jam, dan sekarang jam menunjukkan pukul 16.55.

Nggak kerasa ya masuk ke mall masih siang, sekarang keluarnya udah sore ternyata.

"Kita singgah ke apartemenku sebentar ya, setelah itu aku antar kamu pulang." Ucap Ibra, membuat Inayah menoleh ke arahnya.

"Mau ngapain Pak?" tanya Inayah ketus.

"Bantuin aku, nyusun belanjaan ini di dalam lemari es,"

Inayah mengehela nafas kasar, "emanganya Bapak nggak bisa susun sendiri?"

"Kamu lupa apa yang di bilang Ria waktu itu?" lagi-lagi Inayah kembali mengingat bahwa ia harus membantu Ibra baik dalam urusan perusahaan maupun urusan pribadi.

"Iya, iya. ingat," jawab Inayah dengan nada kesal. membuat Ibra mengukir sedikit senyum di bibirnya.

Setengah jam perjalanan akhirnya mereka tiba di apartemen Ibra. "Ayo masuk Inayah," ucapnya.

"I-iya Pak," Inayah begitu gugup, karena baru kali ini dia pergi kerumah seorang pria, apalagi hanya berdua.

"Kamu jangan takut, aku nggak akan apa-apain kamu kok," ucapnya sambil meletakkan semua belanjaan nya di atas meja makan. Inayah tak menjawab apapun ia terlalu malas meladeni setiap kata-kata aneh yang keluar dari mulut bosnya itu.

"Sebentar ya," Ucap Ibra kemudian melangkah ke kamarnya.

Ah, biar urusanku cepat selesai dan aku bisa segera pulang, mending langsung aku kerjakan saja.

Lalu Inayah langsung mengeluarkan semua belanjaan itu dan mulai memilah, menyusun berbagai minuman kaleng, buah-buahan dan bahan-bahan makanan lain nya ke dalam lemari es, dan ada beberapa makanan lain juga, Inayah menyusunnya ke dalam lemari yang berada tepat di atas kompor, karena lemari tersebut terlalu tinggi untuk Inayah gapai, maka ia pun menarik kursi makan dan kemudian naik ke atasnya, hingga ia bisa menyusun dengan benar.

Tak lama Ibra keluar, ia sudah mengganti kemejanya dengan kaos tipis berwanra putih yang biasa ia pakai dirumah. ia tersenyum lebar melihat Inayah.

"Totalitas sekali kerjamu ya," kata Ibra kemudian mendekati Inayah yang hampir selesai menyusun.

"Iya, sebelum Bapak mengatakan saya bodoh, saya mengambil inisiatif.

Setelah selesai, Inayah turun dari kursi dan mengembalikan kursi itu ke tempat semula.

"Nah beres," ucap Inayah kemudian berjalan ke arah jendela yang berada di ruang TV, Inayah menikmati pemandangan langit sore yang mulai menguning itu tampak sangat indah, Sengaja Ibra memilih apartemen yang ada beberapa jendela, walau harganya sedikit beda, itu tak masalah baginya.

lalu Ibra membuka lemari esnya yang isinya sudah disusun rapi oleh Inayah, dan mengambil dua minuman kaleng, kemudian berjalan mendekati Inayah dan membukakan satu minuman itu untuk Inayah.

"Indah kan pemandangannya," sambil menyodorkan minuman kaleng tersebut.

"Iya, ternyata ini ya yang dinikmati orang-orang kaya yang tinggal di apartemen, spot ini yang di cari-cari." jawab Inayah sambil mengambil minuman itu dari tangan Ibra.

"Kalau malam disini lebih indah lagi, kamu mau menunggu sampai malam disini?"

"Ah, enggak Pak, ayo antarkan saya pulang."

drt...drt....drt... Inayah merasakan getaran ponsel yang berada di saku blazernya.

Yasmin memanggil, Inayah segera menerima panggilan itu, sementara Ibra masih berdiri di sampingnya menatap keluar jendela sambil menikmati minuman nya.

