Setelah diselingkuhi, Brisia membuat rencana nekat. Ia merencanakan balas dendam yaitu menjodohkan ibunya yang seorang janda, dengan ayah mantan pacarnya. Dengan kesadaran penuh, ia ingin menjadi saudara tiri untuk mengacaukan hidup Arron.
Semuanya berjalan mulus sampai Zion, kakak kandung Arron muncul dan membuat gadis itu jatuh cinta.
Di antara dendam dan hasrat yang tak seharusnya tumbuh, Brisia terjebak dalam cinta terlarang saat menjalankan misi balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ken Novia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengembalikan barang mantan
Brisia sedang sibuk dikamarnya, cewek itu lagi beresin barang-barang pemberian dari Arron selama pacaran. Mau dibalikin ceritanya.
"Gue nggak sudi nyimpen barang-barang ini lagi! Foto-fotonya juga bakal gue bakar! Ya ampun bisa-bisanya gue pernah bucin sama modelan kunyuk?"
Dari tadi, Brisia misuh-misuh sepanjang beresin kamar. Semalam ia sudah hapusin semua yang ada di galeri ponsel sama di sosmed.
"Brie, Lo harus bersyukur nggak mau diapa-apain sama Arron. Dia yang rugi karna udah khianatin Elo! Lo cuma rugi waktu, semangat oke Lo pasti bisa!"
Brisia terus menyemangati dirinya sendiri. Sudah cukup semalaman dia nangisin Arron pas hapusin foto, sekarang saatnya misuh-misuh.
"Keparat emang Elo Ar! Buaya buntung, kucing garong! Mamam tuh si Kudis, kalian berdua cocok!"
"Ya ampun banyak banget barang-barang dari Arron sih?"
Brisia menatap dua kardus besar yang ada dihadapannya, belum lagi satu boneka jumbo. Bisa dibilang, Arron tuh sesayang itu sama Brisia makanya sering kasih hadiah. Cuma sayangnya dia berhasil tergoda hasutan setan botak.
"Oke udah semua kan? Gue mau paketin ke rumahnya Arron. Diliat bapaknya bodo amat lah, yang penting barang-barang ini udah nggak ada dirumah gue!"
Brisia memesan layanan kurir lewat aplikasi, untungnya udah tau alamatnya Arron. Brisia bahkan memblokir nomer Arron karna jengah cowok itu nyepam chat.
Mama Rosa lagi diwarung makanya Brisia bisa beres-beres dengan tenang.
"Oke tinggal nunggu dijemput. Gue mau bakar foto disamping rumah, biarin gue bakar lah anggep aja buang sial."
Tak sampai sepuluh menit, kurir yang dipesan Brisia datang. Barang-barang itu diangkut pake mobil. Brisia langsung bayar sama kurirnya biar Arron tinggal nerima doang.
Disa baru aja sampai dirumahnya Arron pake ojek online. Rumahnya sepi seperti biasa. Tapi motor Arron ada didepan rumah.
Disa memencet bel yang ada disebelah gerbang, Arron muncul dan melihat Disa ada didepan sana. Arron mendekat, tapi nggak ngebukain gerbang buat Disa. Jadi mereka bicara terhalang gerbang besi.
"Ar, bukain gerbangnya gue mau ngomong!"
"Nggak, Lo ngomong disitu aja!"
"Gue hamil Ar!"
Bagai tersambar petir, Arron kaget denger ucapan Brisia.
"Gue ragu itu anak gue?"
"AR! Lo bukain pintu apa gue teriak-teriak biar tetangga Elo pada denger?"
"Nggak usah bikin ribut disini!"
"Lo sendiri yang maksa gue Ar! Jangan salahin kalau gue nekad!"
"ARRROOOON! GUE HA..." Disa beneran teriak bikin Arron syok, sungguh betina satu ini ada aja gebrakannya.
Arron langsung ngebuka gerbang, Disa nyengir karna Arron takut. Ya gimana nggak takut, bisa-bisa tetangganya Arron pada muncul dan mereka berdua dikawinin hari itu juga. Eh dinikahin, dikawininnya mah udah sering.
Belum sempat Arron menutup gerbang, sebuah mobil silver berhenti didepannya persis. Seseorang turun dari mobil.
"Maaf ini rumahnya kak Arron?" Tanyanya sopan.
"Iya betul."
"Ini ada paket dari Kak Brisia."
"Hah, paket apa?" Tanya Arron penasaran.
"Sebentar Kak!"
Orang tadi membuka pintu mobil bagian belakang dan mulai menurunkan barang-barang Brisia. Termasuk boneka beruang yang guede banget itu.
"Ya ampun Brie, Lo balikin semua pemberian gue?" Gumam Arron frustasi.
