Safire adalah seorang Dokter di masa depan, tiba-tiba dia sudah berada di tubuh seorang Putri. Istri dari seorang Pangeran yang dulunya adalah kandidat Putra Mahkota terkuat, tapi karena suatu insiden memalukan akhirnya sang Pangeran harus kehilangan wajah dan wibawa-nya. Karena penjebakan Esmera, akhirnya dia harus menikahi wanita yang tidak disukainya. Seorang Putri yang sangat angkuh, jahat dan licik.
"Kau bangun?! Ckkkk.... aku kira kau mati! itu yang aku harapkan! Jangan pikir aku menyentuh dan menggaulimu karena aku menginginkanmu, Esmera! Aku dipaksa meminum obat oleh Ibu Suri karena kau merengek padanya. Kau bilang padanya setelah aku menikahimu aku tidak pernah menyentuhmu! Bahkan sekarang setelah aku menyetubuhimu, aku ji jik pada diriku sendiri!" ujar Pangeran Alexander berwajah ji jik.
Akankah Safire bisa merubah stigma buruk Putri Esmera, pemilik tubuh yang ia masuki?
Yuk, kepoin aja...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - 3 Kotak Obat Ajaib.
Bab.3
Safire penasaran dengan kotak berukuran kecil itu, dia menyentuhnya. Ia terperanjat saat kotak itu membesar seukuran kotak P3k, ia membuka kotak tersebut seketika matanya membelalak tatkala di dalam sana terdapat obat - obat dari zaman modern bahkan lengkap dengan stetoskop seorang Dokter.
"Apa ini?!" teriaknya tak percaya.
"Terserah! Ini bukan waktunya memikirkan semua ini, aku harus cepat mengobati anak ini."
Nanah di kaki Cello diakibatkan karena sudah terinfeksi bakteri, warna nanah itu putih kekuningan dan berbau tak sedap. Dengan keahliannya, Safire membersihkan lebih dulu nanah, lalu mengolesi dengan salep antibiotik. Dia menggures obat amoxicillin dan meminumkannya pada Cello.
"Tinggal menunggu demam nya turun, aku akan menyiapkan obat - obatan lain untuk kesembuhannya," Safire bermonolog sendiri.
Cello si bocah yang sedang terbaring sakit itu hanya menatap Safire dengan mendengarkan kata - kata dari sang Putri juga memperhatikan setiap tingkah sang Putri.
Dugh! Dugh!
Suara pintu di dobrak dari luar, Safire menajamkan matanya.
Bruakkkk.
Pintu terbuka dari luar, di dobrak paksa.
"Wanita berhati ib lis! Bahkan bocah sekarat ini masih tidak kau lepaskan!" teriak Pangeran saat pintu terbuka.
Safire tak memperdulikan amukan pria yang katanya bernama Pangeran Alexander yang adalah suami si pemilik tubuh. Dia meraba kotak aneh yang tiba - tiba muncul tadi, ternyata sudah kembali mengecil. Safire dengan cepat menyembunyikan di bawah lengan gaunnnya. Ada sebuah kantong disana karena model gaun zaman dulu sepertinya berbentuk seperti itu.
Pangeran Alexander melirik Cello sebentar, melihat wajah merah anak itu dengan nafas berat. Pangeran dengan kasar menarik lengan Esmera lebih tepatnya menyeret wanita itu keluar menuju penjara bawah tanah.
Brugggh!
Tubuh Esmera dilempar ke dalam penjara, tubuh Esmera tersungkur ke ubin dingin.
"Velix, cambuk dia 50 kali!" titah Pangeran.
"Pa-pangeran 50 kali, itu sama saja mengambil nyawa Putri," ragu Velix pengawal pribadinya.
"Kau takut dia mati tapi kau tidak takut denganku! Pilih salah satu!" Pangeran tak ingin dibantah.
"Pria gila!" teriak Safire marah.
Pangeran terhenyak, itu adalah umpatan pertama kalinya yang keluar dari bibir Esmera padanya.
"Pangeran brengsek! Ba jingan! Go to HELL!"
Bahkan Velix menatap Esmera seperti wanita gila, tiba - tiba berubah.
"Apa dia sedang bercanda, Velix? Apa otaknya tadi terbentur sesuatu? Apa wanita licik ini sedang memainkan lagi sandiwaranya?"
"Pangeran, biasanya Putri selalu menyembah Anda bagai dewa. Setiap hari terus saja sengaja mencari perhatian Anda, selalu bermulut manis. Ini, sepertinya benar kepalanya terbentur," Velix mengiyakan.
"Aku tak perduli! Cambuk dia, biarkan dia mati disini!" Pangeran Alexander menatap muak pada Putri lalu membalikkan tubuhnya pergi dari sana.
"Ba jingan!!"
Wush!
Satu cambukan.
"Arghttt, sial!" teriak Safire.
Wush!
Cambukan - cambukan lain datang tanpa jeda, akhirnya sebelum 50 cambukan Safire sudah tak sadarkan diri.
Tiga jam kemudian, Safire membuka kedua matanya. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya, bau darah menyengat ke hidungnya.
"Ak-aku benar - benar disiksa... hhhh... tapi mungkin ini memang pantas bagi si pemilik tubuhku. Dia sungguh kejam, kau Esmera... sungguh wanita licik yang kejam," rutuknya pada si pemilik tubuh.
Ya! Saat Safire tak sadarkan diri ingatan - ingatan si pemilik tubuh mengalir ke dalam ingatannya sendiri. Kini ia mengerti kenapa semua orang yang berada di dekatnya ketakutan bahkan ia juga tau alasan Pangeran sangat membenci si pemilik tubuh.
"Sialan kau Esmera! Kenapa aku harus masuk ke dalam tubuh wanita bermasalah sepertimu?!" teriaknya frustasi.
Safir teringat kotak obat ajaib-nya kemudian mengeluarkan dari balik tangannya, lalu ia memikirkan obat - obatan untuk lukanya.
Ting!
Saat membuka kotak obat itu, benar saja alat - alat dan obat - obatan untuknya ada di dalam sana. Namun, pergerakannya susah karena lukanya ada di punggung. Dengan pasrah akhirnya dia hanya meminum obat antibiotik agar lukanya tidak terkena infeksi, ia juga meminum obat pereda nyeri.
menyedihkan