--- dalam panggilan ----

"Halo Yasmin,"

"Halo Ina, kamu dimana? anak-anak ngajak ngumpul nih,"

"Ah, maaf aku nggak bisa, besok deh gimana?"

"Kamu masih kerja? emang kamu dimana sekarang?"

"Aku, di..." Inayah menatap ke Ibra, kemudian segera menjauh darinya, namun Ibra mengikutinya.

"Aku lagi sama___" belum sempat Inayah menuntaskan kalimatnya, Ibra mengambil lagi ponselnya, kejadian waktu makan siang itu terulang lagi. Tapi kali ini Inayah tak tinggal diam, ia mencoba merebut ponselnya dari tangan Ibra dengan berbagai cara, bahkan ia berjinjit dan melompat untuk merebut ponselnya, Ibra meninggikan ponsel Inayah dengan mengangkat tangannya, sampai akhirnya, Inayah menyerah dan menatap Ibra dengan kesal hingga manik mata mereka saling bertemu, dan dengan posisi itu wajah mereka begitu dekat.

Kemudian Ibra tersadar saat mereka bertatapan dan tak sengaja menjatuhkan ponsel Inayah ke lantai sehingga membuat layar ponsel Inayah pecah.

Inayah menelan salivanya saat menatap Ibra kemudian langsung berjongkok mengambil ponselnya yang sudah retak.

"Yah," ucap Inayah saat melihat ponselnya sudah mati.

"Maaf, maafkan aku, ayo aku akan mengantarmu pulang, dan kita singgah ke toko ponsel, aku akan menggantinya dengan yang baru," Ibra sangat merasa bersalah, sampai-sampai ia merasa gugup.

"Nggak usah Pak, ini masih bisa di perbaiki." ucap Inayah. Anehnya ia sama sekali tidak marah.

"Nggak, kita beli yang baru aja, anggap aja ini perintah, kamu nggak boleh nolak." Kata Ibra sambil meraih kunci mobilnya, begitu juga dengan Inayah mengambil tasnya di atas meja dan mereka keluar dari apartemen.

***

Bersambung....

Hai readers awas baper ya 😆

1
pebri hastuti
Luar biasa
Emai
penulis nya ninorang Jawa ya. ngerti nek berserakan tu diibaratkan kayak kapal pecah wkwkwkwk
Emai
sweet banget. ceritanya simpel gak neko2 natural rapi apik
Nifatul Masruro Hikari Masaru
buah jatuh tak jauh dari pohonnya
Rynda Atmeilya
Luar biasa
kaki novel
mantap🥰🥰💯
Faris Fahmi
diliat dari manapun Inayah emang salah
kerja apapun
mSak tidur di jam kerja
dan LG Inayah ini gak ada sopan2 nya sama atasan
wajar Ibra bilang gak tau diri
Julia Juliawati
nyimak dl
Siti Ardiyanti
Luar biasa
Revalina
ayah dan ibu mu terlihat baik Inayah, cobalah berkata jujur mungkin mereka akan memberikan atau memaklumi dirimu.
Revalina
tau sihhh Inayah tuhhh salahh, tapi kan di sini posisinya Inayah tuh gak ada pengalaman dalam menjadi sekertaris dan Inayah juga baru terjun di dunia kerja wajar sihh banyak kesalahan ya walaupun gak di benarkan juga tidur saat jam kerja itu sihh menurut ku.
Maria Kibtiyah
typo merah bata masa merah bella
Maria Kibtiyah
aneh aja ada ceo mohon2 sama sekertarisnya
Maria Kibtiyah
lah bego aja lg kerja ko tidur
Evi Nopianti
bagus ceritanya
Ari_nurin
kok kakak' nya g dtg adiknya nikah .. 🤔 kok hanya papa mama dan adiknya yg menemani akad nikah Ibra?
septiana ar-rida
Kecewa
septiana ar-rida
Buruk
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Luar biasa
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ternyata itu ayah Ibra teman lama ayah Inayah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!