NovelToon NovelToon
Setelah Menikah

Setelah Menikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Cintamanis / Tamat
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Kiran adalah seorang gadis berusia 34 tahun yang sudah menyandang gelar perawan tua dihadapkan pada 2 pilihan, menikah dengan Aslan yang sudah memiliki istri atau tetap menjadi simpanan mantan kekasihnya yang sudah lebih dulu menikah.

Antara cinta dan hidupnya sendiri, mana yang akan Kiran perjuangkan?

✍🏻 revisi typo dan pemberian judul bab 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Saat makan malam tiba, Maya, Yuli dan Iwan sudah lebih dulu duduk di meja makan. Sementara Aslan dan Kiran datang terlambat.

"Gara-gara Mas aku jadi pakai baju begini." gerutu Kiran saat keluar dari dalam kamar. Ia menggunakan kaftan dan rambutnya digerai begitu saja.

Aslan tak menanggapi, hanya terkekeh pelan sebagai jawaban.

Keduanya terus berjalan beriringan, dengan sesekali diselingi obrolan.

Sampai di meja makan, Maya langsung menatap kearah dua orang itu dengan tatapan menyelidik.

Diperhatikannya gerak-gerik Kiran yang terlihat sedang kesal. Tapi kemudian ia mendadak kecewa, karena kini Kiran pun belum memakai hijab, seperti dirinya.

Apa mas Aslan tidak menegur mbak Kiran? tanyanya didalam hati.

Saat semua sudah duduk, barulah mereka memulai makan malam itu. Kiran mendadak canggung, bingung mau menyediakan makanan untuk suaminya dulu atau tidak?

"Izinkan aku menyiapkan makanan untuk mas Aslan ya Mbak?" bisik Maya yang duduk disebalah Kiran.

Kiran yang bingung tak menanggapi apapun, dilihatnyalah Maya yang telaten menyajikan makanan di dalam piring untuk sang suami.

Melihat itu, Kiran hanya ber Oh ria. O, seperti itu? batinnya.

Inilah yang tak ia suka jika berumah tangga tapi masih tinggal bersama orang lain. Ia jadi tak leluasa untuk memulai semuanya.

Malam ini Kiran hanya makan sedikit, karena rata-rata makanan yang tersaji di atas meja adalah makanan yang berlemak dan kolesterol tinggi. Sementara Kiran amat sangat menjaga berat badannya.

"Ran, kenapa makanmu hanya sedikit? apa makanannya tidak enak? kamu mau apa?" tanya Yuli perhatian, ia pun merasa sedih jika salah satu menantunya merasa tidak nyaman di rumah ini.

Apalagi perihal makanan.

"Em, enak kok Umi. Tapi ... Tapi aku sedang diet." jawabnya jujur, daripada bohong dan malah menambah masalah.

Maya tersenyum miring mendengar itu.

"Padahal Umi sengaja masak ini spesial untuk mbak Kiran." jelas Maya apa adanya.

"Tapi aku tidak biasa makan makanan berlemak May, pasti timbanganku langsung naik." jelas Kiran pula sejujurnya.

"Tidak akan langsung naik dalam waktu semalam Mbak, buktinya aku tiap malan makan menu ini tapi tidak gendut-gendut," ucap Maya sesuai isi kepala.

"Tiap orang itu kan tipenya beda-beda May, kamu bisa makan banyak tapi tidak gendut-gendut. Tapi tidak denganku." jelas Kiran lagi, mendadak kesal dengan ucapan Maya itu. Kenapa masalah makan saja jadi panjang begini.

Yang tau tubuhku ya aku! Kesal Kiran di dalam hati.

Sepertinya Maya tidak bisa diajak berteman. Aku tahu dia sedang memprovokasi Umi untuk membenciku. Batin Kiran lagi menduga-duga.

"Ya sudah, nanti kamu makan buah lagi ya, di kulkas ada banyak macam buah yang bisa kamu makan." Yuli menengahi dan Kiran tersenyum bahagia. Ya, buah adalah makanan favoritnya.

"Terima kasih Umi." jawab Kiran yang langsung kembali ceria.

Sementara Maya bermuram durja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Selesai makan malam, semua orang duduk di ruang keluarga. Maya yang sudah terlanjur kesal, memutuskan untuk pamit lebih dulu ke dalam kamar. Mau langsung istirahat katanya.

"Jadi besok kalian sudah masuk kerja?" tanya Iwan memulai obrolan.

"Iya Abi, Kiran juga sudah bekerja seperti biasanya." Aslan yang menjawab.

"Ran, apa kamu tidak ingin berhenti bekerja Nak? Umi rasa gaji Aslan cukup untuk kalian bertiga." tanya Yuli, ia merasa tak tega jika Kiran pun ikut bekerja.

Aslan selama ini bekerja sebagai Manajer Cabang di salah satu Bank Swasta di Jakarta. Sebagai Manajer atau kepala cabang, Aslan tiap bulannya digaji sebesar 26 juta rupiah.

Angka yang cukup besar untuk kehidupan mereka.

"Maaf Umi, tapi untuk sekarang aku masih ingin bekerja. Mungkin nanti saat aku hamil baru bisa keluar," jelas Kiran. Bekerja adalah sebagian hidupnya, rasanya begitu berat untuk meninggalkan dunia itu. Walaupun gajinya tak seberapa tapi ia begitu menikmatinya. Bersyukur dan bangga dengan pencapaiannya sendiri.

"Kalau begitu semoga secepatnya kamu hamil." timpal Yuli dengan tersenyum sumringah. Kiran dan yang lainnya kompak mengAmini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi hari, Maya sudah berkutat didapur membantu sang mertua menyiapkan sarapan.

