NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab II

Lotus berlari sekuat tenaga dari halte bus ke gedung kantornya. Penampilan terlihat kusut dengan tangan yang penuh dengan barang bawaan, map-map tebal yang ia peluk dengan tangan kirinya, lalu tangan kanannya memegang paper bag berisi roti dan kopi paginya, sedangkan di bahunya tersampir tas yang berukuran cukup besar.

Dia terlambat bangun pagi karena mengantuk. Semalam dia maraton menonton serial televisi Amerika yang sedang naik daun, hingga menyebabkan ia tidak sempat sarapan meskipun hanya secuil.

Lalu, dia harus mengejar jadwal berangkat bus dan absensi kantor yang ketat. Terlambat tiga menit bisa mempengaruhi nominal gajinya. Lotus tidak ingin gajinya yang hanya sebatas UMR itu di potong, jadi dia berusaha semaksimal mungkin untuk sampai di kantor tepat waktu. Dan Lotus merasa beruntung begitu sampai lalu melihat target waktu.

Oke dia masih aman. Batinnya

Petugas keamanan dan resepsionis menyapanya dengan begitu ramah. Lotus membalasnya dengan mengangguk sopan dan tersenyum.

Ia buru-buru mendekati lift yang pintunya baru saja tertutup. Kemudian memencet tombol, berharap pintunya dapat terbuka kembali, tetapi sayang dia sudah sangat terlambat.

Lotus mendengus kesal dan melirik lift lainnya yang dipergunakan khusus hanya untuk petinggi perusahaan, karyawan biasa sepertinya dilarang mempergunakan lift itu. Dia juga tidak pernah melakukan hal tersebut. Tapi siapa peduli? Toh sedang tidak ada yang memakainya untuk saat ini.  Jika ia menunggu lift karyawan ia akan terlambat mengisi absen.

Lotus tersenyum miring, ia menekan angka lima untuk menuju lantai kerjanya. Setelah pintu lift terbuka Lotus memasuki lift masih dengan nafasnya yang tersengal karena lelah telah berlari. Gadis itu kemudian merapikan penampilannya sambil menatap pantulannya dirinya di depan dinding lift yang berupa kaca.

Dia terlihat sangat mengerikan!

Tidak sempat berdandan sama sekali dirumah.

Dia Menaruh paper bag berisi sarapannya di bawah kakinya, kemudian mengeluarkan lipstik dari dalam tasnya, lalu mengoleskannya pada kedua belah bibirnya hingga terlihat cerah, tidak terlalu pucat seperti tadi. ia juga menyemprotkan parfum pada tubuhnya dengan posisi badan membelakangi pintu, lanjut menyisir, sampai tidak menyadari bahwa seseorang telah menekan tombol lift dan pintunya otomatis terbuka di lantai tiga.

Lotus membelalakkan matanya, hampir melompat seperti katak, ia spontan membalikan badannya dan menunduk hormat kepada direktur eksekutif baru dan mungkin asistennya yang baru saja akan masuki lift. Dan seorang pria lagi yang Lotus ketahui juga memegang jabatan tinggi perusahaan. Kalau tidak salah namanya Bagaskara, tuan Bagaskara itu anak dari founder perusahaan.

Sial, harusnya ia tidak keras kepala dan memaksa naik lift khusus ini.

Benar-benar memalukan!

Sekarang ia harus terjebak bersama para petinggi perusahaan yang bukan kaleng-kaleng!!

Jujur Lotus merasa sangat terintimidasi, aura berkuasa dan bau uang dari mereka berhasil menekan dirinya seolah mencekiknya, dan seperti  memberitahu "don't mess with me" baru hanya dengan melihat mereka.

Namun para pria itu mengangguk sopan padanya, dan Lotus segera menundukkan kepalanya untuk menghindari kontak mata. Ia mendekati pembatas lift dan mengerutkan badannya di ujung. Beruntung para pria berdiri langsung membelakanginya.

Awalnya Lotus ketakutan, berpikir bahwa akan menjadi masalah ia menaiki lift khusus ini. Tapi untungnya tidak.

Tidak ada yang benar-benar menaruh atensi kepada Lotus, dan ia merasa itu bagus. Tuan Bagaskara dan asistennya sibuk membahas rapat dengan  perusahaan mitra lain sedangkan direktur eksekutif baru itu sibuk dengan ponselnya.

Lotus menaruh kembali sisirnya ke dalam tas.

Bagai kehilangan muka, Lotus benar-benar ingin menenggelamkan dirinya kedalam sumur. Gadis itu tersenyum kaku, kemudian menahan nafasnya. Ia mengigit bibirnya dengan resah.

