Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Permainan takdir
Risha mengaduk - ngaduk Lemon tea yang berada didalam gelas didepannya. Sesekali menyeruput sedikit demi sedikit minuman yang menyegarkan kerongkongan itu.
"Ekheemm..." Seorang pria didepan risha berdeham. Setelah mereka saling diam satu sama lain.
"Saya tahu, kamu butuh uang untuk pengobatan ibumu, kan?" Shean menatap kearah luar jendela. Enggan sekali rasanya menatap gadis didepannya. Terlebih mereka baru kenal.
"Itu bukan urusan, anda."
Shean menarik salah satu ujung bibirnya. "Tapi saya bisa bantu, kamu." Pria itu mengalihkan penglihatannya kearah risha.
Risha menarik nafas dan mengeluarkannya. "Mohon maaf sebelumnya, tuan. Bukankah kita tidak saling mengenal? Saya kenal anda tadi karena kebetulan anda kakak dari Vena. Lantas, mengapa anda bisa tahu semua tentang saya?" Jawab arisha.
"Karena kamu, Satu - satunya orang yang disukai putra saya."
Risha menatap shean. Entah apa yang ada dalam fikirannya tadi, tangisan bayi itu seolah memanggilnya mendekat. Dan kini dia malah terjebak dengan kecerobohannya sendiri.
"Sebenarnya apa yang tuan, inginkan?" Ucap Risha pada akhirnya.
"Jadilah pengasuh Putra saya, maka saya akan membiayai seluruh pengobatan ibumu sampai ibumu sembuh." Tawar Shean.
Menarik juga bukan? Risha tak perlu pusing memikirkan biaya ibunya, hanya merawat seorang bayi kecil. Dan ibunya bisa sembuh. Namun semua tak seindah dalam khayalan risha. Shean bukan orang sembarangan, tak kan mudah lepas dengannya sekali pria itu menginginkannya.
Apa gunanya lulusan Management dengan nilai terbaik, kalau akhirnya hanya mengganti popok merawat dan menidurkan bayi?
"Tuan, sepertinya anda salah orang. Saya bukan pengasuh anak."
Shean membenarkan posisi duduknya menghadap risha. "Apa kamu pernah dengar, istilah pernikahan kontrak?" Tanya shean.
Risha memutar bola matanya. Pernikahan kontrak? Tentu saja dia tahu, itu semacam kisah yang sering dibaca dalam novel - novel buku koleksinya.
Risha mengangguk.
"Bagaimana jika kita melakukan itu? Kita menikah kontrak, itu seperti simbiosis mutualisme. Saya membiayai pengobatan ibumu dan biaya pendidikan adikmu, dan kamu menjadi ibu untuk Archie. Saling menguntungkan bukan?" Ucap Shean dengan ekspresi datarnya.
Saling menguntungkan. Namun pernikahan bukanlah sebuah mainan. Apalagi ada kontrak dalam perjanjian. Orang berada seperti shean, mana ngerti soal Arti pernikahan yang sesungguhnya?
"Saya tidak bisa mempermainkan sebuah pernikahan, maaf. Bagi saya menikah itu sekali dan seumur hidup, saya tidak mau mengingkari janji saya pada yang diatas. Walau apapun kondisi saya saat ini."
Shean mengulum bibirnya ketika mendengar jawaban yang diinginkan dari mulut risha. Gadis langka seperti inilah yang dicari. Sangat cocok menjadi ibu Archie, Jika putranya berada dalam asuhannya, bisa dipastikan putranya akan tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Tak salah menanyakan soal risha kepada adik perempuannya. Satu - satunya orang yang meluluhkan putranya. Sangat mudah dalam waktu beberapa menit untuk mencari tahu gadis itu. Tak apalah, baru menduda sehari kini sudah mau cari lagi. Jangan bilang shean tak mencintai mantan istrinya, bahkan pria itu mencintainya lebih dari apapun. Namun sekarang prioritasnya hanyalah kenangan dari mantan istrinya, Archiello.
"Saya akan memberikan kamu waktu, dua puluh empat jam. Fikirkan tawaran saya baik - baik." Shean mengambil sesuatu dalam dompetnya dan menyerahkan kepada risha. "Ini kartu nama saya. Hubungi saya nanti." Lanjut shean, setelah membayar pesanan mereka, pria itu langsung melangkah pergi meninggalkan cafe yang berada disebrang rumah sakit.
Risha mengusap wajahnya berkali-kali. Menjadi istri kontrak, lebih tepatnya pengasuh anak.
Permainan takdir macam apa lagi yang tertulis untuknya kini? belum cukupkah semuanya? Keluarganya hancur, ibunya sakit, dan kini? Penawaran yang membawanya pada akhir yang risha sendiri tak tahu nantinya.
*
*
*
*
*
Pagi harinya. Baby Archie sudah diizinkan pulang, setelah dua hari mendapatkan perawatan karena kekurangan Kalsium.
