perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perguruan Maung Lodaya
Di sepanjang jalan Silvia memperhatikan Rangga
" Ga nyangka ternyata kamu hebat juga, aku jadi nyaman bersamamu" ucap Silvia sambil memeluk erat Rangga,
ia merasa nyaman bersandar di punggung Rangga .
Nagini yang berada di bawah alam sadar kembali mengeluarkan birahi naganya. Membuat Rangga yang tadinya agak canggung karena di peluk Silvia menjadi nyaman .
Sesampai di kost an , Silvia membukakan pintu agar motornya sekalian di simpan di dalam , kamar kost Silvia ternyata berbeda dengan kamar kost lainnya, ada garasi di dalam , sepertinya sengaja di buat memanfaatkan tanah yang tersisa dari batas kamar dan pagar
" cup"
karena kuatnya pengaruh birahi naga yang di keluarkan oleh Nagini membuatnya mereka tak kuat menahan hasrat terpendam dalam jiwanya. Silvia mencium Rangga terlebih dahulu.
Rangga yang mendapat ciuman dadakan tentu saja menyerang balik, mereka baru terlepas saat kehabisan napas. Rangga membopong Silvia ke pembaringan.
Dinginnya malam membuat mereka saling mencari kehangatan , kini keduanya tenggelam dalam penyatuan diri, lenguh dan dengus pacu birahi memenuhi kamar Silvia, sampai Silvia berteriak saat puncak yang di gapainya berhasil ia raih.
" aaaaach"
namun sang penunggang kuda masih perkasa , beberapa kali Silvia mencapai puncak ,Rangga masih memacu dengan segala gaya .
Eeeeeegh
Rangga yang baru mencapai puncak menancapkan tongkatnya kian dalam , sementara Silvia sudah lemas tak berdaya namun senyum bahagia terulas di bibirnya , Rangga mencabut tongkatnya dan berbaring di sisi Silvia.
Pagi hari, Silvia dan Rangga terbangun di saat yang bersamaan , terukir senyum di bibir keduanya.
" terima kasih yah" ucap Rangga mengusap bahu Silvia .
" sama sama sayang" Silvia balas memeluk Rangga .
" aach"
Silvia menjerit kecil saat bergerak, area kewanitaannya terasa sangat sakit. gempuran Rangga membuat goa nya seakan masih terasa mengganjal, apalagi ini pengalaman pertamanya.
" istirahat saja dulu, jangan di paksakan" saran Rangga ,Silvia mengangguk.
hari itu Silvia di perlakukan bagai ratu hari ini , segala sesuatunya di layani oleh Rangga.
" sayang , kamu ga kuliah?" tanya Silvia melihat Rangga berada di kamarnya saja menemani dirinya.
" lusa baru mulai , kamu ga kuliah?" tanya balik Rangga
" Besok sore baru ada jam kuliah, hari ini ga ada cuma tadinya mau nyari buku di perpustakaan." jawab Silvia. Rangga mengangguk ,sore hari Rangga kembali ke kamar nya, karena Silvia sudah lebih baik. Di kamarnua ia termenung
Rangga merasa heran sebenarnya , kenapa ia tak bisa menahan nafsunya saat bersama wanita . Ia tak tahu ,bila semua di rencanakan oleh Nagini yang berada di dalam alam bawah sadarnya. Namun ia tak menyadari hal itu .
Rangga menyelesaikan tugas desain yang di minta pak Rendra. Karena petualangan bersama Silvia tadi malam ia belum mengerjakan desain itu.
Pak Rendra ternyata memiliki banyak anak perusahaan yang tersebar ke seluruh Nusantara , dan semua nya bergerak di bidang kontruksi.
kini desain yang di pesan olehnya adalah villa di Muara Dua, sebuah daerah di Sumatra Selatan.
jam 9 malam Silvia datang dengan membawa makanan.
" belum beres sayang? ,makan dulu " ucap Silvia sambil menaruh makanan yang di bawanya.
" bentar lagi , ini tinggal sedikit lagi beres. " jawab Rangga " kamu udah makan ?" tanya balik Rangga . Silvia menggeleng.
" aku mau bareng kamu makannya" jawab Silvia manja.
" sebentar yah, ini juga udah mau beres" ucap Rangga mempercepat menyelesaikan pekerjaannya.
Jam sepuluh desain Villa yang Rangga buat kelar juga, ia makan bersama Silvia sepiring berdua dan terlihat romantis ( kalau kata author mah ga kenyang he he he).
♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️
Baldy yang kemaren di hajar Rangga bolak balik di sekitar kampus kakinya terbungkus gift karena belum sembuh dari cedera akibat di pukul Rangga., ia sudah menunggu Rangga dan Silvia dari pagi tapi keduanya tak datang satupun membuat baldy gagal membalas kekalahannya ,ia juga malu dengan saudara seperguruannya yang ikut datang hari ini.
