NovelToon NovelToon
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Kisah cinta anak SMA terhadap seorang dokter tampan yang baru saja dikenalnya di sebuah pesta ulang tahun temannya. Sonia demikian mabuk kepayang dan jatuh cinta pada dokter Monark, tanpa dia menyadari bahwa dia menjadi target sang dokter. Segala nasehat kakaknya tentang pribadi sang dokter, sama sekali tidak didengarkan. Tapi situasi bisa saja berubah. Bagaimana kelanjutan cinta Sonia dengan dokter Monark?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 : PESTA ULANG TAHUN

Pesta sudah berjalan setengahnya. Di halaman luar rumah Idham dan Shisi yang seluas lapangan bola itu didirikan panggung yang ditutupi dengan vinyl supaya licin dan cocok buat berdansa. Untuk melindungi tamu dari hembusan angin, diatas panggung ditutup dengan atap terpal yang cukup kokoh.

    Di sudut panggung, sebuah grup band terkemuka memeriahkan suasana. Yang hadir kebanyakan merupakan teman teman Shisi dengan partner masing masing. Sebagian kecil juga teman sekolah Idham. Sebab Idham tidak bersedia ikut pesta kalau teman temannya tidak ada yang diundang. Tidak enak kan, melongo sendirian menyaksikan wajah wajah mulus bergandengan dengan manusia manusia beruntung, sementara kita cuma bisa menelan ludah.

    Sebagian dari hadirin sudah gatal mau turun berdansa. Sayang Shisi belum mau mulai. Mereka baru saja selesai makan. Shisi masih ingin membiarkan perutnya bekerja sepenuh energi tanpa gangguan.

    Sonia duduk bersama beberapa gadis yang termasuk borongan. Artinya, mereka diantar sekaligus oleh seorang cowok, partner dari salah satu diantara mereka.

    Ketika tengah asyik melayangkan pandangan berkeliling, Sonia tiba tiba terkejut melihat sepasang mata mengawasinya dengan tajam, Hiii, apa-apaan orang itu, pikirnya bergidik. Lagaknya seakan mau menagih hutang aja. Tampang sih boleh, tapi air mukanya seperti buto cakil.

    Dengan perasaan tidak enak, Sonia memalingkan muka ke arah lain. Dicobanya menghibur diri. Ah, barangkali orang itu memang demikian air mukanya. Buas seperti ikan piranha. Baraangkali dia belum pernah melihat cewek yang termasuk paling cakep sejagat. Hihihi...pikiran itu memberi sedikit bonus semangat untuk mengusir ketakutannya barusan dan tanpa sadar dia sudah tersenyum kecil.

    Lewat lima menit. Sonia berpikir, coba aku lihat lagi, apakah orang itu masih disitu? Dia menoleh lagi ke sudut dekat band. Aduuh! Orang itu masih tak bergeming di tempatnya. Masih mengawasiya. Malah sekarang kelihatan lebih garang! Ah, mana bisa! Itu perasaan belaka.

    Zaza menjawil lengannya. Dia menoleh. "Lihat tuh si Alia. Baru saja isi bensin, sudah ngebut. Gimana mau gemuk!'

    Sonia memandang ke tengah panggung. Alia memang sedang berdansa dengan pasangannya  yang juga asyik meliuk ke sana kemari mengikuti irama. Di sampingnya, Shisi dan Reno juga sedang asyik 'senam'

    "Tumben mau didekati oleh Reno," komentar Sonia. Biasanya Shisi alergi betul pada Reno. Begitu didekati, walau masih berjarak dua meter, sudah bersin, pipi merah padam dan mata mendelik.

    Sementara mereka berdua, Sonia dan Zaza, masih menjadi reporter pandangan mata, beberapa pasangan lain sudah turun pula. Rupanya cepat sekali acara itu menarik minat. Begitu lihat, kontan ngiler mau ikut. Keinginan Zaza pun menggebu gebu. Hasratnya menjalar cepat seperti api kebakaran.