Bayi itu nampak tenang terlelap dalam gendongan omanya. Nyonya rose kini duduk didepan rumah sakit sembari menunggu putranya yang mengurus biaya administrasi.
"Arisha" Sapa nyonya rose saat melihat gadis itu berjalan keluar dari pintu rumah sakit.
Merasa terpanggil, risha menoleh kesumber suara. Senyum kaku terukir dibibir pinknya. Mengapa takdir seakan mempermainkannya dengan mempertemukan nya kembali dengan Keluarga Shean. Pria gila yang hendak menjeratnya dalam permainan takdir pria itu.
Dengan ragu, risha berjalan mendekat kearah wanita yang menggendong Archie. Baguslah wanita itu sendirian, tak ada Shean Vena ataupun deyna.
"Selamat pagi, tante." Sapa risha.
"Pagi juga. Bagaimana keadaan ibumu?" Tanya nyonya rose.
Sepersekian detik, rhisa terdiam. Wanita itu tahu mengenai ibunya yang sakit, mungkin saja shean sudah menceritakannya.
"Ba-baik, tante." Bohong risha. Tan mungkin juga mengatakan kondisi ibunya yang sekarang sedang dan bertambah tidak baik - baik saja.
"Semoga ibumu segera sembuh, ya."
"Terima kasih, tante."
Bola mata coklat risha menatap kearah wajah damai yang terlelap digendong nyonya rose. Entah mengapa wajah damai itu sedikit menenangkan hatinya yang sedang gundah. Bola mata Bayi kecil itu perlahan terbuka, membuat risha bisa melihat mata hitam pekatnya. Sungguh mirip dengan papanya.
Suara rengekan tangisan Archie mulai terdengar. Sepertinya bayi itu bisa merasakan kehadiran calon ibunya.
"Boleh saya gendong, tante." Tawar risha meminta izin.
"Tentu saja." Nyonya rose tersenyum dan memberikan Archie ke risha.
Risha berdiri dan mulai mengayunkan gendongan tangan kirinya pelan. Bayi itu dibedong, jadi mudah buat digendong.
Ajaib sekali. Archie kembali diam dan matanya kembali terpejam, Setelah beberapa kali risha mengusap lembut kepalanya dan punggungnya.
"Archie itu memang pilih kasih, ya? Sama oma dan tantenya aja nggak mau. Eh, sama orang lain yang lebih bening mau." Canda nyonya rose.
Risha tersenyum , sungguh manis sekali senyumannya, walaupun tak ada cekungan di pipi kanan kirinya. Namun mampu menyihir pria yang berdiri tak jauh dari mereka.
Lagi, shean melihat putranya tenang karena gadis itu. Risha seperti ibu kedua bagi Archie, walau tidak lahir dari rahimnya, namun ikatan batin mereka seakan sangat kuat. Bahkan Archie pun bisa merasakan kehadiran jika risha berada didekatnya.
"Jadi pulang tidak, ma." Tanya shean setelah menghampiri mereka. Perusak suasana saja.
Setelah Archie benar - benar tidur kembali. Risha memberikan archie kegendongan nyonya rose dengan hati - hati.
"Tante, kalau gitu saya pergi ya." Pamit risha kepada nyonya rose.
"Terima kasih ya, rish."
"Iya tante."
Risha pun melangkah pergi tanpa menyapa ayah archie. Shean bersikap datar - datar saja pada sikap gadis itu.
*
*
*
"Kak risha." Panggil seorang anak laki - laki.
Risha yang hendak membuka pintu ruang rawat ibunya langsung menoleh kebelakang.
"Angga." Gadis itu memeluk adik laki - lakinya yang beberapa hari ini tidak bertemu.
"Kak gimana kondisi, ibu?" Tanya angga setelah pelukan mereka terlepas.
"Ibu akan segerah sembuh. Jangan khawatir." jawab risha. Tangannya mengusap pelan rambut adiknya.
pandangan risha tertuju pada perempuan yang mengantar adiknya kerumah sakit. Lisa, Adik tirinya. Anak dari pernikahan baru ayahnya. Usianya lebih muda 5 tahun darinya.
Lisa menatap kakak tirinya dengan tatapan tak suka. Gadis itu memang tidak pernah menyukai kakak tirinya, bahkan terang - terangan membencinya. Lisa begitu iri dengan apa yang dimiliki risha, kecantikan gadis itu tidak bisa dibandingi dengan kecantikannya yang kalah dibawah standar risha.
"Terima kasih sudah mengantarkan angga." Ucap risha acuh.
"Sebenarnya aku tidak mau. Tapi mau gimana lagi, ayahku menyuruh menjemput adikmu." Jawab lisa tak kalah judes.
"Lain kali kalau papamu menyuruh, Tolak saja. Biarkan Bibi yie yang mengantar."
"Sesuai perintahmu."
"Arisha..." Panggil seseorang, membuat arisha angga dan Lisa menoleh kesumber suara.
*
*
*
*
*
Bersambung...
aturannya kamu bikin pak suami jatuh cinta dan bucin, rasa kamu jangan kasih liat dulu 🤭