Cerita ini kelanjutan dari( Cinta tuan Dokter yang posesif).
Reihan Darendra Atmaja, dokter muda yang terkenal begitu sangat ramah pada pasien namun tidak pada para bawahannya. Bawahannya mengenal ia sebagai Dokter yang arogan kecuali pada dua wanita yang begitu ia cintai yaitu Mimi dan Kakak perempuannya.
Hingga suatu hari ia dipertemukan dengan gadis barbar. Sifatnya yang arogan seakan tidak pernah ditakuti.
Yuk simak seperti apa kisah mereka!. Untuk kalian yang nunggu kelanjutannya kisah ini yuk merapat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Masalah selesai
Rio dan Revan tampak saling pandang dengan tubuh yang tampak menegang. Entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini. Namun raut ketakutan tampak jelas dikedua mata pria itu.
"Jangan-jangan--
"Jangan buka pintunya Van!," ucap Rio dengan suara terdengar bergetar. Ia tampak gelisah takut apa yang dikatakan Aji itu benar adanya. Tapi ia berusaha untuk yakin jika ini adalah negara hukum dan tidak semudah itu menghilangkan nyawa seseorang.
Tok tok tok
Pintu terus diketuk dari luar membuat keduanya makin gelisah. Apalagi Revan selama ini jarang kedatangan tamu jam segini dan nyaris tidak pernah kedatangan tamu. Hanya kedua temannya Aji dan Rio yang sering kesini untuk nongkrong.
Revan berdiri dari duduknya, ia penasaran siapa jam segini mengetuk pintu rumah kontrakannya. Tidak mungkin rasanya keluarga Atmaja itu datang ke sini. Tahu dari mana mereka alamatnya?.
"Lo mau kemana Van?," tanya Rio menahan pergelangan tangan Revan.
"Gue mau lihat siapa yang mengetuk pintu kontrakan gue," jawab Revan.
"Gila Lo Van?. Bagaimana jika mereka itu adalah orang Atmaja itu?," ujar Rio yang terlihat benar benar ketakutan.
"Mana mungkin mereka tahu alamat gue, Rio?," tanya Revan. Menurutmu sungguh mustahil jika orang Atmaja mengetahui tempat tinggalnya karena itu rasanya tidak mungkin.
Brak
Pintu dobrak paksa dari luar membuat keduanya tampak terkejut. Keduanya tampak membola saat melihat beberapa pria berpakaian serba hitam masuk.
"Van..mereka--
"Gue tidak tahu siapa mereka," geleng Revan dengan wajah terlihat pucat pasi. Niat membantu Rio malah ia kena apesnya. Ia teringat akan perkataan Aji tadi jika keluarga Atmaja terkenal kejam jika keluarganya diganggu dan ia sudah menganggu pria bernama Reihan Atmaja.
Salah satu dari pria berpakaian hitam itu melangkah menghampiri Revan dan Rio. Pria itu langsung menyergap Rio dan menyuntikkan sesuatu pada Rio hingga tidak lama kemudian Rio jatuh tidak sadarkan diri. Rio memang sempat melawan tapi ia kalah tenaga dari pria berpakaian hitam itu.
"Tunggu!, siapa kalian?," teriak Revan berjalan mundur kebelakang mencari celah untuk melarikan diri.
Pria berpakaian hitam itu tidak menjawab sama sekali pertanyaan Revan. Ia melirik salah satu rekannya menggunakan isyarat mata. Dan saat Revan lengah salah satu dari pria berpakaian hitam itu menyuntikkan sesuatu pada Revan hingga tak lama Revan jatuh tidak sadarkan diri.
"Angkat mereka!," ucap pria yang tadi menyuntikkan obat pada Rio. Sepertinya pria itu adalah pimpinan dari para pria berpakaian hitam itu.
"Ingat jangan meninggalkan jejak," sambung pria itu lagi lalu melangkah lebih dulu keluar dari kontrakan itu.
"Baik Pak," jawab mereka serempak.
***
Reihan menghampiri ruang kerja Papinya untuk menanyakan tentang video viral itu. Apakah Aunty Mika sudah berhasil menghapus video itu. Jika video itu beredar, hancur sudah reputasinya yang selama ini ia bangun.
Tok tok tok
"Pi...apalah Papi didalam?," tanya Reihan setelah mengetuk pintu ruang kerja Kalen, Papinya.
"Masuk saja Rei!," terdengar suara Kalen dari dalam menyerukan untuk Reihan masuk.
