Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan
Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah kontrak
Kini, Bella sedang duduk di taman yang luas dengan hamparan bunga yang indah di hadapannya. Gadis itu memandang jauh ke arah sana, ia sedang memikirkan tentang perlakuan ibunya selama ini.
Bella, putri Jonathan, bukanlah gadis yang lemah dan mudah ditindas, namun juga sangat penurut. Usianya 18 tahun, sudah menjadi tulang punggung untuk mencukupi hidup ibu dan kakaknya.
Meskipun ia harus putus sekolah, tidak menyurutkan semangatnya untuk bekerja di sebuah restoran terkenal di kota itu. Pembawaan Bella yang tertutup dan penampilan yang sederhana membuatnya menjadi gunjingan orang-orang, namun itu tidak membuat semangatnya hilang. Ia seakan-akan kata hinaan dan cacian adalah makanan hariannya.
Namun, tidak ada yang tahu di balik penampilannya itu, ia adalah gadis yang cantik. Ia terpaksa menyembunyikan kecantikannya karena kakaknya selalu iri melihatnya, hingga ia meminta Bella berpenampilan seperti itu, dan Bella hanya menurutinya.
Bella tidak menyangka bahwa setelah kepergian ayahnya, ibunya menjadi lebih keras lagi dalam perlakuannya. Dulu, ketika ayahnya pergi bekerja, ia akan disuruh mengerjakan pekerjaan rumah, hingga menjadi terbiasa seiring waktu. Meski Bella merasa perlakuan itu tidak adil dibandingkan dengan kakaknya yang selalu dimanjakan.
Hingga puncaknya ketika ayahnya meninggal saat ia lulus SMP, membuatnya menjadi tulang punggung keluarga, membiayai ibu dan kakaknya. Pernah, satu hari ia tidak membawa uang hasil kerja, ia dipukul dan dicambuk oleh ibunya. Mengingat itu membuat air matanya menetes.
Hingga kini, perlakuan kasar terus terjadi, dan ia tidak menyangka bahwa ternyata ibunya itu menjualnya kepada bos rentenir. Itu membuat hatinya sangat sakit, ditambah lagi dengan sebuah kenyataan yang harus ia terima, yaitu bahwa mereka bukanlah orang tua kandungnya.
"Lalu, di mana kedua orang tuanya? Kenapa mereka tega membuangnya hingga mengalami nasib seperti ini?" Bella terus meneteskan air matanya.
Hingga sebuah tepukan di bahunya menyadarkannya. "Maaf, Anda siapa? Kenapa berada di masion putraku?" ujar seseorang.
"Maaf, nyonya... aku..." ucap Bella, terpotong karena air mata yang tak terbendung jatuh begitu saja.
"Hey, nak, jangan menangis. Aku tidak menyakitimu, bukan?" ujar seseorang itu, duduk di samping Bella dan memeluk gadis rapuh itu.
Tangis Bella dipelukan oleh seseorang itu, hingga ia tersadar dan mendongakkan kepala untuk melihat orang yang memeluknya.
"Maaf, nyonya, bajumu menjadi basah karena air mataku," ujar Bella, merasa bersalah.
"Apa anakku menyakitimu, nak?" ujar mom Alex, ia sebenarnya terkejut melihat gadis muda berada di masion anaknya, karena ia tahu Alex sangat tidak menyukai wanita.
"Umm, tidak, nyonya... aku hanya teringat kedua orang tuaku saja, jadi aku menangis," ujar Bella.
Melihat kejujuran gadis di depannya membuat mom Alex, yang sangat merindukan memiliki anak perempuan, mengelus rambut Bella dengan sayang.
.
.
"Nak, apa kamu tahu setiap orang tua pasti memiliki cara sendiri untuk menjaga dan melindungi anaknya? Meskipun perlakuan mereka jahat sama kita, tapi dalam lubuk hati mereka sangat sayang. Jangan pernah merasa dendam, tetaplah menghormati mereka," nasehat mom Alex.
"Iya, nyonya, makasih sudah mengingatkan," ujar Bella, menatap wanita yang masih cantik itu meski usianya lebih tua darinya.
"Jangan panggil nyonya, dong, panggil mommy ya," ujar mom Alex, merasakan ikatan ketika menatap gadis itu, seakan-akan mereka sangat dekat.
"Iya, mom," ujar Bella, menunduk malu.
"Ayo, sayang, kita ke dalam. Suami mommy sudah menunggu di sofa," ajaknya kepada Luna.
"Dad, lihat deh, siapa yang bersama mom," ucapnya kepada suaminya, hingga mempersilahkan Bella masuk.
Sedang Bella sangat gugup, apalagi melihat tatapan Daddy Alex yang terlihat tajam, membuat bulu kuduknya merinding.
"Dad, jangan ditatap gitu, nanti nak Bella takut," ujar mom Alex, memperingati suaminya itu.
