NovelToon NovelToon
Istri Alvaro Gaza

Istri Alvaro Gaza

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: c@f

Alvaro Gaza

Perencanaan Pembunuhan.
Di suatu malam, hujan deras di sepanjang jalan, kabut mengelilingi jalan. Seorang pria berjalan sempoyongan memegang perut sebelah kiri. Darah mengalir dari balik tangannya.
Dari sisi lain beberapa preman sedang mengejarnya.
“kemana pria tadi pergi. Cepat kita harus habisi dia. Setelah itu kita akan mendapatkan bayaran atas kematian pria itu.” Ucap salah satu preman.
“bau darah pasti pria tersebut ada di sekitar sini.”ucap preman yang lain.
“cepat cari sampai ketemu.” Ucap ketua preman tersebut.
Semuanya pun berpencar mencari pria yang hendak mereka bunuh.
“dia tidak akan pergi jauh karena kita sudah membiusnya dan menusuk perutnya, dia juga sudah kehilangan banyak darah. Kalian harus menemukannya meski mayatnya saja.” ucap ketua preman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c@f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alvaro Aden Gaza 3

Setelah pemeriksaan Daniel menjelaskan hasil laporan rongsen milik Alvaro.

“sepertinya dia mengalami benturan, lihat.” Ucap Daniel menunjuk ada retakan di bagian tengkorak belakang.

“apa bahaya?” tanya Moana sedikit cemas.

“kemungkinan gagar otak ringan.” Jawab Daniel.

“jadi dia mengalami amnesia itu karena benturan, tapi aku cek tidak ada luka di kepalanya.” Ucap Moana.

“kalau di lihat dari hasilnya ini seperti luka lama, kemudian menglami benturan. Lihatlah warna putih pekat ini, kalau tulang biasah warnanya putih transparan. Jika putih pekat menandakan ini telah terjadi pemulihan.” Jelas Daniel.

“baiklah terima kasih. Aku mau mengurus administrasi dulu.” Ucap Moa sambil membawa berkas dan mengajak Alvaro untuk pergi bersamanya.

“kakak aku tidak suka kakak dekat dengan pria itu.” Ucap Alvaro.

“kenapa? Dia baik kok.” Moana menjawab dengan tegas.

“dia bilan dia ingin menikahimu.” Ucap Alvaro.

Ucapannya membuat Moana terhenti dari langkahnya.

“apa kau bilang?” tanya Moana sekali lagi.

“dia ingin menikahimu dan menjadikanmu istrinya.” Ucap Alvaro dengan kesal.

“kamu tau dari mana? Aku dan kakak senior hanya teman tidak lebih, dia juga menganggapku seperti itu.” Jelas Moana sambil tertawa tidak percaya.

“dia bilang saat dia menatap mu tadi.” Jawab Alvaro.

“tunggu apa kau bisa membaca pikiran?” tanya Moana mulai curiga.

“entahlah. Tapi aku bisa mendengar ucapan orang meski bibir mereka tidak tergerak.” Jawab Alvaro.

“jawab aku ngomong apa?” batin Moana.

“kakak ngomong apa?” tanya Alvaro.

“hanya perasaanku saja. itu mungkin hanya kebetulan.” Batin Moana.

“tidak kebetulan.” Jelas Alvaro.

“sudah kamu itu masih sakit jadi hari ini istirahat jangan anah – anah.” Ucap Moana menark Alvaro supaya berjalan lebih cepat.

Di sisi Dana.

“bagaimana keadaan Alvaro sekarang.” Guman dana yang terlihat resah.

“apa aku terlalu kelawatan sehingga merencanakan pembunuhan pada adikku sendiri.” Guman Dana mulai merasa bersalah.

“Dana.” Panggil paman Aris sepupu papa Arsen.

“iya paman.” Jawab Dana.

“aku dengar papamu sedang mencari Alvaro, apa Alvaro hilang?” tanya paman Aris.

“tidak Alvaro hanya main entah kemana beberapa hari lagi pasti dia pulang.” Jawab Dana dengan santai namun hatinya ketakutan.

“ya sudah kalau begitu paman pergi dulu. Dan juga ini berkas yang perlu kamu cek.” Paman Aris menyerahka berkas yang dia bawa tadi.

“baik paman.” Jawab Dana mengangguk faham.

“kakak apa kita akan beli ice cream?” tanya Alvaro.

“apa kau mau?” tanya Moana yang sedang mengendarai mobil untuk pulang. Kerena hari ini dia mengambil cuti jadi setelah pemeriksaan dia segera pulang.

“kalau kakak mengizinkannya Alvaro mau.” Jawab Alvaro sambil tersenyum lucu menghadap Moana.

Moana tersenyum karena wajah lucu imut Alvaro.

“kenapa dia sangat tampan.” Batin Moana.

Alvaro yang mendengar ucapan Moana langsung tersenyum.

“kakak suka kalau aku tersenyum. Kalau begitu aku akan sering tersenyum untuk kakak.” Batin Alvaro.

Sampai di depan toko.

“kamu tunggu sini. Kakak beli in ice jangan kemana – mana.” Ucap Moana.

“baik.” Jawab Alvaro.

Moana pergi menyebarang untuk membeli ice cream. Dari kejauhan Alvaro melihat dua orang yang mengendarai satu sepedah motor.

“lihat gadis itu turun dari mobil bagu pasti orang kaya.” Bisik salah satu pria tersebut.

