NovelToon NovelToon
Admiral Of Bismarck: The Second War Rises In Another World

Admiral Of Bismarck: The Second War Rises In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Summon / Barat
Popularitas:357
Nilai: 5
Nama Author: Akihisa Arishima

Bismarck telah tenggelam. Pertempuran di Laut Atlantik berakhir dengan kehancuran. Kapal perang kebanggaan Kriegsmarine itu karam, membawa seluruh kru dan sang laksamana ke dasar lautan. Di tengah kegelapan, suara misterius menggema. "Bangunlah… Tebuslah dosamu yang telah merenggut ribuan nyawa. Ini adalah hukumanmu." Ketika kesadarannya kembali, sang laksamana terbangun di tempat asing. Pintu kamar terbuka, dan seorang gadis kecil berdiri terpaku. Barang yang dibawanya terjatuh, lalu ia berlari dan memeluknya erat. "Ana! Ibu kira kau tidak akan bangun lagi!" Saat melihat bayangan di cermin, napasnya tertahan. Yang ia lihat bukan lagi seorang pria gagah yang pernah memimpin armada, melainkan seorang gadis kecil. Saat itulah ia menyadari bahwa dirinya telah bereinkarnasi. Namun kali ini, bukan sebagai seorang laksamana, melainkan sebagai seorang anak kecil di dunia yang sepenuhnya asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Akihisa Arishima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan Berburu

Pagi itu, mentari baru saja menyembul di cakrawala, menyepuh langit dengan semburat emas dan jingga.

Embun yang masih menempel di dedaunan berkilauan seperti permata kecil saat Anastasia dan August melangkah keluar dari rumah mereka.

Udara sejuk pagi hari membelai kulit mereka, membawa serta aroma tanah basah dan rerumputan segar.

Mereka mengenakan pakaian berburu yang ringan namun kuat, dilengkapi dengan busur dan anak panah yang telah diasah tajam. Hari ini adalah hari yang penting bagi mereka—hari di mana mereka akan mengasah keterampilan berburu mereka di hutan selatan, tempat kelinci bertanduk hidup.

“Kalian sudah siap?” suara dalam Edward menggetarkan pagi yang masih tenang.

Anastasia mengangguk pelan. “Ya... kami sudah siap.”

August, yang sedikit lebih muda, menegakkan bahunya dengan percaya diri. “Aku akan mendapatkan mangsa pertamaku hari ini!” serunya penuh semangat.

Jessica, yang berdiri di samping Edward, tersenyum tipis. “Jangan terlalu gegabah, August. Berburu bukan hanya tentang kecepatan, tapi juga kesabaran dan strategi.”

Beberapa saat setelah semua persiapan selesai, akhirnya mereka berangkat menuju hutan di selatan kota.

Beberapa menit kemudian, mereka mulai memasuki hutan, menyelinap di antara pepohonan yang rindang.

Burung-burung berkicau riang di atas mereka, sementara suara gemerisik dedaunan mengiringi langkah kaki mereka yang hati-hati.

Cahaya matahari yang menembus celah dedaunan menciptakan permainan bayangan yang indah di tanah berlapis lumut. Hutan ini adalah tempat mereka menempa keterampilan, dan setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada tujuan.

Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam. Untuk mengusir kebosanan, Edward mulai memberikan pelajaran tentang teknik bertarung dengan pedang.

“Anastasia, pegang pedangmu lebih erat dan jaga keseimbangan. Jangan hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga teknik,” ucap Edward sembari menunjukkan gerakan yang benar.

Anastasia mencoba mengayunkan pedangnya.

Gerakannya masih kaku, tetapi Edward bisa melihat potensi dari usahanya. Ia menghela napas dan membatin, Kalau diharuskan memilih, aku lebih suka menggunakan pistol Luger ketimbang pedang.

