NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Tiba tiba, “ding..dong,” terdengar suara bel berbunyi, “permisi paket,” ujar seorang pria berteriak di depan rumah. Ketiganya menoleh melihat ke arah pintu keluar rumah mereka. Ardo berdiri dan melangkah ke pintu, dia melihat seorang kurir mengendarai sepeda motor berada di balik pagarnya, ketika dia menghampiri sang kurir,

“Paket untuk mas Ardo, benar ya ?” tanya sang kurir.

“Iya...saya Ardo,” jawab Ardo.

Sang kurir langsung memberikan paketnya dan mengambil smartphonenya, setelah itu dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Ardo yang bingung. Ardo melihat paketnya, tertulis nama pengirim di dus yang panjangnya seperti kotak sepatu namun lebih lebar,

“Lah dari kantor notaris di daerah cianjur ?” tanya Ardo dalam hati.

Buru buru dia masuk ke dalam rumah dan masuk ke ruang tengah tempat dia berkumpul bersama kedua adiknya, Ardo duduk di sofa dan menaruh paketnya di meja, kedua adiknya melihat paket aneh yang di kirim pada Ardo.

“Paket apa itu kak ?” tanya Andin sambil menaikkan kacamatanya.

“Tau, yang ngirim kantor notaris di cianjur,” jawab Ardo.

“Hah...notaris ?” tanya Adel kaget.

Ardo mengangkat paketnya dan mengguncangnya, dia mendengar sesuatu di dalamnya dan menimbang beratnya,

“Hmm berat juga nih paket, coba buka aja apa ?” tanya Ardo kepada kedua adiknya.

“Buka aja kak,” ujar Andin antusias.

“Iya kak, siapa tau isinya duit,” ujar Adel yang jadi antusias juga.

Ardo merogoh kantungnya dan mengambil kunci motornya, kemudian dia menggores selotip yang menutup dus itu dan merobeknya, setelah dus terbuka, ternyata di dalamnya ada sebuah kota dari besi seperti kotak penyimpanan dan ada sebuah kunci tergantung di depannya. Ardo menoleh melihat kedua adiknya yang antusias di depannya, dia mengambil kuncinya dan memasukkannya ke dalam lubang kunci di kotak besi tersebut. “Klek,” kunci terbuka, Ardo membuka kotak besi itu.

Di dalamnya mereka melihat banyak surat surat, di antaranya adalah surat sertifikat rumah, surat hibah dan surat waris yang menuliskan kalau rumah tersebut di wariskan kepada Ardo dan tiga orang adiknya. Setelah itu, mereka melihat sebuah surat dari sebuah universitas yang merupakan surat permohonan maaf dan di baliknya ada sebuah surat pengantar dari kantor notaris.

Ardo membuka suratnya dan membacanya, wajah ketiganya langsung berubah karena surat tersebut mengatakan kalau ayah mereka menghilang ketika sedang meneliti situs purbakala di cianjur yang di katakan sebagai piramid tertua di dunia, tepat ketika terjadi fenomena aneh dimana semua orang tertidur masal dan langit menjadi gelap. Pihak universitas baru mengetahui seminggu setelah terjadinya fenomena dan ketika Ardo melihat tanggal surat di kirimkan ternyata memang tanggal tersebut adalah seminggu setelah fenomena aneh yang melanda semua tempat terjadi.

“Tapi saat itu ga langsung di kirim ke kita ya ?” tanya Ardo dalam hati.

Ardo menyingkirkan surat dari universitas untuk membaca surat dari kantor notaris di belakangnya. Di surat dari kantor notaris, menjelaskan kalau setelah bercerai, ayah mereka pergi ke notaris tersebut dan meminta supaya notaris mengurus semuanya kemudian mengirimkan nya pada Ardo anak pertamanya atas perintah darinya. Ardo, Adel dan Andin mendadak lemas, surat dari universitas dan notaris itu terlepas dari tangan Ardo yang bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Dia melirik ke arah surat dari kantor notaris dan sertifikat tanah yang berada di dalam box,

“Berarti sertifikat ini baru selesai di balik nama dan baru di kirimkan ke kita,” gumam Ardo.

“Fe..fenomena aneh ? berarti yang waktu itu tau tau kita bangun di jalanan dong kak ?” tanya Andin.

“Iya, waktu kita ke puncak beberapa hari sebelum kejadian itu, di surat yang di tinggalkan di meja makan rumah nenek, papa bilang emang dia mau ke cianjur kan, waktu kita bangun tidur pagi pagi, dia udah ga ada,” jawab Ardo.

“Papa cuman ninggalin surat dan akhirnya kita berempat pulang naik taksi online, aku masih ingat jelas soal itu dan beberapa hari setelahnya, aku bangun di trotoar dekat sekolah, benar benar membingungkan,” ujar Adel.

Ketiganya kembali terdiam, mereka merenung sambil melihat isi kotak besi yang penuh dengan surat surat. Ardo mengangkat kotaknya dan menutupnya karena berniat menyimpannya, tapi sebelum dia berdiri, “klotak,” terdengar sesuatu di dalam kotak yang bergerak membentur dinding kotak. Ardo kembali membuka kotaknya dan ketiganya melihat sebuah gantungan kunci kristal dengan sebuah pecahan fosil dahan pohon yang sudah membatu di dalam kristal bening tersebut. Andin mengambil gantungan kunci itu dan mengamatinya,

“Ini bukan gantungan kunci, ini batu kristal di jadikan gantungan kunci, boleh buat aku ?” tanya Andin.

