NovelToon NovelToon
Pengasuh Bayi Professor

Pengasuh Bayi Professor

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintamanis / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Beda Usia / Pembantu
Popularitas:200.6k
Nilai: 5
Nama Author: unchihah sanskeh

Saat acara perayaan desa, Julia justru mendapati malam yang kelam; seorang lelaki asing datang melecehkannya. Akibat kejadian itu ia harus mengandung benih dari seseorang yang tak dikenal, Ibu Asri yang malu karena Julia telah melakukan hubungan di luar nikah akhirnya membuang bayi itu ke sungai begitu ia lahir.

3 tahun kemudian, dia pergi ke kota untuk bekerja. Namun, seorang pria kaya mendatanginya untuk menjadi pengasuh anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 02 - Benih Dari yang Tak Dikenal

"Dasar anak tidak berguna! Kamu bikin malu Ibu, Julia!"

Suara seseorang menghampiri telingaku.

Aku bangun dengan mata pedih, kulihat beberapa orang berkumpul di depan ku. Mereka saling berbisik dan bercengkerama dengan teman-temannya. Rasanya aku mengenal mereka semua. Bukankah mereka semua adalah orang-orang sekampung? Lalu di hadapanku, aku memandangnya lebih cermat. Ibu.

Aku menangkap pandangan matanya yang tajam dan hitam menyerupai warna temaram buah terung yang matang. Auranya terpantul, pada caranya menatapku, Ibu memang pemarah, tapi kali ini dia seolah ingin menelan.

"Cepat benarkan pakaianmu! Kita bicarakan semua di rumah."

Aku segera menelaah perintah Ibu dan terkejut bukan main saat melihat keadaan ku yang sekarang, baru kuingat aku telah di perk0sa seorang pria yang tak ku kenal. Lalu, orang-orang ini ... Apakah berarti mereka tengah memberikan penilaian padaku? Aku tak tahu yang pasti aku malu, apalagi Ibu.

Semua orang menatapku. Oh, betapa malu dan hinanya aku, mereka semua tahu ada seseorang yang telah menghabiskan malam bersamaku dan dia mencuri semua, sementara orang-orang ini menyaksikan penampilan ku yang berbeda dari biasanya. Aku beranjak dari tempat ku terbaring, ibu lekas mencengkeram tanganku dan menarikku keluar dengan kasar.

"Bu, demi Tuhan Julia tidak seperti yang ibu bayangkan." Aku berusaha membela diri, tapi ibu enggan mendengarkan, dia cuma sibuk menyeretku untuk secepatnya sampai rumah.

"Ibu, Julia minta maaf. Tolong Julia, Bu, Julia cuma korban."

"Diam!" Ujarnya setelah mendorongku ke lantai ruang depan, Ibu lantas mengunci pintu rumah rapat-rapat. "Kamu benar-benar buat Ibu malu Julia! Kamu tidak ingat Ibumu ini janda? Waktu Bapak kamu lebih milih minggat sama perempuan seberang, semua orang di ladang mandang ibu itu seperti sampah, seolah isi keluarga kita ini memang aibnya desa. Ditambah sekarang anak ibu satu-satunya malah kumpul kebo di balai desa! Ibu sudah tidak punya muka untuk ketemu orang kampung, Julia!"

Kuraih kaki Ibu, ku peluk sambil memohon agar beliau mau memahami situasi. "Sumpah, Bu sumpah. Julia bukan kumpul kebo, Julia ini korban, Bu."

"Korban apanya? Nin yang ngomong ke Ibu kalau kamu memang sengaja masuk ke dalam sana untuk cari laki-laki!"

Kami saling berpandangan, Ibu menahan air matanya. Aku tahu saat itu Ibu jauh lebih terluka dibanding aku, tetapi nasi telah menjadi bubur.

"Bu, Julia memang masuk ke dalam sana untuk cari Kak Jafar. Tapi Julia tidak tahu kalau ada orang lain di sana ..."

"Julia..aa...aa!!" Ibu meringis frustasi, kakinya menghempas tubuh ku dan Ibu memilih duduk di kursi tamu.

"Ibu sudah bilang ke kamu, jangan pernah dekati laki-laki! Jangan dulu pacar-pacaran, kamu tidak pernah mau nurut omongan Ibumu ini. Mending kamu pergi saja, cari bapak dan ikut saja dia! Kalian tidak ada bedanya, sama-sama tidak bisa jaga harga diri dan martabat keluarga!" lanjutnya.