Sementara itu, Jessica, seorang penembak ulung, berbicara kepada August. “August, sebagai penyihir, kamu juga bisa berperan sebagai pendukung. Tugasmu adalah melindungi temanmu dari belakang. Perhatikan gerakan mereka dan berikan bantuan di waktu yang tepat.”

August mengangguk penuh perhatian, mencoba memahami perannya lebih dalam. Keinginan untuk membuktikan diri membara dalam dirinya, tetapi ia tahu bahwa keberhasilan tidak datang tanpa latihan dan pemahaman yang baik.

Setelah berjalan lebih jauh, mereka tiba di sebuah padang luas dengan gundukan tanah kecil berserakan di mana-mana.

Edward menunjuk salah satu gundukan itu. “Itu adalah sarang kelinci bertanduk. Mereka memiliki daging yang lezat dan sangat lincah saat melompat.”

Saat Edward masih menjelaskan, tiba-tiba seekor kelinci bertanduk keluar dari sarangnya. Matanya yang tajam dan kakinya yang kuat membuatnya tampak seperti makhluk yang sulit ditaklukkan.

“Baiklah, sebagai awalan, aku akan menunjukkan caranya,” ucap Edward.

Dengan gesit, ia maju, menarik perhatian makhluk itu dan mengarahkannya ke jangkauan Jessica. Dengan gerakan cepat dan penuh perhitungan, Jessica membidik dan melepaskan anak panahnya. Panah itu melesat dan tepat mengenai kelinci tersebut.

“Satu ekor berhasil!” kata Jessica dengan puas.

Kini, giliran Anastasia dan August. Mereka berdiskusi sebentar sebelum mengambil posisi.

"Kak Ana, coba bergerak ke arah sana dengan perlahan. Aku akan mencari posisi yang lebih menguntungkan," ujar August sambil menyusun strategi.

Anastasia lebih unggul dalam pertarungan fisik, sehingga ia berada di garis depan sebagai petarung, sementara August mendukungnya dengan sihir.

Begitu kelinci berikutnya muncul, Anastasia berlari mengejarnya, mencoba menyerang dengan pedangnya. Namun, kelinci itu terlalu lincah dan berhasil menghindar.

Sialan! Kalau saja aku punya pistol mauser, sudah kutembak kelinci itu! gerutu Anastasia dalam hati, sedikit geram.

August mencoba membidik dengan sihirnya, tetapi ia terlalu lamban dalam mengucapkan mantra.

“August, sekarang!” seru Anastasia.

“Aku mencoba! Tapi mereka terlalu cepat bergerak!” jawab August panik.

Kelinci bertanduk itu terus melompat lincah, menghindari setiap serangan yang dilancarkan.

Anastasia dan August berulang kali mencoba, tetapi selalu gagal. Sesekali, Edward dan Jessica memberikan saran, tetapi mereka tetap membiarkan kedua murid mereka belajar dari kesalahan sendiri.

Sementara itu, Edward dan Jessica duduk di dekat pohon menikmati makan siang mereka, memperhatikan murid-murid mereka yang masih kesulitan.

“Sepertinya mereka butuh lebih banyak latihan,” ujar Edward sambil menggigit roti.

“Ya, tapi setidaknya mereka tidak menyerah,” timpal Jessica dengan senyum kecil.

Anastasia mulai memahami pola gerakan kelinci itu. Ia mengamati dengan saksama, memperhatikan ke mana kelinci itu melompat setiap kali ia menyerang.

“August, coba buat jebakan dengan sihirmu!” serunya.

August, yang sudah kelelahan, menghela napas dalam-dalam dan mencoba merapalkan mantra lebih cepat. Kali ini, cahaya biru menyelimuti tanah di sekitar mereka, menciptakan medan sihir yang melambatkan gerakan makhluk di dalamnya.

Begitu kelinci melompat ke dalam area sihir, Anastasia dengan sigap menebaskan pedangnya. Kali ini, serangannya berhasil mengenai sasaran. Kelinci bertanduk itu jatuh ke tanah.

