Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Mbok Darmi segera berlari menghampiri Aqilla yang terduduk di lantai sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan. Bibir nya mulai tampak memucat kebiruan dengan mata memerah karena terlalu banyak air yang mengenai matanya.
"Ya Allah non qilla ayo mbok bantu keringkan badan dulu baru habis itu non langsung makan yaa non. Mbok gak tega liat non kayak gini,yang sabar yaa anak cantik jangan nangis terus." Ucap mbok Darmi menenangkan Aqilla.
"Mama marah sama aku mbok karena nilai ujian ku jelek. Aku bodoh banget kan mbok,padahal udah giat belajar tapi nilaiku gak pernah naik. Huhuhu.... aku juga pengen di sayang sama mama kayak bang Adnan dan alvaro"ujarnya. Mbok Darmi semakin tidak tega melihatnya dan memeluknya dengan erat.
"Non itu pinter kok, mbok yakin pasti besok bisa dapetin nilai yang bagus biar gak dihukum lagi sama mama kamu. Jangan sedih lagi yaa non mendingan kita ganti baju dulu yuk biar gak masuk angin"ajak mbok Darmi, Aqilla pun menurutinya walaupun tangisnya masih terdengar.
Malam harinya ketika makan malam Aqilla tidak ikut bergabung di meja makan,ia terus mengurung dirinya sejak siang tadi. Teguh pun merasa heran karena tidak biasanya sang putri begini.
"Aqilla kemana ma kok gak ikut makan bareng, tumben?"tanya nya kepada Miranti.
"Mana mama tau pah, tidur mungkin atau gak main sama bonekanya. Nanti juga kalau lapar dia makan."jawabnya ketus.
"Kamu lihat dulu sana ma,nanti kalau qilla sakit gimana. Kamu ini dirumah harusnya merhatiin dia juga dong"
"Halah udah lh gitu aja di ributin,kamu aja sana pah yang liat. Aku tuh harus cepat makan nanti kalau Alvaro nangis minta susu gimana,qilla tuh udah besar bisa mandiri jadi wajar dong aku lebih sibuk ngurusin Alvaro."
Tidak ingin memperpanjang lagi Teguh segera beranjak menghampiri sang putri di kamarnya. Ia langsung masuk setelah mengetuk pintu, ternyata Aqilla sedang meringkuk di tempat tidur. Teguh mendekatinya dan menyentuh lembut lengan Aqilla yang tak tertutupi selimut. Ia sangat terkejut ketika merasakan suhu tubuh putrinya yang sangat panas.
" Astaga qilla kamu demam sayang,ayo papa gendong kita ke rumah sakit sekarang". Dengan panik Teguh langsung menggendong Aqilla yang hanya melenguh dan langsung membawanya turun.
"Ma... Mama.... Aqilla demam tinggi ayo cepat segera kita bawa ke rumah sakit. Dia juga menggigil papa takut terjadi apa-apa."teriak Teguh sambil menuruni anak tangga menuju ruang makan.
"Papa ini bikin kaget aja sih, gak usah teriak nanti kalau Alvaro dengar terus dia bangun gimana. Aqilla paling cuma demam biasa dikasih obat atau di kompres aja udah sembuh. Gak usah berlebihan gitu kenapa sih."Ibu macam apa dia yang tidak perduli dengan keadaan anaknya yang sedang sakit.
" Keterlaluan kamu Miranti, sedikitpun gak ada peduli nya dengan keadaan Aqilla.Harusnya sebagai ibu kamu yang lebih dulu tahu kondisinya. Kalau kamu gak mau biar aku aja sendiri yang bawa Aqilla ke rumah sakit. Kamu urus aja anak kamu yang kamu banggakan itu. "
Miranti mencebikan bibirnya kesal melihat Teguh berlalu meninggalkannya dan membawa Aqilla ke rumah sakit terdekat." Dasar, punya anak perempuan satu bisanya cuma nyusahin aja."gerutunya.
"Papa...dingin. Qilla mau di peluk mama aja pa gak usah ke rumah sakit.Qilla mau di rawat mama aja di rumah.."rengeknya dengan mata yang masih terpejam.
"Sabar yaa sayang kamu harus di obatin biar cepat sembuh. Sama papa aja yaa nak,mama kamu lagi jagain adek dirumah." Teguh tak tega melihat Aqilla yang terus merengek ingin di peluk mamanya. Dia memiliki ibu yang tinggal satu atap tapi selalu haus akan kasih sayang yang tak pernah di berikan ibunya.
Sesampainya di rumah sakit Aqilla langsung di periksa dan di beri obat oleh dokter. Ternyata Aqilla hanya demam biasa yang tidak terlalu mengkhawatirkan. Teguh pun merasa lega dan membawa kembali Aqilla untuk pulang karena demamnya sudah berangsur menurun.
Ketika sampai di rumah Teguh kembali menggendong Aqilla dan membaringkan nya kembali. Tak lupa ia menyuapi sang anak dan memberikan nya obat. Setelah itu barulah Aqilla bisa tertidur dengan nyenyak. Bukankah biasanya ibu lah yang begitu cemas saat anaknya sakit. Tapi itu tidak berlaku bagi Miranti,dia hanya sibuk dengan anak lelakinya saja. Bahkan mungkin Aqilla demam karena perbuatannya tadi siang dan itu tidak di ketahui oleh Teguh.
" Tuh kan aku bilang juga apa, dia cuma demam biasa doang kamu aja yang terlalu panik kayak sakit parah aja."ujar Miranti dengan santainya saat melihat teguh masuk ke kamar mereka.
Teguh menghembuskan nafas kasar mendengarnya. Jika ia menimpali ucapan Miranti dan mengatakan bahwa dia tidak becus sebagai ibu, maka akan terjadi perdebatan yang panjang seperti sebelumnya. Jika Miranti tetap tidak bisa memberikan kasih sayang kepada Aqilla, maka teguh akan berusaha memberikannya yang terbaik untuk sang putri sematawayangnya. Bukan berarti ia menelantarkan putranya seperti yang di lakukan Miranti ke Aqilla.
^^^^
Hari sudah berganti pagi dan kondisi Aqilla sudah membaik. Kini ia pun bersiap untuk kesekolah. Hari ini jadwal ujian kesenian,ia yakin pasti akan mendapatkan nilai tinggi.
"Awas kamu ya Qilla kalau Sampek nilai kamu jelek lagi mama akan hukum kamu lebih berat lagi. Dan jangan pernah kamu ngadu ke papa kamu" ancam Miranti saat Aqilla menyalaminya hendak pamit pergi.
"Iyaa ma,aku janji gak bikin mama kecewa lagi. Tapi mama jangan hukum aku lagi yaa ma,aku takut liat mama marah."ujar gadis kecil itu seraya menunduk tak berani menatap wajah sang mama.
"Makanya jangan buat malu aja bisanya. Udah sana pergi keburu telat"
"Kamu juga yaa sayang semangat belajar nya. Mama doain kamu dapet nilai tertinggi di sekolah. Kamu memang anak mama yang paling pinter",ucapnya kepada si sulung.
Berbeda dengan Adnan, Miranti memperlakukannya dengan begitu lembut dan penuh kasih. Ia lantas mengelus pucuk kepala Adnan dan mencium keningnya. Aqilla hanya bisa menyaksikan saja tanpa merasakan sentuhan lembut dari sosok ibu yang sangat di impikan nya. Anak kandung tapi serasa di anak tirikan oleh ibu sendiri itu rasanya lebih sakit dari apa pun.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.