    "Sayang, aku tak bawa cowok," keluhnya, padahal memang tidak punya. Belum sempat Sonia menanggapi, Idham sudah muncul di depan mereka. Wajahnya cerah, seperti dompet habis bulan. Dipandangnya mereka bergantian. Maksud hati tentu saja mengajak Sonia. Tapi apa lacur, dia kelewat lambat. Zaza sudah lebih dulu mengusik kesenangan melihatnya. Malah langsung mengulurkan tangan. Mana sampai hatinya meredupkan hasrat yang begitu berbinar di dalam matanya.

    Tapi Idham masih coba juga menghindar. "Apa betul kau bisa dansa, Za?" tanyanya sementara matanya merayapi tangan dan kaki yang bengkak itu.

    Zaza nyaris memekik seolah mau ditelanjangi. "Huh, apa sih susahnya dansa kayak gitu? Kalau senan indah atau atletik, nah, baru perlu latihan."

    "Betul? Kau takkan bikin malu nanti?" Idham menegaskan, berharap gajah betina itu akan ngambek dan menolak turun ke medan. Naasnya, Sonia yang diharap harap malah justru bikin runyam.

    "Buktikan saja! Kenapa tidak dicoba? Jangan jangan malah kau yang tidak becus!" sindirnya. Wadow! Pantang dong ya diremehkan oleh cewek! Tanpa banyak komentar lagi, disergapnya tangan Zaza yang selebar piring, lalu diseretnya ketengah.

    Zaza sempat melirik temannya dan mengedip sambil tersenyum. Sonia ikut geli. Mudah sekali Idham kena di obor. Ha ha ha!

    Dengan cermat diawasinya ke dua orang itu. Ternyata Zaza memang jago dansa. Dia melejit ke sana kemari, begitu lincah penuh variasi, sehingga dalam ronde ke dua Idham sudah tampak keteter. Makin lama makin sulit Idham mengimbangi gerakan Zaza.

    Tanpa sadar Sonia tersenyum - melihat Idham K.O - dan menjadi gelagapan ketika tangannya disentuh. "Oh...eh." Dia terperanjat. Ternyata laki-laki yang tadi asyik melotot padanya, sudah menghampirinya dan sekarang sedang berdiri tegak di depannya.

    Sonia sedikit melongo menatapnya. Matanya bertanya. Mau apa dia? pikirnya. Masa mau ngajak dansa? Kenal aja belum!

    Tapi laki-laki itu memang betul mau mengajaknya melejit ke tengah panggung. Sonia mengangkat bahu. Ayo aja, kenapa sungkan! Daripada duduk membuat subur wasir, kan lebih baik buang kalori!

    Ketika mereka berdua turun, lagu kebetulan sedang berganti. "Udah dulu, ah." seru Idham angkat tangan. "Habis energiku melayani kamu!"

    "Makanya jangan sok menghina kebiasaan cewek! Kapok, enggak? tanya Zaza manja, sambil berjalan kembali ke kursi.

    "Kapok dong. Sangat kapok. Kau sudah terlalu mahir. Dansa begini saja kau sudah tak bisa kutandingini, apalagi hal hal lain!'

    "Hal hal lain apa?" tanya Zaza dengan mata berbinar mengharap lebih banyak pujian.

    "Yah, misalnya yudo, karate......."

    "Aku tidak bisa," jawabnya menyesal.

    "....atau lompat galah....."

    "Belum pernah."

    ".....atau yah, nyontek waktu ulangan......"

    "Brengsek kau! Tentu adikmu yang lapor ya!" seru Zaza malu dan geram. Idham tersenyum. Untuk mengambil kembali hati Zaza, dibawakannya segelas minuman yang habis sekali teguk.

    "Lagi, Dham!"