Jangankan untuk berinteraksi, bertemu tuan Bagaskara saja Karyawan biasa sangat sulit dikarenakan tidak ada kepentingan.

Sekarang, bisa-bisanya mereka berada dalam satu lift.

Oke itu salahnya sendiri.Dalam situasi ini, Lift begitu terasa sesak, bau parfum aroma vanila dan buah-buahan segar milik Lotus yang baru saja ia semprot tercium manis beradu dengan parfum mahal para petinggi perusahaan di depannya. Parfum mereka beraroma kuat maskulin, Lotus tidak tahan karena dua bau itu beradu dan dia berpikir itu sangat seksi, dia menjadi berimajinasi liar di dalam lift mengingat beberapa adegan romance fiktif di film yang dia tonton dan novel yang ia baca.  Dia tidak menyangka akan ada dalam skenario yang canggung bersama para pria mempesona itu.

Oh astaga, sepertinya dia sudah kehilangan akal pagi ini.

Tapi apa hanya ia yang merasakannya? Dia mendadak sakit perut dan ingin muntah.

Oh, tapi sepertinya bukan itu penyebab utamanya. Bukan karena aroma parfum yang mengaduk isi perutnya, tetapi perutnya masih kosong, dia habis berlari dan di tambah perasaan panik berlebihan dan juga takut, memelintirnya menjadi satu

"Elion, apa plan mu untuk hari ini?"

Tanya Bagaskara setelah mengakhiri sesi percakapanya dengan sang asisten mengenai rapat.

Cukup Menarik perhatian Lotus hingga mengalihkan pandangannya kepada pria yang masih sibuk dengan ponselnya itu.

Lotus melirik Elion dan mengamatinya dari belakang.

Ternyata bukan hanya tampan, tapi tapi pria itu terlihat jauh lebih sempurna jika dilihat dari jarak dekat.

Apakah dia dewa atau apa? Batin Lotus.

Pria itu sangat menonjol di antara Bagaskara dan asistennya. Bagaskara juga terkenal karena ketampanannya meskipun sudah cukup berumur, tapi Elion terlihat lebih seksi dengan warna rambutnya yang pirang, lalu manik mata hitam pekat dengan pandangan dingin dan terkesan tidak tersentuh dan tajam bak mata elang. Pria itu memiliki bentuk hidung yang lancip dengan rahang tajam serta  keras bagai di pahat, dilihat dari berbagai sisi sungguh terlihat sangat simetris. Tubuhnya tinggi  dengan proporsi yang pas, bahunya lebar dengan lengan yang tampak berotot dan juga kokoh.

Dia terkesan tidak tersentuh, dingin

Dan dia adalah pria paling mengintimidasi yang pernah Lotus lihat meskipun mereka tidak pernah mengobrol sama sekali. Hanya dengan berada di sekitarnya ia bisa merasakan atmosfer tidak menyenangkan. Auranya terlalu gelap seperti orang jahat.

Tapi dia seperti benar-benar seperti seorang perwujudan dewa, melambangkan ketampanan, kekayaan dan kekuasaan.

Pantas saja para karyawan wanita terus-menerus membahasnya.

Elion memang pria yang pantas untuk di idamkan.

Lotus mengakui itu.

Seperti menemukan sosok baru. Namun, Lotus tetap merasa sama sekali tak asing dengan Elion, ia sangat familiar. Firasatnya mengatakan bahwa benar Elion adalah teman lamanya.Mungkin semua bisa berubah bahkan dari aura  hingga pembawaan diri. Tetapi tetap ada cri khas tersendiri yang masih bisa dikenali dan dilihat.

Kulit Lotus seketika meremang memikirkan jika benar Elion adalah temannya semasa SMA.

Terlalu banyak perubahan. Terlalu tidak mungkin. Dan hal itulah yang membuatnya ragu.

Tetapi jika di pikirkan ulang, tujuh tahun juga bukanlah waktu yang singkat untuk berubah dan mengupgrade diri. Manusia bisa berubah dengan cepat apalagi jika memiliki uang.

Lotus meringis,di lain waktu mesti lebih berhati-hati lagi lain kali, jangan sampai ia bisa bertemu atau berurusan lagi dengan Elion. Sekarang bersyukur karena dari awal pria itu tidak menaruh perhatian sama sekali, lebih memilih terus-menerus menaruh perhatiannya pada ponselnya.

Jika pria itu menyadari kehadirannya akan kah ia mengaku mengenalinya? Atau bersikap angkuh dan sombong?