Hatiku pedih sekali, mendapati kata-kata ibu yang begitu mengiris. Memang, setiap aku berbuat kesalahan Ibu pasti akan bawa-bawa nama bapak bedanya sekarang Ibu ngomong sambil menangis. Ibu yang selalu pandai menyimpan air matanya, kali ini nampaknya sudah tak bisa diam-diam.

"Siapa laki-laki yang melakukan itu?" Ibu mengusap wajahnya kasar, sambil memandangku tajam. "Kita temui sekarang, biar kamu langsung nikah saja."

Sayangnya itu bukanlah pertanyaan yang mudah, sebab aku sendiri tak tahu jawabannya. "Julia tidak tahu siapa orangnya, Bu. Ruangan itu gelap, Julia tidak bisa lihat jelas."

Ibu hanya menghela napas berat tanpa menjawab apa pun, dia meninggalkan aku di ruang depan sendirian dan pergi masuk mengunci diri ke kamar.

Semua terjadi sangat cepat dan aku tahu sejak kejadian malam itu, dunia ku dan Ibu tidak sedang baik-baik saja, sampai akhirnya aku mendapati diriku hamil dan mengandung anak dari lelaki yang sama sekali tak kukenali.

"Kali ini kamu nurut sama Ibu, jangan pernah keluar rumah sampai anak itu lahir. Kamu ingat kan kalau bukan karena kamu meninggalkan rumah dan tidak nurut omongan, kamu tidak mungkin di perk0sa dan hamil anak yang tidak jelas bapaknya siapa!"

Nyaris setiap hari Ibu selalu mengulangi kalimat itu, sementara aku cuma bisa pasrah dan menuruti segala kata dan perintahnya. Agar tidak ada kesialan yang sama, katanya.

Sembilan bulan kulalui dan memang harus kuakui, pikirku, banyak yang sudah berubah sejak aku mengandung. Meski ibu memperlakukan ku acuh tak acuh dan warga kampung yang selalu melirik tiap saat lewat depan rumah kami, tak serta merta menjatuhkan hatiku untuk terus terpuruk atau bahkan tidak mau menerima kehadiran seorang anak.

Pada bulan ke-sembilan kehamilan, tepat jam 3 subuh aku akhirnya melahirkan. Ibu tidak mengizinkan ku lahiran di puskesmas, tapi Ibu cuma mendatangkan Nek Irah dari kampung sebelah. Nek Irah sendiri bukanlah tenaga medis ahli, beliau cuma dikenal sebagai dvkun beranak yang sering bantu orang-orang kalau mau lahiran.

"Bu, anak Julia mana? Boleh Julia lihat wajahnya, Bu?" kataku dengan napas terengah-engah saat anak ku akhirnya berhasil keluar.

Aku bisa mendengar tangisnya, lega dan bahagia. Mungkin saat aku lahir dulu juga begitu ya, pikirku. Ibu dan Bapak juga senang karenanya.

"Sabar, biar Ibu dan Nek Irah basuh anak kamu dulu." Kata Ibu, dia langsung bergegas ke belakang mengikuti Nek Irah yang sudah pergi lebih dulu membawa anak ku.

Lalu sekitar 5 menit setelah Ibu pergi, rupanya Nek Irah malah kembali. Kupikir dia kembali sambil membawa anak ku.

Ternyata, salah.

Nek Irah malah seperti orang yang ketakutan, dia gelisah dan panik. Buatku jadi bertanya-tanya.

"Nek? Nenek baik-baik saja? Anak Julia mana?" kataku sambil berusaha tersenyum.

Tapi Nek Irah bukannya menjawab pertanyaan ku, beliau cuma pamit dan langsung meninggalkan rumah kami.

"Tanya Ibumu langsung saja, dia yang urus. Nenek mau pulang, takut nanti ada yang mau lahiran lagi."

Kini, hanya aku tersisa sendirian lagi di kamar sembari menunggu Ibu untuk datang. Demikianlah kemudian, selang setengah jam mungkin, Ibu akhirnya kembali. Kupikir ia kembali sambil membawa anak ku.

Ternyata, aku salah lagi.

Ibu cuma datang seorang diri.

"Bu, anak Julia mana? Kenapa tadi Nek Irah langsung cepat-cepat pulang?" pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya.

"Maaf ya, Jul. Nek Irah bilang anak kamu telan air ketuban jadi kesulitan bernapas. Cuma bertahan beberapa menit saja sejak kamu lahirkan." Jawab Ibu dengan nada lesu.

Aku ternganga, "Maksud Ibu apa?"