    "Buset! Berapa jerigen sih kau sekali minum?" Idham pergi lagi dan kembali dengan dua gelas. Satu untuknya tentu saja. Tapi Zaza mengucap terima kasih dan mengambil keduanya. Idham bengong mengawasi isi gelas gelas tersebut turun mengalir ke dalam pipa leding si gemuk. Hausnya seketika hilang. Dia duduk di samping Zaza dengan pikiran tak habis heran, kok ada ya cewek super kayak gitu.

    "Apa kau minum hormon, Za?" bisiknya

    "Apa katamu? Musik ini hingar betul, kupingku jadi tuli."

    Namun Idham tidak mengulangi. Matanya sudah nanar menatap ke tengah panggung. Zaza mengikuti pandangnya dan melihat Sonia sedang berdansa meliuk liuk dengan seorang lelaki ganteng yang pasti bukan anak sekolah. Paling tidak, dia tahu lelaki itu bukan pacar salah satu teman mereka.

    "Siapa laki laki itu, Dham?" Tapi yang ditanya malah menggumamkan pertanyaan juga. "Siapa yang memperkenalkan Sonia dengannya?"

    Dengan kening berkerut kayak jeruk kekeringan, Idham menoleh mencari adiknya. Ternyata Shisi duduk di belakangnya, sedang asyik mengunyah kacang bersama Reno. Hm. pikir Idham. Perkembangan baru nih, tumben Shisi mau didekati Reno. Biasanya kan jual mahal. Tapi bukan itu yang menyita perhatiannya saat ini

    "Si, siapa yang memperkenalkan Sonia dengan Monark?" tuntutnya

    Shisi menatap sekilas ke panggung, lalu mengangkat bahu sambil menunduk menyembunyikan senyum geli. "Wah sori banget Dham! Tapi percayalah, bukan aku. Barangkali inisitif Monark sendiri."

    "Hm." Mungkin Shisi benar. Monark memang tajam indranya. Dari jarak ratusan meter pun dia sudah tahu di mana ada cewek yang pantas ditaksirnya. Brengsek! Ini gara gara si Jumbo, minta minta diajak dansa. Jadi

Sonia terlepas. Idham jadi uring uringan.

    Sonia sendiri sudah seperti kerasukan. Tidak bisa berhenti. Dia benar benar menikmati cara dansa konservatif begini. Berdekapan dengan.....ah, siapa ya namanya? Begitu asyiknya sampai lupa menyebut nama masing masing.

    Laki laki asing itu ternyata tidak mengerikan seperti yang dibayangkannya. Selain matanya yang seperti tabung rontgen bila sedang menatap, sebenarnya dia kurang lebih seperti kebanyakan lelaki juga. Cuma tentu saja, lebihnya melampaui kurangnya bila dibandingkan cowok lain. Setidaknya, yang hadir di sini.

    Pria ini jelas lebih dewasa. Paling sedikit, ubannya sudah mulai kelihatan. Bukti nyata, bukan?! Dan suaranya. Aduuuuhh, Mami, lembutnya!!!!!

    "Kau mengingatkan aku pada seseorang." katanya setelah mereka mengambil ancang ancang untuk mulai dengan tarian mutakhir ini. Dan...amboi, mahirnya dia! Sebenarnya orang yang sudah berumur seperti om om begini tidak diharapkan bisa lincah seperti bocah badung. Tapi nyatanya....!

    Wah, mungkin juga ubannya cuma kamuflase. Dia pernah diceritai oleh kakaknya, bahwa ada laki laki, bahkan banyak, yang ingin kelihatan lebih dewasa, kalau tidak mau di sebut tua. Katanya, bagi laki laki, makin tua makin berwibawa. Berarti makin disenangi noni noni. Bukan seperti perempuan, makin tua makin gawat! Yang belum dapat kereta menuju hidup baru, bisa bisa akan makin ketinggalan kereta buat selamanya! Kejam memang filsafat Kirana! Tapi siapa tahu, itu terlahir dari pengalaman?! Sebab....

    "Eh, aku belum tahu namamu!" tukas pasangannya dengan senyum yang...... aduuuh, Ma, moga moga dia jangan minta aku ikut. Karena aku pasti mau! Diculikpun mau! Olehnya.