Bagi Lotus sendiri lebih baik dia bersikap sombong dan tidak mengenalinya. Sebab akan menjadi suatu petaka yang besar bagi dirinya jika Elion sampai mengingatnya dan mengungkit perbuatannya di masa lalu.

Katanya si penindas tidak akan lebih berhasil dari yang ditindas dari berbagai aspek kehidupan. Dan itu nyata terjadi pada dirinya.Diluar sana mungkin banyak penindas yang tetap menjadi nomor satu, dia berhasil dan sukses lebih dari orang yang ditindas yang malah kesakitan serta susah payah berjuang keluar untuk menghadapi trauma masa lalu dan akibat dari tindakan penindas. Tapi hanya tampak luarnya saja, percayalah si penindas tidak akan bahagia sepenuhnya.

Ada pepatah, jika kau melihat orang lain bahagia dan memiliki kehidupan sempurna bukan berarti mereka tidak menderita. Ujian kesedihan, kekurangan, dan hal lainnya akan selalu mengikuti manusia selagi mereka masih hidup. Terkadang dari ekspetasi dan ego yang dia buat sendiri.

Orang-orang selalu bilang, trauma yang di tinggalkan penindas tidak akan pernah bisa hilang, tetap membekas dan menghantui. Dan si penindas akan melupakan perbuatanya di masa lalu, bersikap santai seolah dia tidak pernah membuat orang lain sakit.

Tapi untuk Lotus justru sebaliknya, ia menyesali semua perbuatannya di masa lalu. Ingin meminta maaf atau menebus kesalahannya. Kenapa ia begitu jahat?

Padahal tidak semua hal harus berjalan sesuai keinginannya. Hidup terlalu singkat untuk menyalahkan orang lain hingga berubah menjadi sebuah kebencian dan dendam.

Namun namanya hidup, pasti pernah berbuat salah juga, namanya pertama kali merasakan hidup dari sana ia memang harus belajar.

Sekarang ia diliputi perasaan malu dan merasa bersalah. Lagipula sekarang Elion pasti tidak perlu kata maaf darinya, pria itu tumbuh dengan sangat baik, pria itu menjadi sosok yang sangat cemerlang dan mempesona.

Biarkan dia, jangan sampai Lotus mengganggunya.

Ya, Lotus memang seperti mempunyai dua sisi dalam hidupnya. Terkadang ia berpikir positif, tetapi lebih banyak atau dominan berpikir negatif. Setiap hari hanya mengeluh dan berprasangka buruk saja kerjanya.

Sisanya dia sangat ceroboh.

"Hari ini aku akan memeriksa semua laporan, pembukuan, arsip, dan semua yang berkaitan dengan perusahaan di tiap divisi" jawab Elion datar.

"Mulai dari mana?" Tanya Bagaskara.

"Tentu saja pembelanjaan, mengecek pengeluaran total dan profit. Apakah arus nya sehat"

"Minta saja semuanya kepada kepala tiap departemen" saran Bagaskara.

"Aku harus mengeceknya sendiri, sekalian untuk memeriksa apakah semua aspek termasuk manajemennya berjalan dengan benar atau tidak. Sebelum bekerja aku harus mendalami semuanya"

Bagaskara terkekeh ringan, sesuai dugaannya, Elion memang seorang workaholic dan perfeksionis sejati . "Kau akan sangat sibuk membenahi semuanya, apalagi belum mendapatkan asisten. Untuk sementara asisten ku sendiri yang akan membantu mu" ujarnya

"Aku menerima dengan hormat. Kemudian aku akan merekrut asisten sendiri. Secepat mungkin dengan bantuan daftar rekomendasi dari personalia"

Oke, mendengar percakapan mereka Lotus yakin mulai hari ini semua karyawan akan menjadi lebih sibuk. Lotus menghela nafasnya pelan.

Tak lama, terdengar suara dentingan cukup nyaring sebelum pintu lift tiba-tiba terbuka tepat di lantai lima.

Asisten Bagaskara memberikan space untuk Lotus lewat, karena ketiga pria itu sedang menuju lantai paling atas jadi tentu saja hanya Lotus yang akan turun. Semua mata kini tertuju kepadanya.

Seolah memerintah untuk cepat turun.

Lotus menunduk hormat dengan langkah aneh, buru-buru keluar dengan semua barang bawaannya yang terlihat begitu mengganggu.

Jantungnya berdetak sangat kencang dengan serangan rasa gugup begitu melewati Elion.

Jika di ibaratkan dengan kata berlebihan ia ingin sekali pingsan sekarang juga.

