Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Seorang pria menatap sebuah potret yang disimpannya di ruang kerjannya. Seorang wanita muda yang sejak lama sudah mencuri hatinya. Tapi dia harus kalah oleh sahabatnya. Rasa kesal menghinggapinya dan dia juga membenci seseorang yang sudah menggagalkan rencananya. Beberapa panah mengarah pada potret seorang wanita muda. Pria itu melepaskan panah itu dan menarik potret wanita itu.
“Sepertinya kelinci manis laksana ingin bermain denganku.” Ucap pria itu dengan tatapan dinginnya. Perlahan photo itu hancur dan dibuang begitu saja pada tempat sampah diruangannya.
Sedangkan Reina menatap takjut kamarnya, ukurannya 3 kali besar dari kosannya. Dia akan dengan senang hati menghabiskan waktunya di dalam kamar dengan berbagai koleksi kesukaanya. Sepertinya dia harus mempercepat rencanannya untuk memutuskan pertunangan itu. Sebelum itu dia ingin menikmati tempat tidurnya yang sangat empuk ini.
“Terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk merasakan kebahagian yang sederhana ini.” Gumamnya sebelum rasa kantuknnya merenggut kesadarannya.
Seluruh anggota Laksana kaget melihat perubahan nafsu makan Reina yang biasa selalu menjaga makanan yang masuk kedalam tubuhnya. Sekarang dia berubah menjadis seorang tuna wisma yang tidak makan selama satu bulan. Entah sudah berapa macam makanan yang masuk kedalam mulutnya. Jangan lupa senyuma kesenangan saat setiap makanan yang dirasakan lidahnya.
“Makan dengan perlahan sayang.” Ucap Nyonya laksana.
“Ya mom, makanan ini sangat enak. Aku baru menyadari makanan ini enak. Aku menyesal menahan untuk tidak makan selama ini.” Ucap Reina yang tidak sadar membuat kakaknya terdiam sesaat. Tangannya terhenti untuk menyuap, dia tahu maksud dari perkataan adiknya. Sahabatnya sangat suka wanita yang memiliki proposi badan yang pas. Hal itu yang membuat Reina dulu jarang makan dan bahkan sering mag kambuh karena sulit makan. Dia sedikit senang dengan perubahan adiknya. Satu yang dikhawatirkannya, pencernaan wanita itu yang pasti terkejut dengan makanan yang masuk.
“anakku jadi semakin menggemaskan setelah keluar rumah sakit. Setelah ini apa yang akan kamu lakukan ?” tanya ayahnya pada anak gadisnya.
“Tentu saja dia akan mengirim makanan pada tunagannya itu dan sepanjang hari mengintilannya.” Ucap Nyonya laksana yang tidak suka dengan kelakuan anaknya itu.
“Sayang kamu tidak…” perkataan tuan Laksana terpotong oleh Reina.
“Aku ingin pergi ke mall dan toko buku. Hari ini aku tidak akan mengunjungi Nico. Dia sepertinya sedang sibuk beberapa hari ini. Aku tidak ingin mengganggunya.” Perkataan itu berhasil membuat tuan dan Nyonya laksana terkejut dengan jawaban anaknya. Berbeda dengan Shaka yang sudah tahu rencana adiknya yang membuatnya sedikit senang.
“Benarkah?”
“Iya mom dan dad, jadi aku boleh minta uang.” Ucap Reina sambil menyodorkan tangannya yang membuat gemas seluruh anggota keluargannya.
“Bukannya kamu sudah memiliki…”
“Ini pakai sepuasnya.” Ucap Shaka yang memotong perkataan ibunya.
Wajah Reina sangat sumbringan, dia tahu kartu warna hitam yang sering dibicarakan disetiap novel. Wow dia tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan ini. Ia akan pastikan semua uang dalam kartu ini terkuras.
“Terima kasih kakakku yang tampan. Aku doakan semua bisnismu berjalan lancar agar selalu mensponsori hidupku ini.” Ucap Reina yang membuat tawa lepas dari seluruh keluarga Laksana. Hal itu membuat seluruh pelayan ikut senang karena sudah lama keluarga tuan mereka terlihat dingin. Apalagi nona mereka hanya seperti manekin hidup yang tidak memiliki semangat selain mengejar pujaan hatinnya itu.
Reina menatap semua baju di wardrobenya, ia membuang nafas kasar melihat semua koleksi dari pemilik tubuhnya. Barang bermerek tapi dia tidak suka seleranya yang seperti wanita girang. Lihat ini semua bajunya mempertunjukkan semua lekuk dan assetnya. Dia bukan mengguda sang Tirani itu tapi malah mempertontonkan assetnya pada para kucing liar.
