NovelToon NovelToon
Kintania Raqilla Alexander

Kintania Raqilla Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lesyah_Aldebaran

Tidak semua cinta datang dua kali. Tapi kadang, Tuhan menghadirkan seseorang yang begitu mirip, untuk menyembuhkan yang pernah patah.

Qilla, seorang gadis ceria yang dulu memiliki kehidupan bahagia bersama suaminya, Brian—lelaki yang dicintainya sepenuh hati. Namun kebahagiaan itu sekejap hilang saat kecelakaan tragis menimpa mereka berdua. Brian meninggal dunia, sementara Qilla jatuh koma dalam waktu yang sangat lama.

Saat akhirnya Qilla terbangun, ia tidak lagi mengingat siapa pun. Bahkan, ia tak mengenali siapa dirinya. Delvan, sang abang sepupu yang selalu ada untuknya, mencoba berbagai cara untuk mengembalikan ingatannya. Termasuk menjodohkan Qilla dengan pria bernama Bryan—lelaki yang wajah dan sikapnya sangat mirip dengan mendiang Brian.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari sosok yang hanya mirip? Dan mungkinkah Qilla membuka hatinya untuk cinta yang baru, meski bayangan masa lalunya belum benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lesyah_Aldebaran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh

"Lo kenal nggak sama tuh perempuan?" tanya Qilla penasaran.

"Gue baru liat hari ini, njir. Mana gue tau dia siapa," jawab Arion cuek, tidak terlalu peduli.

"Tumben banget lo kepo?" tanya Arion, menyindir Qilla.

"Ya gue heran aja, masa guru bawa pacar ke sekolah?" cibir Qilla, membuat Arion tersenyum penuh arti.

"Heh, jangan suudzon dulu, napa jadi perempuan. Siapa tau itu istrinya kali," kata Arion, mencoba memberikan penjelasan lain. Qilla yang kesal langsung menendang kaki Arion.

"Aduh! Sakit, bjir!" pekik Arion.

Qilla hanya tertawa lalu berlari menghindari kejaran Arion yang kesal.

"Eh, emangnya secantik apa sih tuh perempuan?" tanya Qilla, masih penasaran.

"Secantik keturunan orang luar negeri. Lo tau kan gimana cantiknya keturunan luar negeri?" jawab Arion, tersenyum nakal. Qilla melirik Arion, sepertinya dia tidak percaya dengan jawaban itu.

"Tau kan lo?" ulang Arion karena Qilla hanya diam.

"Iya, gue tau," jawab Qilla singkat.

"Eh, atau jangan-jangan dia cuma salah satu siswi yang halu, ngaku-ngaku jadi istrinya Pak Brian," celutuk Arion sambil tertawa kecil.

"Halu kayak lo yang haluin Lisa jadi istri lo kan?" balas Qilla, ngakak, membuat Arion merasa kesal.

"Setan," dengus Arion, tidak bisa membantah lagi, sementara Qilla tertawa makin lepas.

Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu istirahat sudah tiba, tapi mereka masih harus menyelesaikan beberapa putaran hukuman yang diberikan oleh Pak Souta.

"Persahabatan luar biasa. Dihukum pun tetep kompak," komentar Gin sambil melihat Arion dan Qilla dari jauh, yang masih berlari dengan gembira.

Harris hanya tertawa mendengar ucapan Gin, sepertinya dia sudah terbiasa dengan kelakuan Arion dan Qilla.

Begitu selesai, Arion langsung menuju kantin menyusul Harris dan Gin, sementara Qilla masih tiduran di pinggir lapangan, melepas lelah setelah berlari beberapa putaran.

"Apa lagi sekarang?" tanya Brian yang tiba-tiba muncul di samping Qilla. Qilla membuka matanya, memandang Brian dengan santai.

"Bolos," jawab Qilla singkat, tidak berusaha untuk bangun atau menunjukkan rasa hormat yang berlebihan. Brian berdiri di sampingnya, sementara Qilla tetap terbaring di tanah, menikmati waktu istirahatnya.

Suasana di antara mereka terasa santai dan akrab, seperti hubungan antara teman dekat daripada antara guru dan murid.

Brian tidak menunjukkan otoritas yang biasanya dimiliki oleh seorang guru, dan Qilla pun tidak menunjukkan rasa takut atau hormat yang berlebihan.

"Motormu sudah selesai diperbaiki. Sekarang sudah ada di parkiran, tadi anak buahku yang antar," jelas Brian dengan senyum ramah.