“Ambil aja, ga tau juga papa dapet darimana gantungan kunci itu,” jawab Ardo.

“Simpen aja Ndin, siapa tau berharga kan, ntar kamu bawa bawa malah ilang repot,” balas Adel.

“Iya juga ya kak, ga jadi deh,” ujar Andin menaruh lagi batu kristalnya di dalam kotak.

Setelah semua di masukkan kotak, Ardo berdiri dan menyimpan semuanya di lemari yang berada di ruang tengah tempat menaruh pajangan. Tiba tiba, “dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Adel, dia langsung melihatnya,

“Oh Nisa ke apartemen dulu katanya, temennya mau pindah sekolah ke bekasi jadi mau perpisahan, dia ama Oliv dan Gisel juga, katanya sore aja jemputnya,” ujar Adel.

“Ya udah kalo gitu,” ujar Ardo yang kembali duduk di sofa.

“Trus ama orang bank bilang apa nih ? masa kita bilang papa hilang, ga mungkin kan ?” tanya Adel.

Belum sempat pertanyaan Adel di jawab, tiba tiba “dring...dring...dring,” smartphone Andin berdering nyaring, dia langsung melihat layarnya untuk melihat siapa yang menelponnya. Wajah Andin langsung berubah ketika melihat nomor yang tertulis di layar smartphonenya, dia memberikan smartphonenya kepada Ardo yang juga sama terkejutnya ketika melihat nomor asing dari luar negeri tertera di layar smartphone. Ardo berdiri dan berjalan keluar rumah membawa smartphone Andin.

“Ada apa mah ?” tanya Ardo.

“Heh Ardo, suruh bapak lo urus tuh utang, jangan sampe orang bank nelepon gue lagi nyari dia, emang kemana sih dia ? kabur ya ?” tanya seorang wanita di telepon.

Ardo terdiam, tangannya mengepal karena mendengar suara parau ibunya di telepon yang terdengar jauh, di tambah suara seorang laki laki yang sayup sayup terdengar menggunakan bahasa asing.

“Lo denger ga Do ?” tanya ibunya.

“Denger mah,” jawab Ardo singkat dengan suara gemetar.

“Tolong ya, jangan ganggu gue lagi, gue udah ga ada hubungannya dengan kalian, bilang ama orang bank, jangan sampe mereka telepon gue lagi, paham,” teriak sang ibu.

“Tuuut..tuuut,”

Telepon di matikan, Ardo menekan smartphonenya dan tangannya yang mengepal mulai gemetar, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya, dia berusaha menenangkan dirinya dan tidak berniat mengatakan apa yang di katakan sang ibu kepada kedua adiknya, terutama Adel yang masih sangat membenci ibu nya.

“Ampun deh, ada aja ya, jrit, pala gue puyeng jadinya,” ujar Ardo dalam hati.

Ardo kembali masuk ke dalam, dia melihat kedua adiknya termenung duduk berjauhan di sofa yang berada di ruang tengah, Ardo mengembalikan smartphone Andin, tentu saja Andin langsung menatap wajah Ardo yang nampak kusut dan merah, dia berdiri dan meminta Ardo menunduk sedikit kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Ardo.

“Mama ngomong apa kak ?” tanya Andin.

“Macem macem, lagian kamu blok aja nomor dia napa,” jawab Ardo.

“Udah kak, kayaknya dia telepon pakai nomor suaminya karena ga keluar namanya dan kode nya dari ausie,” ujar Andin berbisik.

“Jangan bilang Adel yang telepon barusan mama, bisa repot ntar kalo dia ngambek,” ujar Ardo berbisik.

“Ngerti kak, makanya kita bisik bisik kan,” balas Andin.

Ardo kembali duduk di sebelah Adel, dia melihat adiknya masih termenung diam tidak bersuara di sebelahnya,

“Kamu masih mikirin soal papa ?” tanya Ardo.

Adel tidak menjawab, tapi dia mengangguk, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kemudian menoleh melihat Ardo.

“Kita kasih tau Nisa ga nih ?” tanya Adel.

“Gimana ya ? mau ga mau harus kasih tau kan,” jawab Ardo.

“Iya bener kak, nanti biar aku yang kasih tau,” tambah Andin.

“Trus hidup kita gimana ? sekolah ku, Andin dan Anisa belum tentu bisa ke bayar bulan depan,” gumam Adel.

Ardo terdiam, tangannya melambai supaya Andin duduk di sebelahnya, setelah Andin berpindah tempat, kedua tangan Ardo terentang dan merangkul kedua adiknya.

“Seperti yang ku bilang, kalian tidak perlu khawatir,” ujar Ardo.

Kedua adik Ardo merebahkan kepalanya di pelukan kakaknya, Ardo memandang ke depan dengan pandangan kosong karena sebenarnya dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang, sebab kuliahnya juga terancam berhenti tanpa mengetahui kalau seseorang atau sesuatu sedang melihat dirinya dan kedua adiknya melalui sebuah layar hologram berwarna kuning dan duduk di atas pohon beringin yang nampak tua.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!