Pinjam Rahim - Istri Ketiga
Perusahaan Pratama.
Suara pintu terketuk terdengar.
“Masuk," sahut suara wanita dalam ruang kerjanya.
“Permisi Bu Agnes,” sapa wanita yang berpenampilan sederhana.
“Masuk Alya, silahkan duduk,” pinta Agnes, dengan menunjukkan kursi yang ada di depan meja kerjanya.
Dengan rasa canggungnya wanita itu duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerja bu bosnya.
Agnes menelisik ke seluruh wajah Alya wanita si berkacamata, rambut panjang sedikit bergelombang, dikuncir kuda.
Wanita itu jantungnya berdebar-debar ketika saat setelah kembali dari makan siangnya, diberitahukan oleh staffnya untuk ke ruangan direktur operasional.
“Ada apa ya Bu Agnes memanggil saya?” tanya Alya penasaran, karena selama dua tahun wanita itu bekerja, baru kali ini di panggil oleh direktur operasional, karena berbeda divisi dan tidak ada hubungan langsung jika ada masalah pekerjaan.
“Aku ingin membicarakan masalah pribadi,” ujar Agnes.
Kedua alis wanita itu naik, membicarakan masalah pribadi, waduh kenal juga enggak sama Bu Bos.
“Aku percaya kamu bisa menjaga rahasia ini, aku butuh bantuan kamu,” ujar Agnes dengan santainya.
Alya sedikit bingung dengan perkataan wanita cantik yang ada di hadapannya. Selain menjabat sebagai direktur operasional, wanita cantik itu adalah Istri CEO Perusahaan Pratama, tempat Alya bekerja sekarang.
“Bantuan apa ya Bu Agnes?” Agak sedikit cemas wanita itu, bantuan apa yang di inginkan wanita cantik itu.
“Aku ingin meminjam rahim kamu!” ujar Agnes.
“APA!” kaget Alya, mendengar ucapan Agnes.
“Waduh Bu Agnes gak salah, rahim mana bisa di pinjam Bu,” jawab Alya, pengen ketawa rasanya, tapi tidak enak hati di depan wanita cantik itu, apalagi salah satu bos di perusahaan tempat dia bekerja.
“Aku serius, dan tidak bercanda. Mungkin kamu sudah tahu kondisi aku dari gosip yang beredar di perusahaan selama ini. Jika aku dan suamiku Pak Erick hingga usia pernikahan kami sudah sepuluh tahun belum di karunia seorang buah hati.”
Alya tertegun mendengarnya, dan gosip tersebut memang sering jadi buah pembicaraan buat sesama karyawan. Apalagi banyak sekali karyawati pengen menjadi istri kedua, ketiga dan seterusnya buat CEO mereka yang gantengnya luar biasa, bikin hati karyawati yang lihat secara langsung, bisa klepek-klepek.
“Kenapa Bu Agnes menawarkan kepada saya? Sepertinya ibu salah memilih orang,” tolak Alya secara halus.
“Aku tidak memilih orang, karena sebelumnya aku sudah memantau kamu dari jauh-jauh hari. Dan pikir aku, kamu wanita yang tepat,” ucap Agnes.
“Dari segi mana Bu Agnes menilai saya wanita yang tepat?”
“Kamu berbeda dengan karyawati yang lain, tidak genit, tidak berusaha mencari perhatian dengan atasan laki-laki khususnya suami aku. Kamu punya penampilan sederhana, dan point utamanya kamu tidak terlalu cantik!"
Ha ... ha ... ha bilang aja gue jelek Bu Bos, gak usah pakai kata tidak terlalu cantik ... huft.
Trus buat apa gue genit sama pria yang beristri kayak gak ada pria yang lain aja .... gue juga punya harga diri kali!!
“Terima kasih atas penilaian tentang saya, Bu Agnes. Tapi menurut saya tetap Ibu salah memilih wanita. Yang jelas rahim itu tidak bisa di pinjam," tegas Alya.
“Aku akan membayarmu senilai dua milyar, jika kamu bisa mengandung keturunan buat suami aku sampai melahirkan. Tolong dengarkan penjelasan aku sebentar ... tapi jika kamu tetap bersikeras menolak ... aku akan menerimanya.”
Alya terdiam sejenak, rasanya wanita itu juga tidak naif dengan nominal yang ditawarkan wanita cantik itu sebanyak dua milyar. Kalau secara hitungan kasar sebagai karyawan biasa, butuh berapa tahun bekerja agar punya tabungan sebanyak dua milyar. Sungguh menggiurkan, bukan.
“Baiklah, silahkan Bu Agnes jelaskan.”
