Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Ganin membalas chat seseorang sambil berjalan menuju ke gudang yang di maksud. Usai membalas chat tersebut, lelaki tampan itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana bahannya. Dia tak tahu kalau dia akan di tempatkan di gudang. Tahu seperti itu, ia lebih baik memakai celana jins. Namanya di gudang, pasti pekerjaannya tak jauh-jauh dari angkat-angkat beban dan cari barang.
Tampak dari luar beberapa laki-laki yang kisaran umurnya tak begitu jauh dari Ganin, sepertinya!
"Permisi bang!", sapa Ganin ramah. Mereka yang tengah menyedot es dalam plastik itu pun menoleh.
"Iya?", tanya salah satunya.
"Saya Ganin, karyawan baru yang di suruh gabung di gudang bang! Itu acc dari pak Bayu!", kata Ganin menunjukkan kartu absennya sebagai bukti dia karyawan Xxx.
Mereka memandangi Ganin dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Kenapa bang? Ada yang aneh sama penampilan saya?", tanya Ganin.
Mereka kompak menggeleng bersama.
"Yakin gue kalo pak Bayu lagi eror matanya. Masa iya, cowok seglowing ini masuk nya gudang?", kata salah satu dari mereka.
Ganin memicingkan salah satu matanya. Benarkah dia seglowing itu di hadapan mereka?
"Kalo menurut gue mah ngga! Gue yakin pak Bayu sama anak-anak Pa (Pramuniaga) takut kesaing dah! Emang kaya kita nih polos apa adanya!", celetuk yang lain.
"Betul! Kerja tuh cari duit, bukan cari muka apalagi cari aman wkwkwkwkwk!"
Sahutan dari salah satu laki-laki yang tampak menonjol di antara mereka membuat mereka semua tertawa. Terkecuali, Ganin tentunya.
"Baru lulus ya?", tanya seseorang yang terlihat lebih kalem di banding yang lain.
Belum sempat Ganin menjawab, sudah terdengar instruksi dari Hima yang berjalan mendekat sambil membacakan beberapa barang yang harus di antar ke depan.
Hima membacakan barang-barang itu dan menyebutkan nama rekan-rekannya tersebut. Dia belum menyadari jika ada Ganin di sana.
"Kenapa masih di sini, sana ambil....??!", Hima mendongakkan kepalanya menatap sosok yang ada di dekatnya.
"Lho, ngapain kamu di sini?", tanya Hima pada Ganin. Ganin mengulurkan tangannya dan tersenyum. Mau tak mau Hima menerima uluran tangan Ganin.
"Aku kerja di sini, Hima!", jawab Ganin. Hima memicingkan matanya dan menggeleng tipis.
"Kayaknya ngga cocok di sini! Mending di depan aja, di sini capek, tempatnya berdebu dan gajinya kecil. Mending di depan, biar ada tambahan bonus! Apalagi...aku galak!", celetuk Hima kelewat jujur.
Ganin menyunggingkan senyumnya.
"Di mana aja, yang penting halal!", ujar Ganin. Hima hanya menghela nafas.
"Ya udah, masuk dan ikut mereka. Belajar sama mereka ya! Tas kamu taroh di loker belakang meja ku aja!", pinta Hima dan meninggalkan Ganin.
Tapi Ganin mengekor di belakang Hima yang kembali duduk di bangkunya. Di meja Hima, banyak kertas dan buku yang berserakan. Tak lupa, komputernya juga menyala menunjukkan file-file yang mungkin juga stok di gudang itu.
Ganin cukup heran dengan sikap Hima. Apa iya Hima galak? Apa iya Hima di tindas oleh atasannya itu??
"Kenapa masih di sini?", tanya Hima karena Ganin masih memperhatikannya.
"Oh...iya! Aku ke sana!", kata Ganin.
"Besok pakai celana yang lentur aja. Sayang kalo pakai celana bahan seperti itu, nanti sobek!", kata Hima. Ganin tersenyum dan mengangguk.
Tapi sepertinya Hima tak melihat senyum manis Ganin.
Kamu berbeda, Hima!!!
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
"Bagi duit Bu, buat beli pulsa!", kata Andra, adik Hima.
"Duit melulu sih! Ngga ada!", sahut Murtini, sang ibu.
"Ckkk...mba Hima kan udah transfer Bu kemarin. Dia bilang jatah pulsa aku dari transferan yang di kirim ke ibu!"
"Eh, kaya dia transfer berapa puluh juta aja. Ngga ada-ngga ada!", tolak Murtini.
