NovelToon NovelToon
Pembalasan Putri Mahkota

Pembalasan Putri Mahkota

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ahli Bela Diri Kuno / Kebangkitan pecundang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Romansa
Popularitas:39.7k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Qing Shuang berjuang untuk menjadikan suaminya Han Feng, dari seorang pangeran terbuang hingga berkahir sebagai putra mahkota.

Berguru pada Guru Negara yang bahkan harus di hormati oleh kaisar, selama tiga tahun.

Mengatur strategi melawan semua pangeran yang memiliki kekuasaan lebih besar.

Tapi.

Bukannya rasa cinta yang didapatkan olehnya. Dirinya diceraikan pada malam pernikahan. Han Feng ternyata hanya memanfaatkannya, untuk mendapatkan kekuasaan. Sedangkan yang dicintai Han Feng adalah adik Qing Shuang, bernama Zhu-Zhu.

Dirinya dituduh berselingkuh, ibu asuhnya dibunuh. Ayah kandungnya bahkan seluruh keluarganya malah mendukung sepupunya.

Qing Shuang dibuang dalam keadaan sekarat ke makam masal. Di luar dugaan, wanita itu berusaha bangkit. Meraih uluran tangan guru negara.

Pria berambut panjang putih yang telah menjadi gurunya selama 3 tahun itu berucap."Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..."

"Perlahan..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aneh Tapi Nyata

Guru Negara, sosok yang sudah puluhan tidak terlihat di kekaisaran. Pria yang disebut-sebut sebagai pendiri dinasti 200 tahun lalu. Penasehat sekaligus seseorang jendral yang memimpin pasukan Kaisar pertama untuk merebut kekuasaan.

Bahkan ada dekrit khusus dari Kaisar pertama yang menyatakan seluruh anggota keluarga kekaisaran, bahkan kaisar selanjutnya sendiri harus menunduk setiap bertemu dengan sosok ini.

Sudah 200 tahun guru negara tinggal di kuil pegunungan. Terakhir kali turun gunung puluhan tahun lalu. Karena kaisar sebelumnya meminta bantuan mengatasi bencana kekeringan.

Tapi kali ini gurunya bersedia turun gunung untuk menyelamatkannya?

"Guru..." Panggilnya lirih pada sosok yang bahkan harus dihormati oleh kaisar ini. Mulutnya masih mengeluarkan darah segar.

Pemuda yang telah menembus tingkat kultivasi tertentu, hingga dapat hidup abadi tanpa menua ini tersenyum.

"Ingin pulang?" Tanyanya lagi.

"Qing Shuang bukan murid yang berbakti. Melanggar perintah guru untuk tidak turun gunung sebelum waktunya." Ucap Qing pelan berusaha untuk bangkit.

"A...aku ingin pulang. Tapi harus balas dendam terlebih dahulu." Lanjutnya, menahan rasa sakit di perutnya, memaksakan diri berlutut di hadapan sang guru.

"Makanlah..." Pemuda yang mengeluarkan pil penyembuh tingkat atas, memberikannya pada Qing Shuang.

Qing menerimanya, memakannya dengan cepat. Luka di sekujur tubuhnya sembuh tidak berbekas. Gurunya memang memiliki kemampuan ini.

"Terimakasih guru sudah bersedia menerimaku kembali." Kalimat darinya dalam tangisan. Dirinya masih memiliki tempat untuk pulang.

Keluarganya lebih menyayangi anak selir, bahkan tunangannya sendiri...

Tidak ada jawaban sama sekali pemuda yang memiliki nama asli Ming Yuan, hanya sedikit melirik kemudian melangkah.

Qing Shuang berjalan mengikutinya. Benar-benar berusaha walaupun tenaganya terasa hampir habis. Gurunya merupakan sosok yang cerah, jernih dan tidak tergapai. Pria yang menatap ke arah cahaya matahari. Tingkat kultivasinya? Entahlah karena tidak pernah ada yang berhadapan dengannya. Kecuali 200 tahun lalu, saat pendirian dinasti saat ini.

"Ingin membunuhnya sekarang? Atau perlahan..." Tanya sang guru.

Sosoknya yang anggun, rupawan, berkulit cerah dengan suara yang menenangkan. Haruskah dirinya meminta bantuan untuk balas dendam pada gurunya?

Tangannya gemetar, pada akhirnya berucap."Perlahan...aku ingin menyelesaikannya sendiri."