"Terima kasih," jawab Qilla singkat, masih terbaring di tanah dengan ekspresi yang santai. Brian menatap Qilla dengan tatapan yang hangat, menunjukkan kedekatan di antara mereka.

"Jangan bolos-bolos lagi, sayang. You know I don't like things like that," ucap Brian pelan, sangat pelan. Hanya Qilla yang mendengarnya.

Brian berjalan meninggalkan Qilla yang kini menatap langit, pikirannya tampaknya melayang jauh. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca, tapi Qilla berusaha untuk tidak menunjukkannya. Gadis itu akhirnya bangkit dan berjalan kembali ke kelas, mengikuti suara bel masuk yang berbunyi.

Saat Qilla memasuki kelas, Brian sudah lebih dulu berada di dalam. Tanpa Qilla sadari, dia langsung tertidur dengan headset masih terpasang di telinganya. Brian yang melihatnya segera mendekat, pelan-pelan melepaskan headset dari telinga Qilla.

"Jangan tidur. Sebentar lagi pelajaran mulai. Fokus ya," ucap Brian lembut, berusaha membangunkan Qilla tanpa mengganggu yang lain. Qilla perlahan membuka matanya, masih tampak mengantuk.

Qilla merebut kembali headsetnya dengan wajah kesal, ekspresi tidak suka terpancar jelas di wajahnya. Brian tidak terkejut dengan reaksi Qilla dan malah mendekatkan wajahnya ke telinga Qilla, membuat jarak mereka sangat dekat.

"According to darling," bisik Brian dengan suara lembut, membuat Qilla merasa tersentuh. Qilla hanya menatap Brian tanpa kata, seolah-olah sedang memproses perasaan yang muncul.

Sementara itu, di depan pintu kelas, Arion, Gin, dan Harris berdiri sambil melongo, menyaksikan adegan antara Brian dan Qilla dengan rasa penasaran.

"Eh, barusan Pak Brian nyium Qilla?" tanya Arion kaget.

Harris langsung mengetuk kepala Arion dengan keras. "Dia cuma pasangin headset, bego!" kata Harris, berusaha menyadarkan Arion.

"Tapi dari sini kelihatan kayak Pak Brian lagi godain Qilla. Iya nggak sih?" timpal Gin, masih penasaran.

"Itu penglihatan lo aja kali," jawab Harris datar, tidak ingin membahasnya lebih lanjut.

Arion dan Gin mengangguk-angguk, sepertinya mereka percaya dengan penjelasan Harris.

"Pikiran gue jadi kotor bjir," celutuk Arion, membuat Gin dan Harris tertawa.

"Sadar diri juga lo," ucap Gin dan Harris bersamaan, seringkali mereka berdua sependapat tentang kelakuan Arion.

Brian menoleh ke arah pintu saat siswa-siswi mulai masuk, lalu memberikan perintah pada Harris.

"Harris, jangan biarkan Qilla tidur!" perintahnya tegas.

"Siap, Pak!" jawab Harris, langsung mengawasi Qilla agar tetap terjaga.

Pelajaran pun dimulai, Brian menjelaskan materi dengan sangat detail dan sistematis. Semua siswa dan siswi fokus mendengarkan, mencatat poin-poin penting yang disampaikan. Namun, Qilla berbeda. Dia hanya menatap kosong ke arah Brian, pikirannya entah ke mana, seolah-olah tidak ada yang menarik perhatiannya.

Tiba-tiba, tanpa peringatan, Qilla berteriak frustrasi. "Arggh, bangsat!" sambil memukul meja dengan sangat keras.

Suara pukulan meja yang keras mengejutkan semua orang di kelas, termasuk Brian yang berhenti berbicara sejenak. Semua mata tertuju pada Qilla, mencoba memahami apa yang terjadi.

"Ada apa, Qilla?" tanya Brian, suaranya dipenuhi dengan khawatir. Qilla masih terlihat frustrasi, tapi Brian berusaha menenangkannya.

"Sialan, kaget gue, bangkek!" ucap Harris yang duduk di sebelah Qilla, langsung menendang kaki Qilla dengan keras. Arion yang melihatnya tidak bisa menahan tawa.

"Lo lagi mikirin ketampanan Pak Souta ya?" tebak Arion, mencoba mencari tahu apa yang mengganggu Qilla. Gin yang mendengar itu langsung menyela.