    "Sonia," sahutnya, tak mau kalah pamer senyum yang paling menarik semangat (sampai berantakan). "Dan kau?"

    Belum sempat dijawab, seseorang telah menepuk bahunya dan laki laki itu menoleh. Sonia melihat Idham berdiri di depan mereka. Dengan wajah siap menyemburkan tiga ton TNT. Tangannya menggebah saingan supaya minggir. Mau apa lagi nih anak? pikir Sonia sengit. Bikin keruh kali Ciliwung aja. Tak bisa lihat orang bahagia!

    "Oke," kata laki laki itu dengan simpatik, lalu mengedip padanya. "Terima kasih Sonia. Aku tunggu kau di sana." Dia menunjuk ke deretan kursi sebelum beranjak pergi dan menghilang.

    "Kau harus berhati hati terhadapnya," desah Idham sambil menggantikan tempat sang saingan. "Kau kan tidak tahu siapa dia."

    "Ya, aku baru mau tanya namanya, kau sudah mengacaukan keadaan."

    "Nah! Kan nama saja kau enggak tahu. Lebih baik tak usah tahu Sonia! Jangan gegabah! Kalau mau cari pacar, selidiki dulu siapa orangnya. Kalau dia sudah oke, selidiki juga bagaimana ibunya. Lho, jangan tertawa. Pacaran kan di harap keterusan jadi menikah bukan? Nah, ibu mertua kayak apa, itu penting sekaliii.  Sebab beliau akan mampu membuat hidupmu jadi surga atau neraka. Orang bilang Raja Henri ke delapan hidupnya sangat malang. Kenapa? Sebab ibu mertuanya ada enam! Nah itu di barat! Apalagi di sini. Jangan meremehkan! Kita kan hidup di timur. Sekali menikah, bukan cuma dua orang, melainkan sekompi kerabat. Iya, betul! Tidak percaya?"

    "Buat apa aku percaya?" Sonia geli sekali. "Siapa yang mikir mau menikah? Iiihh amit amit, lebih baik tinggal terus dengan mama."

    "Itu karena kau masih ingusan!"

    "Aku apa? Coba ulang lebih jelas, biar kau aku tinggalkan saat ini juga," Sonia cemberut. Bukannya tambah jelek, tapi malah membuat Idham makin naksir. Dia senang cewek yang bisa ngambek, bisa meledak ledak - asal bobotnya masih bisa ditanggulangi - jangan tawar, kayak air bening.

    "Sori. Maksudku, sebab kau masih sekolah. Coba nanti, beberapa tahun lagi! Nah kalau saatnya sudah tiba, aku minta kau ingat baik baik nasehatku barusan. Juga ingat, calon mertua sebaik mamaku, susah dicari. Lihat saja. Kita pesta semalam suntuk begini, dia tidak keberatan. Mamaku bisa mengerti perubahan zaman. Dia tidak akan menuntut yang kuno kuno dari menantunya."

    "Amiin," seru Sonia antara keki dan geli. "Ceramahmu sudah habis? Boleh dong sekarang aku nanya dikit?"

    "Maksud baik memang selalu dicemoohkan," gerutu Indham. "Mau tanya apa?'

    "Siapa sih namanya?"

    "Lebih baik tak usah tahu. Anggap kamu tak pernah ketemu."

    "Enggak lucu ah! Sudah dansa ber jam jam, masa nama aja tidak boleh tahu?! Aku bukan ingin pacaran dengannya! Kasih tahu dong, Dham? Kau kan baik sama aku? atau enggak?" Mendengar nada ancaman begitu, Idham terpaksa menyerah.

    "Oke deh, kalau mesti tahu juga. Tapi janji tak boleh mendekatinya lagi ya? Monark! Namanya Monark. Ayahnya pengagum Monarki di Inggris.