"Ya anak mu sudah tidak ada, Jul. Dia langsung kembali ke Tuhan."

"Ibu bohong kan? Julia mau lihat anaknya Julia, Bu! Mana anaknya Julia?"

Aku lantas berusaha bangun dari kasur, tapi Ibu langsung menghalangi sambil terus meyakinkan ku kalau yang dia katakan bukanlah sekedar menakutiku melainkan fakta yang benar adanya.

"Anak kamu sudah tidak ada Julia, Ibu dan Mang Koes yang kubur langsung tadi."

"Terus kenapa Nek Irah tadi tidak langsung bilang ke Julia kalau anaknya Julia sudah tidak ada, Bu?" tanyaku lagi.

"Mungkin karena Nek Irah takut kalau kamu tahu, kamu akan menyalahkan dia." Jawab Ibu.

Kesakitan yang sesungguhnya melampaui saat lelaki itu merenggut hidupku, melainkan saat aku sendiri tak mampu melihat wajah anak yang ku lahirkan beberapa menit yang lalu, cuma yang aku tahu dari ibu kalau anakku adalah dara (anak perempuan).

3 tahun kemudian, aku memilih meninggalkan kampung dan bekerja di kota sebagai petugas kebersihan di salah satu universitas.

Di sana aku mendapatkan banyak pengalaman, terutama bagaimana gemilangnya orang-orang. Mahasiswa dan Mahasiswi yang usianya hampir sama dengan usiaku yang sekarang, 22 tahun.

Kehidupan yang baru aku jumpai dengan orang-orang yang sepuluh kali lipat berbeda dari orang di kampung ku. Salah satunya adalah seorang dosen di sana, profesor yang terkenal tampan tapi garang; Pak Bima.

1
Dewdewdew
Slalu nungguin up.nya kakak author ini. Semangat kak🫶🫶🫶
ummah intan
Lily benar² anak kandung pak Bima dan julia
Teh Yen
ah syukurlah benar ternyata Lily ank kandung bima dan Julia ,,.cepet.sembuh Lily mmh kandung kamu ada d sini jagain kamu cepet sadar yah
Andriyani Lina
congratulations pak Bima dan Julia, akhirnya lily anak kalian. benar katanya pak Bima, liliy tidak disia-siakan.. tinggal tunggu lily sembuh, pasti sangat bahagia memiliki orang tua sempurna.
lanjut kak uchi
Sidieq Kamarga
Uuuuh lepas sudah ini air turun dari mataku 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ngatun Lestari
ikut seneng, akhirnya bisa kumpul ya dgn keluarga utuh
winnidew
Bima dan julia bahagia.. lalu bagaimana dgn ibumu julia? bahagia krn mendapatkan org kaya?
Esther Lestari
akhirnya tes dna membuktikan kalo Lily anak kandung pak Bima & Julia....selamat buat kalian berdua🥰🥰.

bgmn skrg perasaan ibu Julia melihat cucu kandung nya yg dulu dibuang dan skrg dalam keadaan sakit ?
Del Rosa
huaaa sedih sekali, semoga lily baik baik ajaa... aku kan pendukungnya lily, ga terima kalo lily kenapa napa!!!! awass ajaa ya thorr!!?!
Del Rosa
puk puk puk peluk jauh untuk pak Bima (sambil di sinisin julia)
Iges Satria
senangnya /Heart//Heart/
Debu Nakal
kok daku rada tak nyaman dg panggilan julia yg djadikan "jul"
imajinasi penokohannya jd brubah arah /Smirk//Applaud/
Yayuk Bunda Idza
Alhamdulillah.... untuk hasil Julia dan Lily kok gak dibacakan??
Brizy El-anshory
cuma dalem novel anak d buang neneknya trus d temukan bapak kandungnya sendiri y gk tw klo udah punya anak....
Ummee
huhu... ikut terharuuu
Sri Rahayu
Alhamdulillah....ternyata Lily benar2 anak Bima dan Julia, semoga Lily lekas sembuh 😘😘😘.... lanjut Thorr 🥰
Sugiharti Rusli
walo harus berdarah-darah dulu sama kondisi Lily selama ini, semoga dengan diketahui kalo dia putri kandung mereka, kelak kesehatan Lily semoga semakin pulih yah,,,
Retno Amin
Alhamdulillah..aku sampe sedih bacanya 🥲
ERNY TRY SANTY
Alhamdulillah akhirnya, Lily benar ank kandungnya pak Bima n Julia 🤗
Eni Istiarsi
cuma novel,tapi hati ikutan plong... legaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!