Sementara Kiran dan Aslan masih sibuk berbenah siap-siap bekerja setelah cuti menikah.

"Gara-gara Mas, aku kerja pakai baju dan celana panjang begini." Keluh Kiran sambil mengoles cream siang di wajah dan menutupnya dengan bedak tipis.

"Yang penting baca bismilah, nanti pasti kamu bisa menjual banyak mobil." jawab Aslan sambil memasang dasi.

Kiran tersenyum, tangannya berhenti mengoles-ngoles wajah.

Benar juga apa kata mas Aslan. Batinnya.

"Mas, mau cium aku dulu atau tidak? sebelum aku pakai lipstik." tawar Kiran, mendadak baik karena mendengar kata-kata sang suami yang begitu banyak mengandung makna.

Aslan tersenyum seraya menggeleng pelan.

"Tidak." jawabnya singkat.

"Kenapa?" tanya Kiran mengeryit bingung.

"Takut tidak bisa berhenti." jawab Aslan dan Kiran langsung mencebik.

Dasar. Batinnya kesal.

Setelah siap, sepasang suami istri ini pun keluar.

Aslan dan yang lainnya sarapan, sementara Kiran hanya makan buah saja, juga membawa sandwich sebagai bekal.

Tadi, Yuli sengaja membuat sandwich itu untuk sang menantu kedua. Ia sudah menebak jika Kiran tidak akan sarapan.

"Mbak, ini diminum dulu susu program hamilnya." ucap Maya sambil menggeser segelas susu agar lebih dekat dengan Kiran.

Dilihatlah gelas itu oleh Kiran, lalu ia melihat dihadapan Maya yang tak ada gelas susu apapun.

"Kamu juga minum dong May, mungkin dulu kamu sudah bosan meminum susu ini. Tapi kan sekarang ada temannya. Jadi kamu juga harus semangat." jawab Kiran, ia lalu meminta bude Asni untuk membuatkan susu juga untuk Maya.

Aslan dan yang lainnya tersenyum melihat sikap Kiran itu. Kiran seperti menganggap Maya sebagai seorang adik.

Akhirnya pagi itu, Maya kembali meminum susu program hamil.

Saat meminum itu hatinya menghangat, terbesit dipikrannya jika Kiran adalah wanita yang baik. Yang mungkin bisa menjadi madunya seumur hidup.

Tidak. Maya menggeleng pelan. Menyalahkan pikirannya sendiri.

Mbak Kiran bukanlah wanita yang baik, dari luarnya saja sudah terlihat jelas kebusukan hatinya. Batin Maya kembali meyakinkan diri.

Selesai sarapan, Kiran pergi lebih dulu menggunakan mobilnya sendiri. Sementara dihalaman rumah itu, Aslan masih ditahan oleh Maya.

"Ada apa sayang? apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Aslan bertubi, karena sepertinya sang istri pertama tak ingin ditinggal.

Maya tak langsung menjawab, ia masih menahan tangan sang suami.

"Sayang?" ucap Aslan lagi.

Akhirnya dengan sedikit ragu, Maya pun menyampaikan maksud hatinya.

"Apa Mas membiarkan mbak Kiran bekerja dengan penampilan seperti itu? auratnya dilihat oleh semua orang Mas." jelas Maya dengan raut wajah tak suka.

Melihat itu, Aslan tahu, jika kini Maya mulai membanding-bandingkan antara dirinya dan Kiran.

"Bahkan kemarin saat di ruang kerja, Mas sedikitpun tidak menegur mbak Kiran yang menggunakan baju pendek itu." terang Maya menggebu.

Aslan lalu menarik sang istri untuk masuk ke dalam dekapannya.

Aslan tahu, Maya cemburu. Karena tidak biasanya Maya seperti ini.

"Sayang, apa aku pernah menegurmu dihadapan orang lain?" tanya Aslan lembut. Ia bahkan mengelus pucuk kepala sang istri.

Maya tersentak.

Orang lain? apa sekarang aku orang lain bagimu Mas?

"May, kamu dan Kiran adalah dua orang yang berbeda. Kalian istimewa tanpa perlu dibanding-bandingkan."

Maya hanya terdiam, ia juga tak membalas pelukan sang suami itu.

Dingin yang ia buat sendiri.

1
Luh Somenasih
kok di kasi meninggal bu wid nya kak lunox
Luh Somenasih
turut bahagia buat kalian
Luh Somenasih
baguslah... aku bahagia kalo maya di ceraikan
Luh Somenasih
ingat mata ada hukum tabur tuai.....gimana kalo kamu di posisi kiran?
Dahniar
Luar biasa
Devi Lingkar Bentang
🤣
Verawati Khaira
Luar biasa
Mardiana
innalilahi wa innailaihi rojiun.....😭😭
Mardiana
😭😭😭😭😭
Mardiana
yaaaa....ampiiuunn...😲
Sagitarius
mampuus, rasain lu 🔥
Wahyunni Winarto
banggkee kata nya ikhlas nyatanya mAlah nabuh gendang musuhan
Wahyunni Winarto
maya ne ora jelasss
Wahyunni Winarto
hmmm adil makmur merata mn ada
adanya iya meranaaa
Wahyunni Winarto
huooooo laki² cintanya bnyk men iyaakkk😀😀
Mardiana
Aslan biasa punya 2 istri sekarang punya satu istri dah gitu harus puasa.... apakabar nya tuhh tahan gak yaaa...😁🤭🤭
Mardiana
yaa ampiuunnn umiii... ngajarinnya okee bangettt 🤣🤣🤣
Hari Saktiawan
yang lalu biarlah berlalu
komalia komalia
anak nya alfat akbar sama sisil jodoh nya sama siapa ya
komalia komalia
ada engga kisah nya zyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!