Ketika Permohonan Bumi Di Kabulkan

“Huaaaa, badanku sakitsemua.” Ucapku sambil bangkit dari tempat tidur.

Aku memandang diriku di depan cermin, akhirnya usahaku selama 2 tahun ini tidak sia – sia. Aku berhasil menurunkan berat badan sebanyak 25 kg. sekarang berat badanku ideal, 75 kg dengan tinggi 185 cm.

Perkenalkan namaku Zavier, umurku sudah mengijak 25 tahun. Pekerjaanku adalah konten kreator, aku memiliki chanel youtube, selain itu aku juga seorang novelis web.

Setelah lulus sekolah menengah ke atas, aku melanjutkan kuliah di Universitas T. kampus ini bisa mengikuti kuliah dari rumah ataupun tempat kerja, dan hanya datang ke kampus saat ujian saja, jadi aku menghabiskan 90 % hidupku saat ini, ya di rumah.

Kedua orang tuaku sudah meninggal, dan aku anak tunggal, jadi aku tidak kekurangan dalam hal finansial. Aku berasal dari keluarga bahagia kok, orang tuaku meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Mereka menghindari anak kecil yang sembarangan menyeberang jalan, dan mobil yang mereka tumpangi menabrak bus, dan tewas di tempat.

Aku sangat sedih pada saat itu. Aku yang baru saja lulus SMA harus hidup sebatang kara, dan itu salah satu alasan, aku lebih betah di dalam rumah.

Dari dalam rumah saja, aku bisa menghasilkan banyak uang, jadi aku tidak khawatir dalam masalah finansial. Tapi yang sekarang sedang aku hadapi adalah masalah pertemanan. Aku tidak memiliki teman sama sekali.

Walaupun aku yutuber, aku tidak pernah menampakkan wajahku, aku selalu memakai topong saat live streaming maupun record. Jadi tidak ada yang tahu wajahku. Ditambah lagi, sepertinya memang aku tidak ingin berintraksi dengan siapapun, maka dari itu aku fine – fine saja.

Selain itu, jujur saja, walaupun aku bisa dikatakan ansos (anti sosial), tapi aku juga mempunyai hati, rasa simpati dan empati kepada tetangga dan masyarakat sekitar. Bukan bermaksud sombong atau ria, aku sering menyumbangkan uang yang aku punya, kepada orang yang benar – benar membutuhkannya secara langsung.

Aku tidak pernah mau dan sudi mempercayakan uangku kepada pihak manapun yang berkedok sumbangan untuk anak yatim piatu, lalu postingan kepedulian sesama yang menampilkan seseorang butuh bantuan operasi dan sebagainya.

Logikanya, dana ibadah saja di korupsi, apalagi dana yang di luar itu, aku takut uangku tidak tersalurkan kepada penerima tersebut. Sekarang adalah zaman dimana kita tidak boleh percaya dengan siapapun, mau dengan orang yang berduit ataupun miskin melarat. Karena mereka mempunyai rencana masing – masing untuk menipu satu sama lain. Jadi aku memutuskan untuk terjun langsung menumui mereka.

Salah satu contoh, aku pernah melihat tentang penyakit kulit yang di derita oleh seorang anak, yang bapaknya hanya seorang driver. Aku langsung kirim pesan kepada pemilik akun yang memposting tersebut, agar aku busa langsung bertemu dengannya. Tapi ternyata pemilik aku tidak ingin memberitahunya, dan berkata kirim saja ke nomor rekening dia, agar dia yang proses. Aku sudah yakin kalau itu penipuan, akhirnya aku minta bantuan netizen yang masih waras untuk mengetahui lokasi bapak tersebut, dan pada akhirnya dapat.

Aku membantu beliau sampai tuntas, tanpa menunjukkan wajahku. Aku tulus membantu beliau, aku juga berkata kalau bapak tidak usah merasa hutang budi kepada saya. Tapi beliau bersih keukeuh mau membalas kebaikanku. Satu – satunya cara agar bapak itu bisa melupakanku hanya dengan cara.

