NovelToon NovelToon
JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Suami Tak Berguna / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Harem / Cintapertama
Popularitas:439
Nilai: 5
Nama Author: Siti Zuliyana

Rina menemukan pesan mesra dari Siti di ponsel Adi, tapi yang lebih mengejutkan: pesan dari bank tentang utang besar yang Adi punya. Dia bertanya pada Adi, dan Adi mengakui bahwa dia meminjam uang untuk bisnis rekan kerjanya yang gagal—dan Siti adalah yang menolong dia bayar sebagian. "Dia hanyut dalam utang dan rasa bersalah pada Siti," pikir Rina.
Kini, masalah bukan cuma perselingkuhan, tapi juga keuangan yang terancam—rumah mereka bahkan berisiko disita jika utang tidak dibayar. Rina merasa lebih tertekan: dia harus bekerja tambahan di les setelah mengajar, sambil mengurus Lila dan menyembunyikan masalah dari keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Zuliyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siti Hamil

Dokter memberitahu Rina bahwa Lila mengalami stres akut—dia sering mimpi buruk, menolak makan, dan tidak mau bermain dengan teman-teman.

Satu hari, Lila menggambar rumah dengan jendela terbuka, dan di dalamnya ada orang yang menangis. "Ini rumah kita, ibu," katanya.

 "Aku mau jendela ditutup agar tidak ada orang yang melihat kita menangis."

Kalimat itu membuat Rina dan Adi terkejut. Mereka menyadari bahwa konflik mereka sudah merusak kesehatan mental anak mereka—dan ini adalah masalah yang paling mendalam dan tidak bisa diabaikan.

Mereka menghadiri konseling perkawinan, tapi awalnya tidak berjalan lancar. Adi tidak mau mengakui kesalahannya,Satu malam, Rina lagi-lagi lupa menutup jendela.

Dia duduk di tepi jendela, melihat Rio yang sedang memotret di halaman seberang, dan Adi yang sedang membantu Lila mengerjakan tugas.

Dia memikirkan semua masalah: ketidaksetaraan peran, krisis identitas, utang, perselingkuhan, tekanan keluarga, dan dampak pada Lila.

Adi datang dan duduk di sampingnya: "Aku menyesal semuanya. Aku akan berhenti bekerja dengan Siti, membayar utang bersama, dan kembali menjadi suami dan ayah yang baik. Bisa kamu maafkan aku?" Rina melihat Rio, yang tersenyum dan mengangguk—seolah mengatakan "pilihlah yang benar".

Dia memegang tangan Adi, lalu berdiri dan menutup jendela. Tapi dia tidak mengunciinya—karena meskipun dia memilih untuk membangun kembali rumah tangganya, dia tahu bahwa jendela harus tetap terbuka sedikit untuk angin segar—untuk identitas pribadinya, untuk harapan, dan untuk memastikan bahwa masalah masa lalu tidak terulang lagi.

Cerita berakhir dengan ketidakpastian yang penuh harapan—apakah mereka akan berhasil? Hanya waktu yang akan memberitahu. dan Rina tidak mau memaafkan. Konselor berkata: "Kalau kalian tidak mau terbuka, tidak ada yang akan berubah."

Namun, ketika mereka melihat Lila semakin sedih, mereka mulai berusaha.

Adi memberitahu Siti bahwa dia akan bertanggung jawab pada anaknya, tapi tidak akan cerai Rina. Siti marah dan mengancam untuk memberitahu semua orang tentang utang—tapi Rio muncul dan berkata bahwa dia akan membantu bayar utang dengan uang yang dia dapat dari pameran foto.

"Aku tidak mau memaksamu," katanya pada Rina. "Aku hanya mau kamu bahagia."

Satu malam, Rina lagi-lagi lupa menutup jendela. Dia duduk di tepi jendela, melihat Rio yang sedang memotret di halaman seberang, dan Adi yang sedang membantu Lila mengerjakan tugas. Dia memikirkan semua masalah: ketidaksetaraan peran, krisis identitas, utang, perselingkuhan, tekanan keluarga, dan dampak pada Lila.

Adi datang dan duduk di sampingnya: "Aku menyesal semuanya. Aku akan berhenti bekerja dengan Siti, membayar utang bersama, dan kembali menjadi suami dan ayah yang baik. Bisa kamu maafkan aku?" Rina melihat Rio, yang tersenyum dan mengangguk—seolah mengatakan "pilihlah yang benar".

Dia memegang tangan Adi, lalu berdiri dan menutup jendela.

 Tapi dia tidak mengunciinya—karena meskipun dia memilih untuk membangun kembali rumah tangganya, dia tahu bahwa jendela harus tetap terbuka sedikit untuk angin segar—untuk identitas pribadinya, untuk harapan, dan untuk memastikan bahwa masalah masa lalu tidak terulang lagi.

Cerita berakhir dengan ketidakpastian yang penuh harapan—apakah mereka akan berhasil? Hanya waktu yang akan memberitahu.