"Sayang, duduklah di sini, di samping mom," ujar mom Alex.
"Mom, dad," ucap seseorang yang baru datang.
Alexander William Smith, dia adalah putra tunggal dari pengusaha kaya raya. Di usianya yang 26 tahun, sudah menjadi pemimpin yang disegani oleh banyak pebisnis. Karena kepergian seseorang yang berarti dalam hidupnya, menjadikannya tumbuh menjadi sosok yang dingin dan pendiam. Ia terkenal ambisius dan tidak kenal ampun pada lawan bisnisnya, namun sampai sekarang ia belum mendapat pendamping karena masih menunggu "kelinci kecilnya" yang hilang 13 tahun lalu.
Banyak anak dari lawan bisnis yang terang-terangan mendekatinya, namun ia tidak pernah menggubrisnya karena ia tahu para lawan bisnisnya itu hanya mengincar harta keluarganya.
Tuan William tidak mempermasalahkan itu, namun mereka harus memiliki pewaris untuk meneruskan bisnis mereka, itulah mereka menekankan pada putranya itu untuk mencari pendamping, meskipun bukan dari kalangan atas seperti mereka. Putranya itu tetap diam dan setia menunggu pujaan hatinya, membuat ia frustasi melihat perubahan bertahun-tahun putranya menjadi pendiam dan dingin.
Ketika ia datang di masion, ia terkejut melihat gadis muda di masion putranya itu, karena untuk pertama kalinya putranya membawa seseorang di masionnya, padahal ia terkenal anti wanita.
"Jelaskan kepada Daddy, siapa dia," ujar Tuan William, tegas karena ia tahu putranya itu tidak sembarang membawa seseorang ke masionnya.
"Diistriku, Dad," ujar Alex, menatap kedua orang tuanya itu.
"Apa?" ucap mom dan dad bersamaan, terkejut mendengar pernyataan putranya itu.
"Bagaimana kamu menikah tanpa memberitahu mom dan dad, nak?" ujar mom Alex.
"Bukannya mom dan dad menginginkan seorang menantu sejak dulu? Maka Alex sudah menemukannya," ujar Alex.
"Tapi tidak seperti ini, nak. Bagaimana kamu membawa gadis orang tanpa izin pada kedua orang tuannya? Pasti mereka akan marah melihat anaknya kamu nikahi mendadak," ujar mom Alex, tidak percaya kelakuan putranya itu, tiba-tiba menikahi seorang gadis tanpa pengetahuan nya.
"Tidak perlu persetujuan mereka karena dia gadis yang dijual. Alex sudah membelinya dengan harga tinggi," ujar Alex, jujur.
"Apa? Dijual?" sekonyong-konyong, mom Alex memegangi kepalanya yang terasa pusing mendengar kenyataan demi kenyataan terlontar di bibir putranya. Ia tahu putranya itu terkenal jujur, ia tidak pernah berbohong kepadanya.
"Kamu urus gadis itu, Dad. Bawa mom istirahat," ujar Tuan William, tegas karena dia sendiri heran kelakuan anaknya yang tidak bisa ditebak.
"Maaf, kak. Gara-gara aku, tuan dan nyonya marah pada tuan," ujar Bella, merasa bersalah. Ia sebenarnya juga terkejut mendengar apa yang dilontarkan Alex. Ternyata ia telah dibeli oleh bos rentenir itu.
"Ikut aku," ujar Alex, berdiri melangkah menuju suatu ruangan.
"Baca dan tanda tangani ini," ujar Alex, melemparkan sebuah berkas ke hadapan Bella.
"Apa ini, tuan?" ujar Bella, mulai membuka setiap lembaran kertas itu. Ternyata adalah perjanjian pernikahan atau kontrak pernikahan, membuat kedua mata Bella terkejut.
"Aku tidak membutuhkan persetujuanmu sekarang. Tanda tangani ini," ujar Alex, menyodorkan satu lembar kertas tanpa menunggu perkataan Bella.
"Tapi, tuan, aku tidak mau," ujar Bella, karena yang tertulis pada surat kontrak itu memberatkannya sebagai pihak kedua.
"Yakin tidak mau? Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk menebusmu. Atau kamu mau aku lemparkan ke mucikari itu, ha?" ujar Alex, marah, mencekam dagu Bella keras.
"Tuan, sakit," ujar Bella, kesakitan dan mengeluarkan air matanya, menatap pria di depannya yang sedang menatapnya tajam.
"Segera tanda tangani. Jika tidak, maka..." ujar Alex, tersenyum licik, menghempaskan dagu Bella dengan kasar.
Mendengar itu, tubuh Bella menjadi gemetar. Ia mengambil pulpen di depannya dan menandatangani kontrak tersebut dengan air mata tidak berhenti mengalir.
Jangan lupa follow, like komen dan subscribe dibawah ini 🙏🙏