Baru saja ia menghela nafas lega karena berhasil keluar dari lift tanpa hambatan, suara berat Elion yang tajam dan kasar tiba-tiba menghentikannya, seolah menyerangnya.

"Kau karyawan biasa kan? Melihat dari name tag. Apa kau tidak bisa membaca? Atau kau seseorang yang tidak tau diri dan tau aturan? Lain kali jangan menaiki lift ini. Kau beruntung karena yang naik bersamamu adalah atasan mu sendiri bukan tamu perusahaan" ujar Elion dengan nada keras.

"Benar-benar karyawan yang tidak disiplin. Jangan seenaknya! Baru saja masalah lift masalah lain pasti lebih parah, termasuk pekerjaan. Aku sangat tidak menyukai karyawan yang tidak mengikuti aturan dan bersikap seenaknya" 

Beberapa orang menonton kejadian itu membuat Lotus merasa lebih dari sekedar malu. Mereka menatapnya dengan pandangan penasaran dan dipenuhi tatapan mencemooh. Beberapa lagi merasa iba.

Lotus sendiri hanya terdiam membeku membelakangi pintu lift dengan wajah memerah menyesal.  yang tidak Lotus ketahui Elion terus menatapnya sebelum pintu lift benar-benar tertutup kembali.

****

"Tidak masuk akal"  ujar Lotus dengan wajah kesalnya.

"Aku selalu disiplin dalam berbagai hal, terutama masalah kerjaan. Apa dia meragukan diriku?"

Gadis itu mendumal sambil memakan rotinya.

Lewly hanya tertawa menanggapi cerita Lotus. Biasanya Lotus sangat jarang terlambat, atau mungkin hampir tidak pernah terlambat karena benar dia yang paling disiplin, jadi ia menanyakan alasan gadis itu terlambat tadi pagi dan berakhirlah Lotus bercerita. Pantas saja Lotus terlihat seperti orang marah saat bekerja, ia sangat sensi ketika di tanya meskipun secara baik-baik.

Sekarang mereka semua sedang menikmati jam istirahat di food court yang letaknya di lantai bawah. Sudah menjadi langganan mereka setiap jam makan siang untuk turun, meskipun tidak selalu, terkadang Lotus lebih memilih memesan makanan lewat aplikasi online. Dia ikut keluar bersama rekan-rekan kerjanya hanya saat tertentu atau saat butuh hiburan dari tekanan kerjaan dan sebagainya. Pulangnya bisa menyempatkan diri melihat pohon hijau dan tanaman di taman yang terlewat.

"Tapi itu memang salah mu, jelas-jelas  lift itu khusus untuk orang-orang penting" komentar Lewly.

Lotus mengerutkan dahinya, tidak setuju dengan pendapat gadis cantik itu.

"Semua orang yang ada di kantor ini adalah orang penting perusahaan, lagi pula kenapa harus di beda-beda kan aksesnya?!"

"Penting dalam skala yang berbeda, kau memang harus tau diri sebagai budak coorporaate. yang jelas memang salah mu karena menaiki lift itu" timpal Claudia.

Lotus mendengus marah, kemudian mengangguk dan tersenyum masam. "Harus akui memang iya, tapi pria bernama Elion itu benar-benar menyebalkan, sia sangat galak, aku juga tidak sudi menaiki lift itu jika bukan karena mengejar waktu!"  Ujar Lotus berapi-api. Dia bercerita dengan mulut penuh dan pipi yang menggembung.

"Gajinya sudah kecil, harus di potong lagi" keluh Lotus.

"Terlepas dari itu, dia sangat seksi kan! Ayolah pria bermulut tajam seperti itu sangat menantang!" Timpal Grace.

"Menantang apanya!! Ketampanannya tidak dapat menutupi kekejamannya! Pria seperti itu hanya bisa membuat menderita" ujar Lotus berlebihan.

"Harusnya kau introspeksi, dia begitu karena memang salah mu" Kata Claudia bagai pukulan telak.

"Cih kalian membela pria galak itu, aku bercerita agar tidak kesal lagi. Tapi lihat apa yang kudapat sekarang?" Lotus bersikap lebih dramatis kali ini. Dia hanya membutuhkan validasi dari rekan-rekannya.

"Pria galak, pria galak! Kau juga galak Lotus" ucap Lewly.

Lotus melotot tidak terima, ia melahap lagi rotinya dengan gigitan penuh dan cepat.

"Pokoknya aku membencinya, aku akan mendoakan dirinya terjebak lift dan tidak bisa keluar sampai pingsan suatu saat nanti!"