    Monark, ulangnya dalam hati. Hm, kena juga Idham dikibulin! Siapa juga yang sudi janji begini begitu? Memangnya dia punya hak paten atas diriku? Hihihi

    Ketika kembali ke kursi, Monark dilihatnya sudah menyediakan kursi kosong. Idham menariknya ke sebelah lain, tapi dia ogah.

    "Aku mau duduk dengan Miana dan Zaza," kilahnya. Idham tidak bisa memaksa.

    Dengan gembira Sonia menerima kursi yang khusus dikosongkan menunggunya. Lalu Monark mengambilkan minum.

    "Cepat betul intimnya," sindir Zaza. "Kayak Union dan Soviet aja."

    "Itu tandanya kau iri!" kata Miana 'mengipasi'

    'Iri? Siapa? Aku? Kok ya bisa mikir ke situ? Lucu! Om om kayak gitu sih untukku sudah apkiran. Tak berapa lama lagi ban nya pasti sudah kempes, AC nya tidak ajalan, radiatornya bocor dan mesti diganti. Apanya yang menawan? Kalau mau, itu dong yang macam Reno kek. Atau...nah, Idhampun masih jauh lebih mending. Masih mulus, masih jalan belum banyak kilometer."

    "Buset! Mentang mentang bapakmu buka bengkel!" cetus Alia

    "Sableng! Showroom begitu megah kau bilang bengkel?" Zaza naik pitam dan nyaris memiting temannya. Jari jarinya yang sebesar wortel sudah mengembang seperti cakar monyet.

    "Megah sih megah! Tapi yang di show kan barang bekas semua?" Miana kembali 'mengipasi'

    "Ooh! Iya deh, ayahku sih miskin. Jualan yang bekas bekas! Sedang ayahmu itu kan yang punya dua belas bank dan selusin perkebunan?" ejek Zaza yang bangga bukan main pada ayahnya.

    Diskusi hangat itu terhenti karena Monark sudah kembali dengan minuman untuk Sonia. Sayang sekali cuma sampai disitu rejekinya. Belum sempat mereka meningkatkan hubungan, handphone di saku Monark tiba tiba berdering.

    "Aku permisi dulu," katanya, lalu pergi dan tidak muncul lagi. Sonia menunggunya dengan sia sia. Sampai Shisi mendekatinya dan bilang bahwa Monark harus pergi setelah karena ada tugas.

    "Apa dia titip salam untukku?" tanya Sonia berharap. Shisi menatap sejenak seolah ingin tertawa, tapi akhirnya cuma menggeleng dengan berpura pura serius. "Barangkali lupa."

1
Siti Khalimah
beneran tamat ni???
julius: Baca karyaku yg terbaru ya kak? Ketika Secuil Cinta itu Tumbuh. Terima kasih 🙏🙏🙏
julius: iya kak hehehe. Tunggu cerita berikutnya ya? Tidak kalah menarik kok. Jangan berhenti dukung author ya? 🙏🙏🙏
total 2 replies
Siti Khalimah
eh tambahdeh penggemar sonia
julius: dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
moga kirana balikan sama ? monark
julius: sabar ya kak? up date nya sedang dikerjakan 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
uhh sakit
Siti Khalimah
ok semangatttt
julius: terima kasih kak
total 1 replies
Siti Khalimah
waduh gawat!!!!dendam den#am
Siti Khalimah
lanjuuutttt
Siti Khalimah
kenapa langsung kecantolya sonia?
julius: Hehehe, mungkin karena cinta monyet ketemu karisma dokter ganteng kak. Mohon terus dukung author ya kak...
total 1 replies
Morna Simanungkalit
tetap semangat ya thor
julius: Terima kasih. Terus dukung ya kak....
total 1 replies
Sunshine🤎
Semangat trs untuk authornya. 1🌹 for you sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain dan promosiin karyamu Thor /Ok/
julius: Terima kasih. Dukung kami terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Gila seru!
julius: terima kasih. dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Haruhi Fujioka
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
julius: Sabar ya kak, tiap saat pasti di update koq. Terima kasih dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!