"Si tolol! Sempat-sempatnya bahas Pak Souta," cibir Gin dengan nada sindiran, sepertinya dia tidak percaya dengan asumsi Arion. Qilla masih terlihat kesal, tapi suasana kelas mulai kembali normal setelah ketegangan tadi.

"Qilla, ke depan!" titah Brian dengan nada tegas.

Qilla mengumpat pelan. "Sialan," sambil berdiri dengan wajah kesal.

Arion yang melihatnya tidak bisa menahan celotehan. "Mampus lu."

Qilla maju dengan wajah masam, langkahnya berat seolah-olah dia tidak ingin menghadap Brian.

"Kenapa teriak tadi?" tanya Brian langsung, tanpa basa-basi.

Qilla terdiam, bingung mau menjawab apa. Brian menatapnya dengan ekspektasi, menunggu jawaban yang jujur.

"Jawab, Qilla!" ulang Brian dengan nada lebih tinggi.

"Maafkan saya, Pak," ucap Qilla akhirnya, meskipun suaranya tidak sepenuhnya meyakinkan. Brian tidak puas dengan jawaban itu.

"Keluar!" tegasnya, menunjukkan ketidakpuasan.

Qilla langsung berjalan ke mejanya dan mengambil tasnya, seolah-olah ingin keluar dari kelas tanpa aba-aba lagi.

"Letakkan tasmu, dan keluar!" seru Brian, tapi Qilla tidak menggubris. Gadis itu tetap membawa tasnya dan berjalan melewati Brian dengan sikap membangkang.

"Tunggu di ruangan saya!" perintah Brian, tapi Qilla tetap tidak menanggapi.

Teman-teman sekelasnya mulai tegang melihat sorot mata tajam Brian, yang biasanya menunjukkan kesabaran tapi hari ini tampak berbeda. Brian mencekal lengan Qilla dengan tegas.

"Lepasin, Pak!" tegas Qilla, menunjukkan perlawanan.

Salah satu alis Brian terangkat, menunjukkan kekagetan dan kebingungan melihat sikap istrinya hari ini yang begitu berbeda dari biasanya. Brian tidak mengerti apa yang menyebabkan Qilla bersikap seperti itu.

"Ikut ke ruangan saya!" perintah Brian dengan nada tegas. Qilla berusaha melepaskan diri.

"Tidak. Bapak tadi nyuruh saya keluar, kan? Jadi, lepasin tangan saya!" ucapnya sambil berusaha menghempaskan tangan Brian, namun Brian menggenggamnya dengan erat, tidak mudah terlepas. Qilla semakin kesal karena tidak bisa melepaskan diri dari genggaman Brian.

Brian mendekat, wajahnya sangat dekat dengan Qilla.

"Menurut atau mas cium kamu di hadapan mereka semua, biar mereka tahu kamu adalah kekasihku," bisiknya dengan nada yang rendah dan berisi ancaman.

Qilla menatap Brian tajam, mata mereka bertemu dalam kilatan emosi. Lalu, dengan gerakan cepat, Qilla menepis tangan Brian dengan kasar, menunjukkan perlawanan.

Setelah itu, Qilla berjalan keluar kelas menuju ruangan Brian tanpa berkata apa pun, meninggalkan Brian yang masih terdiam beberapa saat, seolah-olah sedang memproses apa yang baru saja terjadi.

1
wait, what?
ditunggu kelanjutannya
wait, what?
woi gue orang nya gampang curiga lho
wait, what?
ngakak banget
wait, what?
lucuu banget sih
kalea rizuky
orang kaya pasti demi harta biar g kemanaa tuh makanya di jodoin sedari kecil hadeh pak buk egois demi harta anak di korban kan meski akhirnya cinta klo enggak apa gk hancur masa depan anak katanya orang kaya tp kayak orang desa aja kelakuan
kalea rizuky
panass
kalea rizuky
koo ortunya ijinin anak nya nikah muda pdhl orang kaya knp thor
kalea rizuky
meleleh ya qil/Curse//Curse/
kalea rizuky
jd mereka uda nikah g ada flashback nya apa thor
wait, what?
yah, belum lanjut kah? :(
wait, what?
Ditunggu lanjutannya yaa kak
wait, what?
rekomendasi banget sih untuk kalian baca, seruu banget
wait, what?
seruuuu banget, aku sangat suka sama cerita nya. Ditunggu kelanjutannya
Shoot2Kill
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
Shion Fujino
Menyentuh
Mabel
Wah, cerita ini anjreng banget! Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!