“Pak, bapak itu cuma orang miskin, sedangkan saya orang kaya. Apa yang saya keluarkan tidak ada apa – apanya. Jadi bapak fokus saja sama keluarga bapak, gak usah sok mau balas budi atau apalah. Dah saya pergi dulu, ini saya kasih uang untuk jaga – jaga, saya gak mau bertemu bapak lagi.” Ucapku lalu pergi meninggalkannya.

Walaupun bapak itu tau aku cuma berakting, dia hanya bisa terdiam saat melihatku pergi dengan air mata berlinang.

Aku juga aktif di media sosial dengan identitas palsu. Aku tidak ingin menjadi menonjol, jadi semua identitas aku sembunyikan.

Aku salah satu orang yang tidak percaya dengan pemerintah, dan jajarannya. Akan tetapi aku tetap mentaati peraturan yang dibuat pemerintah, walaupun itu gak masuk akal. Aku sadar, aku hanya rakyat biasa, tapi bukan jelata. Aku tidak bisa melawan mereka sendirian, aku butuh tim dan dukungan rakyat, maka dari itu aku melakukan rencana ini.

Aku memiliki tujuan, yaitu membuka mata masyarakat, dan mengedukasi masyarakat secara tidak langsung dengan konten yang aku posting melalui media sosial. Seperti, aku mempunyai tim kerja, walaupun tim aku masih belum percaya pada mereka, tapi yang jelas, jika mereka berbohong padaku sekali saja, mereka akan aku keluarkan.

Selama aku dan timku bekerja, sampai saat ini mereka masih di jalan yang benar. Tim ini terdiri dari 6 orang mereka adalah. Pertama Irvan jabatannya adalah keuangan, kedua Umar jabatannya adalah purchasing, ketiga Soleh jabatannya adalah logistik, keempat Tio jabatannya peralatan, kelima Hanifa jabatannya adalah drafter, dan keenam Intan pelaksana lapangan.

Mereka adalah orang terpilih terbaik yang aku miliki. Pekerjaan mereka sangat bagus dan profesional, mereka bekerja dengan jujur, tegas dan disiplin. Tapi aku masih bisa percaya sepenuhnya dengan mereka.

Kami sudah bekerja selama satu tahun, selama itu pula mereka belum pernah melihat wajahku. Aku sangat menutup diri, bukan karena aku malu, tapi ya iseng aja.

Sebenarnya aku memiliki 1 orang kepercayaan. Aku sudah percaya sepenuhnya pada dia, dan dia adalah yuven, asisten pribadiku. Dia orang paling bisa aku andalkan. Asal mulanya aku bertemu dengannya.

Saat itu 2 tahun yang lalu, aku sedang melakukan live streaming bermain game horor yang sedang viral di media sosial, lalu ada chat yang membuatku tertarik.

“Tolong beri aku pekerjaan.”

“Aku sebatang kara.”

“Aku hanya lulusan SMP.”

“Tidak apa bayar aku dengan makan dan minum saja.”

Aku langsung menghubunginya by email, lalu dia merespon emailku dengan cepat dan memberitahu alamatnya. Ternyata dia tinggal luar pulau yang sangat jauh. Karena aku juga butuh orang kepercayaan, aku belikan dia tiket pesawat, dan dia aku beri tugas pertama, dalam 8 jam dia harus ada di hadapanku.

Aku memberi semua alamat tempat tinggalku dan uang untuk transportasi ke alamat tujuanku, dan menyarankan naik kendaraan online supaya bisa langsung diantarkan ke rumah ku.

Dan alhasil dia sampai ke rumahku dalam waktu 5 jam saja. Lalu dia dengan polosnya mengembalikan sisa uang yang aku berikan tanpa di kurangi sepersenpun, dengan kata lain, dia tidak memakai uangku untuk makan di jalan.

Dia terlihat sedikit pucat dan sedikit berkeringat, mungkin karena belum makan. Jadi aku menyiapkan makanan yang banyak untuk dia makan. Selama dia bekerja, aku hanya memberinya makan dan minum saja selama satu tahun. Dan dia menerimanya dengan lapang dada. Padahal aku tetap menggaji dia, tapi aku simpan. Aku ingin tahu sampai kapan dia akan bertahan.