Karya ini menceritakan tentang seorang karakter utama yang di reinkarnasi menjadi semut di dunia fantasy.
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HZ77, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang 'Pemandu'
Dalam kebingungan yang masih menyelimuti pikirannya, suara perempuan itu kembali terdengar.
[Ahaha…]
Suara tawa ringan itu terasa menggema di dalam kepalanya. Seolah-olah ada seseorang yang tengah menikmati kekacauan yang ia alami saat ini.
Tak lama kemudian, notifikasi lain muncul di hadapannya.
[Santai saja, sebelum itu…]
Apa maksudnya? Sebelum apa?
Namun, dia tidak sempat mencari jawabannya.
[Bisakah kau tulis namamu?]
Notifikasi itu muncul dengan jelas, disertai dengan sebuah jendela lain yang menampilkan biodata yang harus ia isi. Hanya satu kolom yang tersedia—
Nama.
Seketika, pikirannya kosong.
"Nama… ya?"
Nama aslinya masih teringat dengan jelas, tetapi apakah masuk akal jika ia tetap menggunakannya? Dunia ini berbeda, tubuhnya juga telah berubah… Maka, apakah dia juga harus meninggalkan nama lamanya?
Dia menghela napas panjang. Meski tubuhnya kini kecil, otaknya masih bekerja seperti manusia.
Setelah bergumam beberapa saat, akhirnya ia memutuskan sebuah nama baru untuk dirinya.
Namun, saat ia hendak mengetikkan nama tersebut…
Brakkk!
Tanah bergetar.
Dia mendongak, dan…
Seekor semut merah berukuran besar berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi!
"Sial!"
Dia ingin bergerak, ingin melarikan diri… Tapi tubuh kecilnya membeku.
Rahang tajam semut merah itu terbuka lebar, siap untuk meremukkan tubuhnya dalam satu gigitan.
Dia bahkan bisa melihat dengan jelas detail mengerikan dari makhluk itu—mata hitamnya yang dingin, bulu-bulu halus yang menutupi tubuhnya, dan cairan kental yang menetes dari rahangnya.
"Aku akan mati lagi?"
*TAP!
Sesuatu yang tak terlihat tiba-tiba mengelilinginya.
Semut merah itu menerjang ke arahnya—tetapi tepat sebelum taringnya bisa mencapai tubuhnya…
*CLANK!
Sesuatu yang transparan menghentikan serangan itu.
Pelindung.
Semut merah itu tampak kebingungan. Ia mencoba menyerang lagi, tetapi serangannya tetap mental.
Sementara itu, suara perempuan tadi kembali terdengar, kali ini dengan nada santai.
[Hey… Hey… Kau bisa tenang, sobat kecil…]
[Aku sudah memasang pelindung.]
Dia masih terengah-engah, tetapi akhirnya sadar bahwa dirinya masih hidup.
Masih gemetar, dia kembali fokus ke jendela biodata yang masih terbuka. Dengan tangan kecilnya yang bergetar, dia mulai mengetik.
"R Y Z E F"
Dia menekan tombol konfirmasi.
[Nama diterima: Ryzef]
Dengan itu, dia secara resmi memulai kehidupannya sebagai seekor semut bernama Ryzef.
Seketika, kepalanya terasa panas.
"Ugh…!"
Ryzef meringis, tubuh kecilnya bergetar hebat saat rasa sakit luar biasa menghantam pikirannya.
(transisi memori)
Ingatan-ingatan asing membanjiri otaknya.
Ia merasa seperti menerima pelatihan intensif dalam sekejap. Cara merangkak, bagaimana menggerakkan antena untuk merasakan lingkungan, bagaimana menggunakan rahangnya, bahkan cara menyesuaikan gerakan tubuhnya untuk efisiensi maksimum.
Semua itu mengalir begitu saja, seakan-akan ia sudah menjadi semut sejak lahir.
Ketika sakit kepalanya akhirnya mereda, tubuhnya terasa lebih ringan.
Tanpa sadar, sebuah kata keluar dari pikirannya.
"Status."
Awalnya, ia hanya asal mencoba. Dalam hatinya, ia merasa tidak mungkin itu akan berhasil. Namun…
*Ding!
Sebuah jendela transparan muncul di hadapannya.
Atau…
Tidak lagi transparan.
Tampilan yang kini ia lihat berbeda dari sebelumnya. Warna abu-abu kusam dengan noda kecoklatan, menyerupai kertas usang dari zaman Pertengahan.
...----------------...
...----------------...
Ryzef tertegun.
"Wah… Tema window-nya ganti…"
Suara takjubnya terdengar datar, seolah perubahan itu lebih menarik perhatiannya dibandingkan isi statusnya sendiri.
[Oyy… Bisa-bisanya kau terkejut karena hal sepele itu!!!]
Pemandu, yang sedari tadi diam, tiba-tiba menginterupsi dengan nada kesal.
Ryzef tersentak, baru menyadari bahwa ia sama sekali belum membaca statusnya sendiri.
Namun, sebelum ia bisa memeriksanya lebih lanjut…
—Semut merah.
Mereka masih ada di sana.
Bertarung, berlarian, dan menyerang di sekelilingnya.
Ryzef mengamati pergerakan mereka, lalu menatap statusnya yang baru saja muncul.
Dengan kecepatan geraknya yang lumayan bagus, mungkin… ia bisa mencoba bertarung?
Saat ia mulai bersiap, sebuah pesan lain muncul di hadapannya.
[Apa kau yakin?]
Pemandu mengajukan pertanyaan yang membuatnya sedikit ragu.
Apakah ia benar-benar siap bertarung?
~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~