Click
Reihan mendorong pintu ruang kerja Papinya secara perlahan. Pria itu mendapati Papinya yang baru saja selesai menelepon. Ia langsung duduk di depan meja kerja Papinya dengan tatapan datarnya.
"Pi bagaimana?," tanya Reihan.
Kalen tampak terlihat menghela nafas beratnya lalu mengangguk kecil."Semuanya selesai, kamu tenang saja video itu sudah dihapus bersih oleh Aunty kamu," jawab Kalen.
"Siapa pelakunya Pi?," tanya Reihan ingin memastikan kecurangannya meski ia sudah mencurigai seseorang yang ia yakini meng-upload video itu.
"Aunty mu masih menyelidiki siapa pria itu tapi pria itu sudah diamankan oleh orang kepercayaan Papi," jawab Kelen.
Reihan mengangguk pelan, syukurlah jika semua teratasi dengan baik dan cepat. Ia tidak tahu apa jadinya nantinya jika video itu viral. Ia tidak mau tahu bagaimana nasib pria itu ditangan Papinya. Baginya cukup ia tahu saja dan ia tidak ingin ikut campur dalam urusan pembalasan dari Papinya.
"Papi menghubungi Tante Diana?," tanya Reihan. Selama ini hanya Tante Diana nya yang selalu membantu Papinya untuk menyingkirkan tikus-tikus kecil yang menganggu keluarganya.
"Tidak. Tante mu sedang berada di Manhattan bersama suaminya," jawab Kalen. Diana sepupunya itu sudah menikah sepuluh tahun yang lalu dan memiliki seorang anak laki-laki yang tinggal bersama mertuanya di Manhattan. Dan saat ini Diana sedang mengunjungi anak semata wayangnya itu. Ia dan suami sering bepergian sehingga ia memutuskan untuk menitipkan anaknya bersama mertuanya dan bersekolah di sana.
Reihan mengangguk pelan dan tidak lagi bertanya. Ia memang memanggil Diana dengan sebutan Tante lain halnya Kakaknya yang memanggil Diana dengan sebutan Aunty.
"Rei, sebaiknya asisten mu diganti dengan pria agar hal seperti ini tidak terjadi lagi," ujar Kalen menatap wajah datar putranya itu. Reihan benar-benar mewarisi sikap dingin dan datarnya bahkan lebih dari dirinya. Reihan tidak memiliki kepedulian pada sekitarnya kecuali orang-orang yang ia sayang dan itu hanya berlaku pada Mami dan Kakak serta keponakannya saja untuk saudara sepupunya yang lainnya ia tidak pernah peduli.
Reihan menggeleng pelan." Jessi membutuhkan pekerjaan ini Pi," jawab Reihan.
Kalen mengerutkan keningnya, sajak kapan Reihan peduli pada orang lain yang bukan keluarganya. Ia yakin ada sesuatu antara anaknya dan gadis bernama Jessi ini. Tapi bukankah itu adalah perkembangan baik, siapa tahu gadis itu nantinya benar-benar menjadi bagian dari keluarganya.
"Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi," sambung Reihan.
Kalen mengangguk pelan. Ia juga tidak bisa ikut campur dalam urusan privasi anaknya dan ia hanya bisa mengingatkan saja. Reihan orangnya tidak suka jika urusan pribadinya dicampuri dan Kelen tahu itu.
"Istirahatlah. Serahkan semuanya pada Papi," ucap Kalen.
Reihan mengangguk pelan lalu beranjak pergi dari ruangan kerja Papinya. Tubuhnya benar-benar lelah dan yang ia butuhkan saat ini adalah tidur.
Sementara itu Jessi baru saja akan beranjak tidur tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi. Gadis itu mengerutkan keningnya, siapa jam segini bertamu. Namun ia tetap melangkah menuju pintu dan membukanya.
"Jessi...."
Jessi terhuyung kebelakang karena tiba-tiba saja Reska memeluknya dengan erat. Ia tidak mengerti kenapa sahabatnya ini memeluknya seperti ini.
"Jessi kamu baik-baik saja kan?," katanya Reska membingkai wajah Jessi dengan mimik wajah penuh kekuatiran.
Jessi mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan pertanyaan sahabatnya ini." Baik...memangnya ada apa?," tanya Jessi.
Reska terlihat menghela nafas beratnya, ia yakin jika Jessi tidak tahu apa-apa tentang video yang tengah viral saat ini. Meski kekasihnya sudah mengatakan video itu sudah dihapus oleh keluarganya tapi ia tetap mencemaskan sahabatnya ini. Ia datang hampir jam tengah malam begini untuk memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.
...****************...