“K-kami berhasil!” seru August, napasnya tersengal.

“Akhirnya...” Anastasia menghapus keringat di dahinya, tampak lelah tetapi puas.

Edward berdiri dan menepuk pundak mereka. “Kerja bagus. Kalian masih perlu banyak belajar, tapi yang terpenting, kalian terus mencoba. Itulah yang membuat seorang petarung sejati.”

Jessica mengangguk setuju. “Besok, kita akan mencoba teknik yang lebih baik agar kalian bisa lebih cepat menangkap mereka. Tapi untuk sekarang, ayo kita nikmati makan siang.”

Mereka berempat duduk bersama, menikmati makanan mereka dengan penuh semangat. Suasana yang awalnya penuh tekanan kini berganti dengan kehangatan dan rasa pencapaian.

Meski masih banyak yang harus mereka pelajari, hari itu Anastasia dan August telah mengambil satu langkah maju dalam perjalanan mereka sebagai pejuang sejati.

Tanpa terasa, hari mulai sore. Mereka mengakhiri latihan berburu. Edward dan Jessica mendapatkan enam ekor kelinci bertanduk, sedangkan Anastasia dan August hanya mendapatkan satu ekor.

Jika aku menggunakan pistol di dunia ini, bukankah berburu menjadi lebih mudah? gumam Anastasia dalam hati.

Tetapi, di mana aku bisa membuatnya? Sedangkan di dunia ini cuma ada pedang, tombak, dan sihir, pikirnya.

Sepertinya, di masa depan aku juga akan membutuhkan senjata seperti tu. Benaknya dipenuhi rasa penasaran dan ambisi baru.

Matahari mulai terbenam di ufuk barat, menyisakan langit yang perlahan berubah warna menjadi oranye keunguan. Perjalanan mereka masih panjang, tetapi hari ini telah menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih tangguh.

Setelah membersihkan diri, Anastasia dan August berkumpul di meja makan bersama keluarga mereka. Seraphina, ibu Anastasia, menatap mereka dengan penuh rasa ingin tahu.

“Jadi, bagaimana perburuan pertama kalian?” tanyanya sambil menuangkan sup hangat ke dalam mangkuk.

Liliana, ibu August, tersenyum lembut. “Aku yakin pasti ada banyak hal yang kalian pelajari hari ini.”

August menghela napas, lalu menyendok makanannya dengan ekspresi lelah. “Aku gagal berkali-kali. Kelinci bertanduk itu terlalu cepat!”

“Tapi akhirnya kami berhasil menangkap satu,” tambah Anastasia, menyeringai kecil.

“Walaupun dibandingkan dengan Edward dan Jessica, hasil kami masih jauh.” Lanjutnya.

Heinrich, sang kepala keluarga, terkekeh pelan. “Satu ekor untuk pemula sudah cukup bagus. Yang penting, kalian terus belajar dan berkembang.”

Seraphina mengangguk setuju. “Jangan terburu-buru. Berburu butuh kesabaran dan strategi.”

August mengangguk, lalu tersenyum percaya diri. “Besok aku akan lebih siap. Aku akan mempercepat mantraku!”

Mereka semua tertawa ringan, menikmati kebersamaan di malam yang tenang. Setelah menghabiskan makan malam, rasa kantuk mulai menyerang Anastasia dan August.

“Aku sudah tidak tahan lagi… Aku tidur duluan,” ujar August, menguap lebar.

“Jangan lupa besok kita latihan lagi,” kata Anastasia sebelum bangkit dari tempat duduknya.

Seraphina menepuk kepala putrinya dengan lembut. “Tidurlah yang nyenyak.”

Dengan tubuh yang lelah namun hati yang puas, Anastasia dan August akhirnya masuk ke kamar masing-masing. Malam itu, mereka tertidur dengan senyum kecil di wajah, membayangkan petualangan berikutnya yang menanti di hari esok.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!