"Hati-hati omongan tidak baik akan berbalik kepada dirimu!" Peringat Grace.

Lotus mengangkat bahunya acuh.

Ia melanjutkan acara makannya, memang sih responnya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan tapi dia senang masih bisa berbagi kepada rekannya.

Harus  Lotus  akui ia sangat kesal hingga perasaannya buruk sepanjang waktu, ia mengingat kata-kata Elion dan terus berulang di kepalanya.

Begitu mengganggu dan mengusiknya.

Setelah selesai makan mereka semua kembali ke lantai lima, semua kembali bekerja dan sibuk dengan urusan masing-masing, terdengar suara dering telpon, percakapan yang berisik, entah itu berdebat atau memberi arahan. Suara keyboard komputer dan suara mesin fotocopy.

Lotus sedang menikmati waktu kosongnya dengan mengupil dan pura-pura mengerjakan sesuatu agar terlihat sibuk ketika manajer Nia menghampirinya dengan wajah memelas.

Firasatnya tidak enak.

"Oh ya tuthan, aku membutuhkan bantuan mu"

Lotus tersenyum manis dan bertanya dengan lembut. "Tentu saja akan ku bantu manajer, apa yang harus kulakukan kali ini?"

"Tolong bawa semua data digital maupun fisik tentang divisi kita kepada direktur eksekutif. Ada rapat bersama ketua divisi lainnya beberapa menit lagi"

Lotus  menyipitkan matanya. "Kenapa harus aku manajer?"

"Karena kau yang akan menggantikan ku, aku ada urusan lain yang lebih penting di lapangan. Yaitu mengawasi projects event kita yang sedang berjalan. Tidak bisa di wakilkan"

"Aku tidak bisa, ada—"

"Aku tau kau sedang tidak ada pekerjaan, lagi pula hanya kau yang mengerti semua jika direktur bertanya. Kau yang membantuku menggarap semuanya" Manajer Nia buru-buru menyela perkataan Lotus.

"Aku tidak mau manajer!" Jawab Lotus sembarangan. Gadis itu berani karena bukan job desk nya. Ya meskipun kenyataannya apa yang dia lakukan tidak sesuai job desk. Dia menjadi palu gada.

"Tapi sayangnya, kau tidak punya pilihan.  semangat!!!" Ujar Manajer Nia dengan nada menyebalkan.

"Lagipula kau harusnya senang bisa bertemu dan  mengobrol dengannya! Kesempatan langka bertemu pria berkualitas tinggi dan setampan pak Elion!" 

Lotus mendengus dan memutar bola matanya malas mendengar julukan aneh dari manajer Nia untuk Elion. Lalu untuk apa manajer itu seolah meminta bantuan kepadanya kalau pada akhirnya dia memang harus melakukan, kenapa tidak suruh saja.  Demi tuhan, dia tidak mau bertemu pria itu dan berusaha menghindar, tetapi kenapa semesta seolah tidak mengerti dengan situasinya.

Elion memiliki sesuatu yang membuat Lotus takut. Bagaimana jika pria itu berniat membalaskan dendam—andai masih mengenalinya.

Tapi memang benar perkataan manajer Nia, ia tidak punya pilihan.

Lotus ingin menangis saja. Atau kabur mungkin.

Sebagai karyawan biasa  tugasnya memang hanya mengikuti semua perintah atasan, dan ia masih membutuhkan pekerjaan ini.  Ya, meskipun gajinya masih sangat kecil untuk ukuran tinggal di ibukota.

Tetapi lebih baik lelah bekerja daripada lelah tidak bekerja kan?

Lagipula untuk duduk di kantor besar yang dibilang luar biasa ini tidaklah mudah. Mesti bersaing dengan puluhan ribu pelamar dengan gelar tinggi dan koneksi luas. Jenjang karier dan jaminan lainnya cukup menjamin . Dan bisa masuk ke perusahaan ini dianggap pencapaian luar biasa. Orang-orang menganggapnya sangat keren.

"Persiapkan datanya, setelah itu langsung keruangan rapat ya! Aku harus pergi dulu! Terimakasih banyak!" Kata manajer Nia sebelum berlalu begitu saja meninggalkan Lotus di kubikelnya.

Lotus menghentak-hentakan kakinya ke lantai seperti anak kecil dan merengek tidak terima.

Celaka, dia tidak bisa menghindari pria itu sekarang.

Yaampun Elion!

Bagaimana ia harus menghadapi atau bersikap di depan pria itu Setelah apa yang telah ia lakukan di masa lalu?

...To be continued........

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!