Setelah Rina menutup jendela itu, Adi benar-benar berusaha. Dia berhenti bekerja dengan Siti, datang pulang tepat waktu, dan membantu mengurus Lila.

 Tapi kepercayaan tidak bisa dibangun semalam—setiap kali Adi menerima panggilan tidak dikenal, Rina langsung merasa cemas. Satu hari, dia menyadari dia sedang memeriksa ponsel Adi ketika dia mandi—dia merasa malu, tapi tidak bisa menghentikan diri.

Rio juga mulai menjauh sedikit, tapi dia masih sering melihat Rina dari jendela seberang.

 Suatu sore, dia mengirimkan bungkus buku untuk Lila—buku tentang keluarga yang menghadapi tantangan.

Di dalamnya ada catatan: "Kebahagiaan tidak selalu mudah, tapi selalu berharga." Rina menangis—dia senang Rio masih peduli, tapi juga takut rasa itu akan merusak semua upaya dia dan Adi.

Selain itu, utang yang besar masih ada. Rina bekerja tambahan di les sampai larut malam, dan kadang-kadang dia tidur di meja karena terlalu lelah.

Dia mulai merasa sakit perut secara teratur, tapi tidak berani ke dokter karena takut memakan biaya.

Siti tidak mau menerima keputusan Adi. Dia datang ke sekolah di mana Rina mengajar, dan di hadapan murid dan guru lain, dia berteriak: "Rina mencuri suamiku! Aku hamil anaknya, tapi dia tidak mau melepaskannya!"

Semua orang melihat, dan murid-murid mulai berbicara tentang "ibu guru yang jahat".

Rina merasa malu parah—dia tidak bisa mengajar hari itu, dan kepala sekolah memberinya cuti seminggu untuk "menyelesaikan masalah pribadi".

 Lila juga mendengar desas-desus di sekolahnya—teman-temannya mulai menghindarinya, berkata "ayahmu punya anak lain". Lila menangis dan menolak ke sekolah, berkata: "Aku tidak mau orang bilang aku anak dari keluarga jelek."

Adi marah dan mencari Siti, tapi dia menemukan bahwa Siti telah memberitahu orang tua Adi tentang kehamilannya. Ibu Adi kembali ke rumah, dan kali ini dia tidak memarahi—dia menangis dan meminta Adi untuk menikahi Siti, karena "anak harus punya ayah yang sah". Adi terjebak antara ibunya, Rina, dan Siti—dia merasa seperti akan hancur.

Sakit perut Rina semakin parah, dan satu malam dia pingsan di dapur. Adi cepat membawanya ke rumah sakit, dan dokter memberitahu bahwa dia menderita radang lambung akibat stres dan kurang tidur—jika tidak diobati, bisa berbahaya. Adi menangis di luar ruang perawatan: "Aku membuat dia menderita begini."

Sementara itu, Siti mengajukan tuntutan hukum kepada Adi, meminta dia untuk membayar biaya kehamilan dan pendidikan anak yang akan lahir.

 Pengacara mengatakan bahwa Adi memang bertanggung jawab, dan jika dia tidak bisa membayar, bisa dikenai hukuman pidana. Rina, meskipun sakit, membantu Adi mencari cara—dia menjual perhiasan yang dia dapat dari hari pernikahannya, dan Rio juga menawarkan bantuan uang, tapi Rina menolaknya: "Kita harus menyelesaikan ini sendiri."

Di rumah sakit, Rina bertemu dengan seorang pasien lain, Bu Mimin, yang juga pernah menghadapi perselingkuhan suami. Bu Mimin berkata: "Kamu tidak sendirian. Yang penting, kamu tahu apa yang terbaik untuk dirimu dan anakmu. Jangan biarkan orang lain memutuskan hidupmu." Kata-kata itu memberi kekuatan pada Rina.

Setelah seminggu cuti, Rina harus kembali ke sekolah. Dia takut, tapi dia memutuskan untuk menghadapi semua orang. Pada hari pertama, dia berdiri di depan kelas dan berkata: "Saya tahu kalian semua mendengar berita tentang saya. Semua itu kompleks, tapi saya ingin kalian tahu bahwa saya mencintai pekerjaan saya dan mencintai kalian semua. Saya manusia, dan saya juga membuat kesalahan."

Murid-murid terdiam, lalu salah satu murid yang paling kecil berdiri dan berkata: "Ibu guru, saya masih suka kamu." Semua murid mulai mengiyakan, dan rasa lega meliputi Rina.

Lila juga mulai membaik. Rina dan Adi membawa dia ke konselor anak, dan setelah beberapa sesi, Lila mulai mau kembali ke sekolah. Dia bahkan membuat poster untuk rumah: "Keluarga kita kuat, meskipun ada masalah!" Adi menempelkannya di dinding ruang tamu, dan setiap kali melihatnya, dia merasa semangat untuk berusaha lebih keras.

......................

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!