"Sudah semua ya Kak, saya permisi." Ucapnya setelah memotret paketnya sebagai bukti pengiriman.
Orang tadi pergi setelah memastikan barang-barangnya turun semua.
"Ar dapat paket?" Tanya salah satu tetangga Arron yang kebetulan lewat.
"Iya budhe."
"Itu pacarnya?" Tanya orang itu kepo.
"Bu..."
"Iya Budhe. Saya pacarnya Arron." Balas Brisia cepat.
"Oooh, ya udah budhe mau ke warung."
Disa cuma mengangguk, sementara Arron wajahnya udah asem banget. Lagi-lagi Disa ngakuin jadi pacar.
"Bisa nggak sih nggak usah ngaku-ngaku jadi pacar gue?" Tanyanya kesal setelah budhe tadi pergi.
"Suka-suka gue lah Ar, lagian Lo juga udah putus. Gue gini-gini juga pacar tiri Elo kalo Lo nggak lupa!"
Arron memilih diam, ia membungkuk mengambil kardus besar itu hendak dibawa ke kamarnya.
"Ar, serius barangnya dibawa masuk?"
"Iya, Lo bantuin bawa bonekanya! Jangan ngeliatin doang!"
Arron malah nyuruh Disa bantuin, bikin gadis itu jengkel buka main. Dengan rasa malas ia membawa boneka besar itu ngikutin Arron yang hampir sampai teras.
"Brengsek Lo enteng banget nyuruh-nyuruh gue! Brie juga ngapain sih, tinggal dibakar apa dibuang ngapa pake dibalikin? Sengaja ya biar Arron nggak bisa move on."
Dengan kesusahan Disa membawa boneka besar itu ke kamarnya Arron, sementara Arron balik lagi ke bawah buat ngambil kardus satunya sekalian nutup gerbang.
Disa tiduran di ranjangnya Arron, kaya capek banget habis ngangkat boneka.
"Lo ngapain tiduran?" Tanya Arron kesal pas balik kamar Disa lagi tiduran. Kaya sebel banget ngeliatnya padahal mereka berdua biasa tanam tanam ubi disana.
"Gue capek banget Ar! Istirahat bentar lah Lo jahat banget perasaan sama gue? Gue lagi hamil loh Ar, badan gue lemesan. Lo nggak tau apa tadi pagi gue muntah-muntah sampai mau pingsan?" Ucapnya mendramatisir, padahal tadi pagi nggak muntah-muntah. Tentu saja biar Arron kasihan.
"Trus ngapain pergi-pergi tinggal dikost aja nggak usah kemana-mana. Kalo Lo kenapa-kenapa disini ngerepotin gue tau nggak!"
Disa langsung melotot, ini serius Arron responnya kaya gitu.
"Ar Lo nggak usah kaya gitu sama gue! Gini-gini gue lagi hamil anak Elo!"
"Yakin itu anak gue?"
"Ar, mau berapa kali lagi ngelak sih? Udah jelas-jelas ini anak Lo!"
"Nggak yakin gue!"
"AR!"
"Tunggu bayinya lahir kita tes DNA!"
Deg!
Disa syok banget, bisa-bisanya Arron kepikiran tes DNA.
"Lo nikahin gue dulu! Gue nggak mau hamil tanpa suami!"
"Nggak mau! Kalau itu anak gue baru gue nikahin Elo!"
"Ar, Lo keras kepala banget sih!"
"Loh, kok Elo gitu Dis? Lo takut banget kayaknya pas gue nyebut tes DNA? Kalau itu anak gue harusnya Lo biasa aja responnya."
Arron dari tadi memperhatikan perubahan ekspresi Disa, karna Disa suka dibolak balik kalo ngomong. Arron juga ngikutin Disa biar tau rasanya disudutkan.
"Ar, papa Lo mana gue mau ngomong!"
"Nggak ada. Awas Lo berani ngomong apa-apa sama papa gue!"
"Ar, papa Lo harus tau gue lagi hamil cucunya."
"Nggak, gila Lo ya! Kalo Lo nggak bisa sabar nunggu anak itu lahir ya udah, nggak usah nuntut tanggung jawab sama gue!"
"Ar, gue harus gimana? Lo nggak ada empati sedikitpun sama gue? Semua yang kita lakuin nggak ada artinya?"
"Nggak, gue cuma khilaf sama Elo! Gue nggak pernah sedikitpun serius!" Jawab Arron bikin Disa kehabisan kata-kata.
aron mah sesetia itu
kan kalo lagi sama kamu ingat disa
kalo lagi sama disa ingat kamu
😸😸😸
ayang Zion kapan muncul atuhh 🤭