"Ngga usah ngilangin rejeki deh Bu, jelas-jelas mba Hima sebulan transfer tiga juta buat kebutuhan di rumah. Masih mending aku kerja di bengkel setiap pulang sekolah, timbang minta uang pulsa yang jelas-jelas di kasih Mba sendiri aja ngga di bolehin!"
Brakkk!!
Andra meninggalkan meja makan karena kesal. Itu bukan hanya sekali dua kali. Tapi sering ibunya seperti itu!
"Andra, ngga sopan kamu ya sama ibu?!", teriak Murtini.
"Apa sih Bu?", tanya Alin yang baru keluar dari kamarnya.
"Itu si Andra, minta duit buat beli pulsa katanya!", jawab Murtini.
"Ohhh...kirain apaan!", celetuk Alin.
Murtini dan anak sulungnya pun makan siang berdua.
"Oh iya, Bu! Hima udah transfer lagi belum Bu? Kurang nih duitnya", keluh Alin.
"Jangan ngandelin Hima melulu dong Lin! Suami kamu tuh yang harusnya mikir. Sok-sokan nikah gede-gedean. Tapi apa??? Malah keluarga kita yang nombok!", sahut Murtini ketus.
Ya, Alin dan Agung baru menikah setahun belakangan ini. Yang awalnya mereka tahu jika Agung seorang karyawan di pabrik besar, tiba-tiba di PHK.
Padahal pernikahan mereka sudah di depan mata. Mau tak mau sebagai orang tua, Murtini dan Harun harus modal yang cukup lumayan untuk acara resepsi anak sulungnya.
"Ishhh...ibu mah gitu! Ngga inget apa kemarin waktu habis hajatan, ibu juga yang seneng pake perhiasan banyak. Toh, Hima juga yang bantu modal hajatannya!", celetuk Alin.
"Nah, itu kamu tahu! Besok kalo Alin nikah, giliran kamu yang harus bantuin Hima!"
Srekkk! Murtini memundurkan bangkunya dan meninggalkan Alin yang makan dengan santai. Suaminya sekarang membuka bengkel sepeda motor di depan gang kampung.
Alin dan suaminya serta bayi mereka masih menumpang di rumah Murtini. Sedang Harun, selaku kepala keluarga di rumah itu hanya berjualan baso di dekat pasar.
Berjualan di kampung tentu tak seramai di kota besar. Karena baso bukan makanan pokok yang harus selalu di konsumsi setiap hari. Hanya ada hari-hari tertentu yang ramai, seperti akhir pekan atau tanggal muda setelah orang-orang gajian. Selebihnya, uang yang di dapatkan hanya untuk modal lagi dan lagi.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Azan dhuhur berkumandang. Hima yang beristirahat di bangkunya memejamkan matanya untuk beberapa saat sebelum ia beranjak dari tempat duduknya untuk sholat.
"Ngga makan?", tanya Ganin yang tiba-tiba berdiri di hadapan Hima.
Anak-anak lori melihat dengan heran kedekatan anak baru yang baru kerja tak lebih dari tiga jam yang lalu.
Ganin membuka matanya lalu menatap sosok tampan yang berdiri di hadapannya. Kulit wajah Ganin yang putih terlihat memerah dan berkeringat banyak.
Mungkin dia belum beradaptasi dengan lingkungan tempat ia bekerja sekarang.
"Nanti!", jawab Hima singkat. Ganin mengambil tasnya di loker belakang Hima. Anak-anak yang lain pun sama, meletakkan barang-barang mereka di sana.
Hanya ponsel dan dompet yang selalu mereka kantongi. Sedekat dan sepercaya apa pun pada rekan kerja, tidak ada salahnya jika jaga-jaga. Ya ngga?
"Aku tadi beli buat sarapan, tapi ngga jadi. Soalnya langsung kerja hari ini!", Ganin menyerahkan bekalnya di depan Hima.
Hima sampai menatap nasi dan wajah Ganin berulang.
"Buat aku?", tanya Hima. Ganin mengangguk.
"Iya, ini buat kamu. Dan ini buat ku!!", kata Ganin duduk di depan meja Hima.
Suara riuh anak-anak lori menggema di gudang itu. Hima memicingkan matanya menatap anak buahnya itu.
"Semangat Ganin! Gue dukung Lo kalo sampai bisa meluluhkan cewek es batu kaya Hima wkwkwkwk!", teriak anak lori.
Ganin tersenyum tipis tapi tidak dengan Hima yang menatap galak pada teman-temannya.
🌾🌾🌾🌾
Bersambung....
Terimakasih 🙏
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