Dia benar harus mengganti isi wardrobenya, dia tidak bisa berpenampilan ini semua. Apalagia dia lebih suka menghabiskan waktu di kamarnya. Baju tidurnya saja terlalu sexy untuknnya. Hari ini Adalah waktunya untuk menghabiskan uang kakaknya.
Rok dibawah lutut berwarna pink , kaos putih yang dilapis lagi cardigan berwarna abu tua melekat ditubuhnya indah. Rambutnya sengaja dia untun satu secara asal. Dia tidak suka menggunakan makeup tebal. Bedak tabur tipis dan lipgloss warna pink yang membuat kesegaran diwajahnya. Sebuah tas putih kecil tersamping di bahunya. Senyuman muncul diwajahnya saat melihat penampilannya.
Kakinya melangkah keluar kamarnya dan menuruni tanggal menuju ruang tamu. Ia bisa melihat ibunya yang sedang membaca sebuah majalah fashion. Sepertinya hari ini ibunya tidak berniat untuk pergi kebutiknya.
“Mom.”
“OMG apakah ini Reina anakku.” Ucap mom pada Reina saat melihat penampilannya. Apakah penampilannya sangat buruk.
“Apakah penampilanku buruk?”
“NO, You’re verry pretty my girl.” Ucap Nyonya laksana yang sangat suka penampilan anaknya. Sebenarnya dia tidak suka penampilan anaknya dulu. Ia terlihat seperti wanita -wanita di clubbing. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun apalagi saat melihat anaknya bahagia.
“Thank you mom.”
“mom yakin, nico akan terpesona dengan penampilanmu.”
“Mom tidak berniat membuat Nico terkesan. Aku merasa lebih nyaman dengan penampilanku saat ini.”
“ah ya benar, akhirnya kamu sadar. Hal yang utama kamu harus nyaman baru bisa membuat orang disekitarmu nyaman sayang.” Ucap Nyonya laksana yang mengelus rambut anaknnya pelan. Dia tidak ingin merusak tatanan rambutnya.
“Mom, Reina izin keluar dulu ya.”
“ya hati-hati sayang.” Ucap mom pada anaknya tak lupa dia memotret penampilan anak bungsunnya dan mengirim pada suaminya.
‘Lihatlah anakmu! Cantik bukan’ pesan yang dikirim pada suaminya.
‘wow anak kita kembali lagi sayang’ balas tuan laksana
‘kamu benar terlihat sangat manis dan cantik. Sepertiku saat muda’
‘hingga saat ini kamu tetap cantik dan manis sayang.’
‘berhenti menggodaku.’
‘aku tidak menggodamu sayang.’
‘sudah cukup, aku akan mengirim makan siang. Jangan coba-coba lirik wanita lain.’
‘tak akan sayang.’ Pesan terakhir sebelum Nyonya laksana masuk ke dalam mobil dan melaju ke kantor suaminya.
Reina menikmati perjalanannya menuju salah satu mall di kota ini . Dia belum banyak tahu tentang kota ini. Apalagi dalam cerita yang dibaca tidak banyak menjelaskan penataan kota ini. Novel itu hanya menggambarkan seberapa besar obsesi gila sang tokoh pria pada tokoh wanita. Beruntungnya dia tidak merasakan di posisi tokoh wanita. Jadi dia bisa menikmati hidupnya karena dia tahu seberapa besar pencemburu pria itu. Bahkan pria itu dengan jahat mengurung kekasihnya di dalam mansion hingga akhirnya wanita itu kabur. Sejak saat itu pria itu perlahan berubah dan hubungannya manusia normal. Pria itu tidak ingin membuat Rose tertekan dengan sikap dan kegilaanya.
“Nona , Kita sudah sampai.” Ucap Pak joko.
“Terimakasih pak Joko, langsung pulang saja ya pak. Nanti saya naik taksi.”
“Tapi tuan muda..”
“Tenang saja nanti saya hubungi kakak pak joko.”
“Baik nona.”
“Ayo kita habiskan uang kakak.” Ucap reina yang tidak suara cukup keras yang berhasil menarik perhatian seseorang yang datang bersamaan dengannya.
“cih, dia selalu mengikutiku. Kamu memberitahu jadwalku.”
“Tidak tuan, beberapa hari ini nona Reina tidak menanyakan jadwal anda.” Ucap pria yang berdiri dibelakang atasannya.