" mana anaknya Baldi?" tanya Sa'i yang bosan menunggu.
" sepertinya hari ini tak datang kang Sa'i " jawab Baldy .
"huh, ngabisin waktu saja" gerutu kang Sa'i " besok kamu kasih surat tantangan saja, kalau dia berani apa ga menghadapi mu di perguruan kita" ucap kang Sa'i sambil pergi dari kampus .
" maaf kang, iya besok aku akan menantangnya " ucap Baldy malu.
" awas kau bocah bau!" geram Baldy . Baldy menghubungi beberapa temannya untuk mencari tahu siapa Rangga , karena dia juga baru melihat Rangga di cafe itu saja.
Ke esokan harinya , Rangga mengantar Silvia ,tentu saja hal itu membuat mahasiswa lain menjadi heboh, Silvia termasuk salah satu primadona kampus dari jurusan sastra , dan selama ini tak pernah dekat dengan lelaki, kedatangannya ke kampus berboncengan dengan Rangga tentu saja membuat heboh apalagi Silvia tak canggung memeluk Rangga dari belakang
" wih, gunung es mencair sepertinya" Nina teman akrab Silvia menyindir
" heem, pantes kemaren di chat ga ngebales" timpal Asih ikut menggoda Silvia .
" brisik kalian, sini kenalan" ucap Silvia
" ini Rangga , pacar gw " kata Silvia bangga." ini , Nina dan ini Asih" lanjutnya mengenalkan kedua temannya.
" salam kenal" Rangga menangkupkan tangannya pada kedua teman Silvia , Nina dan Asih ikut menangkupkan tangannya
" salam kenal juga , jangan di apa apain yah temen gw" ucap Nina sambil tersenyum.
" telat bilangnya" kata Rangga dalam hati.
" sayang , aku ke perpustakaan dulu yah" ucap Silvia.
" wih wih, sayang " sindir Nina
" ekhem, iya sih yang udah punya ayang " Asih berdehem
" ah kalian , ayo ke perpus" Silvia langsung menarik keduanya , Rangga hanya mengangguk saat Silvia meminta izinnya.
" huh, gw kira loe ga berani Dateng lagi!" baru saja Silvia pergi , baldy dan geng nya sudah berdiri di belakang Rangga.
" mau apa lagi, mau ngajak berantem lagi," ucap Rangga sambil memasang kuda kuda siap bertarung.
" Wei, Wei sabaaar, "Baldy langsung bergerak mundur dengan canggung karena kakinya yang di balut
" trus mau loe apa?" tanya Rangga lagi.
" kakak seperguruan gw mau nantang loe ,di perguruan gw, berani ga!?" ucap Baldy.
" boleh , siapa takut!" seru Rangga tak kalah garangnya .
" ayo, ikut kalau memang berani!" ucap Baldy sambil berjalan ke arah motor nya,
" Rangga terpaksa memakai motor Silvia, ia mengikuti Baldy dari belakang.
Ternyata Baldy berguru di satu perguruan yang berada di desa Suka Jaya . Perguruan Maung Lodaya
" sesampainya di sana ternyata para murid perguruan Maung Lodaya sudah menunggu ,dan berbaris rapi dengan seragam berwarna belang seperti Harimau. Nampak seorang pria paruh baya duduk di tengah dengan di apit beberapa pria dewasa ,
" sepertinya itu ketuanya" kata Rangga dalam hati.
" salam " ucap Rangga memberi hormat ,bukan karena takut tapi karena etika di mana ia sebagai tamu memberi salam pertama dan juga lebih tua dari kita. Rangga memang selalu menghormati orang yang lebih tua, itu ajaran dari kedua orang tuanya , agar mempunyai adab yang baik.
" salam , silahkan duduk" sang ketua membalas hormat Rangga dan mempersilahkan duduk , Rangga agak kaget karena sifat ketua berbeda dengan si Balky yang sombong dan Arogan.
" terima kasih, tetapi saya tak punya banyak waktu, silahkan siapa yang menantang saya , saya akan melayani tanpa berkedip" ucap Rangga ,
" Ya, tapi ada yang ingin saya tanyakan" ucap sang ketua , ia mengagumi Rangga yang tak takut biar di hadapannya para murid Maung Lodaya sedang mengepungnya
" tanyakan saja, saja akan menjawab apa yang saya tahu " jawab Rangga
" kita tak pernah bermusuhan, kenapa kamu menghina perguruan kami!" ucap sang ketua ,nada bicaranya mulai meninggi
" maaf ketua, saya tak pernah menghina perguruan ini, kenapa ketua sampai berpikiran seperti itu?" tanya Rangga ,ia heran namun tetap waspada ,bisa jadi itu hanya alasan yang mereka buat untuk menyerang Rangga .