“kalau begitu bisa jadi mangsa.” Ucap pria yang lainnya.

pria yang mengetir sepedah motor segera mengambil posisi.

Alvaro yang mendengar percakapan mereka segera keluar dari mobil dan berlari menghampiri Moana yang berjalan menuju toko.

Brrrak... pengendara sepedah yang awalnya ingin menyelakai Moana namun malah di hadang oleh Alvaro.

“kabur kabur cepat.” Ucap pria yang ada di sepadah segera tancap gas dan kabur.

“Alvaro.” Teriak Moana berlari menghampiri Alvaro.

“kenapa kau sebodoh ini.” Moana melihat luka di bagian kepada dan siku Alvaro.

“lihat lukamu terbuka lagi.” Moana melihat perut Alvaro mengeluarkan darah lagi.

“kita pergi ke rumah sakit.” Ucap Moana membopong Alvaro di bantu orang orang yang ada di sana.

“terima kasih pak.” Ucap Moana kepada orang yang telah membantunya.

“iya sama – sama cepat bawa ke rumah sakit.” Ucap pria yang membantu Moana.

“apa sakit?” tanya Moana.

“tidak.” Jawab Alvaro namun dengan ekpersi kesakitan yang di tahan.

“kita ke rumah sakit dulu.” Jelas Moana.

“tidak Alvaro tidak mau. Alvaro mau pulang.” Keluah Alvaro.

“tapi lihat lukamu? Itu pasti sakit kalau kita ke rumah sakit akan cepat sembuh.” Jelas Moana.

“tidak mau, Alvaro mau pulang.” Rengek Alvaro hendak menangis.

“baiklah – bailah kita pulang.” Ucap Moana memutar mobil menuju arah pulang.

Karena jaraknya lumayan jauh Alvaro pun tertidur di dalam perjalanan pulang.

“dia sangat tampan sayangnya dia bodoh.” Guman Moana menatap Alvaro yang tertidur.

“aduh.” Keluh Alvaro karena lukanya terbentur kursi mobil.

“apa sakit?”Moana khawatir.

Namun Alvaro kembali tertidur, dan Moana melanjutkan perjalanan menuju rumah.

“hallo Ana.” Suara kakak Moana.

“iya kakak.” Jawab Moana sambil keluar dari mobilnya.

“oh iya kakak besok keluar kota kamu mau oleh oleh apa?” tanya kak Sona.

“apa aja deh kak? Kakak mau mampir ke rumah dulu?” tanya Moana.

“tidak kakak berangkat ini sudah ada di perjalanan. Jaga diri baik – baik.” Ucap kak Sona kemudian mematikan telfonnya.

Sona Angkasa kakak Moana yang sangat menyayangi Moana.

“apa sudah sampai?” guman Alvaro membuka pintu mobil.

“sudah.” Ucap Moana membantu Alvaro turun dari mobil.

“kak sakit.” Keluh Alvaro.

“siapa suruh di ajak ke rumah sakit tidak mau.” Ucap Moana kesal.

“kamu ini udah di suruh di mobil baik – baik malah keluar. Kan jadi luka.” Batin Moana.

Alvaro yang mendengar suara hati Moana langsung tersenyum dan memegang erat tangan Moana.

“ada apa? Apa kau mau aku memarahimu?” cetus Moana.

Sesampainya di kamar. Alvaro menolak untuk tinggal di kamar kakak Moana.

“tidak Alvaro tidak mau tidur sendiri.” Rengek Alvaro.

“bailah – baiklah.” Ucap Moana sambil membersihkan luka Alvaro.

“buka bajumu.” Ucap Moana.

Alvaro membuka bajunya sehingga terlihat dada bidangnya.

“kenapa orang ini sangat polos.” Batin Moana.

Alvaro yang mendengar tidak tau maksud ucapan Moana.

“cukup buka bagian ini ya.” Moana menunjukkan Alvaro untuk membuka bagian perut yang luka tidak perlu semuanya di buka.

Moana membersihkan darah yang keluar dari luka jahitan. Dan memastikan tidak ada jahitan yang lepas.

“aman hanya terbuka tidak sampai robek.” Moana menganti perban Alvaro.

Malam hari, hujan deras.

Moana yang masih sibuk mengerjakan laporan. Alvaro yang tadinya sudah tertidur pulas terbangun karena suara guntur.

Alvaro berlari keluar kamar menemui Moana.

“ada apa?” tanya Moana melihat Alvaro yang tiba tiba keluar.

“takut.” Ucap Alvaro. Seorang Alvaro yang bertubuh besar dan kekar pria dewasa yang di kagumi banyak pria sekrangan takut dengan suara petir dan kilat.

“sebentar aku selesaikan dulu. Setelah itu aku akan menemanimu.” Ucap Moana.

“umm.” Jawab Alvaro mengangguk faham. Alvaro menunggu Moana di dekatnya sambil membawa selimut yang dia bawa dari kamar.

“bagaimana ini sudah dua hari adikmu tidak pulang.” Ucap Arsan kepada Dana.

“ya mana Dana tau, Alvaro tidak bilang ke Dana.” Jawab Dana.

“apa kau sudah mencari di mana mana?” tanya papa.

“sudah.” Jawab Dana.

Moana telah menyelesaikan laporannya. Alvaro yang berusaha terjaga agar tidak tertidur kepalanya menganguk ngangguk karena mengantuk.

“ayo kita istirahat.” Ucap Moana membangunkan Alvaro yang setengah sadar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!