“Aku punya masalah di rahim, hingga di vonis mandul oleh dokter, dua tahun yang lalu. Mertuaku sudah menuntut anak kandung dari suamiku, sebagai penerus keluarga Pratama. Makanya aku menawarkan kerja sama, aku meminjam rahim kamu, untuk mengandung anak suami saya secara inseminasi bukan secara hubungan intim dengan suamiku. Tapi sebelumnya aku akan mengecek kesehatan kamu terlebih dahulu.”
Alya masih menyimak ....
“Jika hasil kesehatan kamu bagus, maka kamu akan menjadi maduku dalam jangka satu tahun, baru kita melakukan inseminasi. Kamu menikah dengan suamiku hanya sebagai formalitas, demi keabsahan anak yang nanti kamu kandung dan dilahirkan ada status secara hukum dan anak sah dari pernikahan yang di akui agama dan negara. Setelah anak yang kamu kandung lahir akan menjadi hak milik aku dan suamiku, dan kerja sama kita selesai. Kamu akan bercerai dengan suamiku, setelah melahirkan.”
Alya menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
“Maaf Bu Agnes, saya interupsi.”
“Silahkan.”
“Jadi maksud Bu Agnes, selain mau pinjam rahim, wanitanya harus menikah resmi dengan suami Bu Agnes, begitukah? Apakah Bu Agnes masih sehat!Melihat suami sendiri menikah dengan wanita lain?”
Agnes terdiam sejenak.
“Kalau saya jadi Bu Agnes gak rela suami nikah lagi sama wanita lain,” celetuk Alya, "Maaf ya Bu, itu pendapat saya.”
“Hati kecil aku juga tidak rela jika suami aku menikah lagi, tapi apa boleh buat demi keturunan sebagai pewaris keluarga kami. Makanya dari itu aku mencari wanita yang tidak terpesona dengan suami aku dan bukan kriteria suami aku juga. Mencari wanita yang mau di ajak kerja sama untuk meminjamkan rahimnya tanpa menggunakan hati dan perasaannya. Dan menerima semua aturan yang aku ajukan.”
Alya hanya menganggukkan kepalanya, seakan paham yang di ucapkan Bu Bosnya.
“Apakah kamu paham yang aku maksud?”
“Sedikit paham."
“Apakah kamu berminat dengan kerja sama yang aku tawarkan sebesar dua milyar. Jika kamu tidak berhasil hamil selama jangka waktu satu tahun, tetap aku bayar sebesar satu milyar. Bagaimana?"
Tidak mungkin orang tidak tergiur dengan uang sebanyak itu. Lagi pula di luar negeri sudah banyak bisnis pinjam rahim, dan itu hal biasa. Hanya pinjam rahim, bukan meminjamkan suami,” tegas Agnes.
Ya betul sih, di luar negeri sudah banyak bisnis sewa rahim , kayak aktor Shah Rukh Khan, Priyanka Copra ... mereka sewa rahim ... ya istilah ibu pengganti.
Tapikan gue masih perawan, masa iya gue hamil buat suami orang lain ... rugi gak sih! Tapi tawaran uangnya lumayan besar sih.
Pusing deh ....
“Saya belum bisa menjawabnya Bu Agnes, tapi mungkin Bu Agnes bisa menawarkan dengan wanita yang lain.”
Wajah Agnes terlihat kecewa, wanita yang dipilihnya menolak kembali. “Aku akan memberikan kamu waktu dua hari untuk berpikir, siapa tahu bisa merubah pikiran kamu. Dan tidak menolak kerja sama ini,” ujar Agnes.
“Saya tidak bisa menjanjikannya Bu Agnes, jika tidak ada pembicaraan lagi, boleh saya kembali ke ruang kerja saya?” tanya Alya.
“Kita akan ketemu dua hari lagi, sekarang kamu boleh kembali ke ruangan,” jawab Agnes.
“Saya permisi, Bu Agnes." Alya bergegas beranjak dari duduknya, dan keluar dari ruangan Agnes.
“Ada ... ada aja bisnis orang kaya mentang-mentang punya uang banyak, udah pake katain gue jelek lagi,” gerutu Alya sambil membetulkan posisi kaca matanya.
BRUK !!!
.
.
Hai Kakak Readera yang cantik dan ganteng, kenalan yukkk sama Alya Zafrina Sadekh dan Erick Triyudha Pratama ... yuukkk kepooiin kisah mereka berdua.
Love You sekebon 🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Anonymous
k
2024-11-28
0
Soraya
mampir thor
2024-11-12
0
May Keisya
😂😂😂
2024-10-23
0