"Sayang sekali..." Gumam sang guru, masih tetap melangkah. Diikuti olehnya."Itu artinya kamu tidak akan menyajikan teh lagi untukku."

Benar bukan? Selalu seperti ini. Gurunya sedikit kekanak-kanakan. Walaupun memiliki pengetahuan dan kecerdasan tingkat tinggi.

"Akan aku buatkan."

"Makanan?"

"Akan aku sediakan."

"Jadi apa keinginanmu? Belajar beladiri untuk membunuh mereka?" Tanya Ming Yuan pada muridnya. Lebih tepatnya, satu-satunya orang yang berhasil menjadi muridnya.

"Aku ingin memiliki kebijaksanaan yang lebih, untuk membunuh mereka pelan-pelan." Jawab Qing pada sang guru.

Tapi.

Langkah pria aneh itu tiba-tiba terhenti. Di dekat sebuah gundukan tanah.

"Berikan penghormatan terakhir pada ibu asuhmu." Kalimat dari Ming Yuan, membuatnya terdiam.

"Ibu asuh?" Tanya Qing memastikan.

Tidak ada jawaban, dirinya benar-benar mengerti. Masih memakai pakaian pengantin berwarna merah dengan mahkota Phoenix di kepalanya Qing menunduk memberi penghormatan terakhir pada gundukan tanah di hadapannya."Maaf... maaf...ini karena aku terlalu bodoh..."

Air matanya mengalir, seseorang yang membesarkannya dengan tangannya sendiri. Kini telah tiada, sama seperti ibu kandungnya. Mungkin hanya dendam yang tersisa. Sudah dapat diduga olehnya siapa yang membunuh pengasuhnya.

"Akhirnya kamu menyadari bahwa kamu bodoh. Manusia dapat begitu sombong hanya dengan sedikit kemampuan. Sungguh sayang sekali..." Gumam sang guru, ikut memberikan penghormatan terakhir."Semoga anda dapat bereinkarnasi dan menemukan jalan yang lebih baik."

"Ayo pulang." Perintah dari sang guru.

"A...aku, aku ingin tinggal di sini sebentar saja." Qing Shuang masih menangis terisak.

Ming Yuan mengangkat sebelah alisnya."Pulang sekarang..." Perintah sang guru menarik bagian belakang kerah pakaian Qing.

"Guru jahat! Tidak punya hati! Aku hanya ingin---" Kalimat Qing disela.

"Dua tahun aku menunggumu menyeduh teh. Menunggumu yang bernasib sial kembali ke kuil." Kalimat dari sang guru membuat Qing tertegun.

"Guru mengetahui semuanya? Kenapa tidak menolongku lebih awal?" Tanya Qing menunduk dengan bibir bergetar.

Ming Yuan hanya terdiam, tidak menjawab sama sekali. Kembali melangkah, sedangkan Qing pada akhirnya hanya dapat mengikutinya.

Cukup jauh... benar-benar jauh, hanya melangkah dalam keheningan. Setelah menaiki ribuan anak tangga, mereka sampai di gerbang kuil.

"Kamu benar-benar ingin membalas dendam? Tanya sang pemuda berambut putih panjang.

Qing mengangguk, membenarkan."Aku ingin..."

Brug!

Pintu gerbang ditutup dan dikunci oleh gurunya dari dalam.

"Buka! Guru! Buka! Guru! Ming Yuan! Buka!" Teriaknya emosional.

Seorang pria yang merupakan tukang sapu kuil mengangkat sebelah alisnya."Setelah 2 tahun akhirnya pulang. Kamu tidak tau betapa emosionalnya guru setelah kamu pergi tanpa ijin 2 tahun lalu?"

"Aku hanya ingin memenuhi janji pada tunanganku. Juga mengangkat status keluargaku." Qing menunduk merasa bersalah.

"Guru adalah orang yang welas asih dan penyayang. Saat tidak marah lagi dia akan membukakan pintu. Tunggu saja dengan sabar disini." Tukang sapu yang tersenyum.

"Ta...tapi dia menjanjikan membantu mengajariku untuk balas dendam!" Qing hanya dapat menghela napas. Apalagi dirinya sudah tidak sopan dengan memanggil nama gurunya sendiri. Orang aneh itu pasti memendam dendam padanya.

Salju pertama turun hari itu, terasa begitu dingin. Masih menunggu di depan gerbang. Satu-satunya orang yang dapat menolongnya hanya gurunya saja.

Menatap ke arah hujan salju yang turun. Ingin rasanya mati saja, ibunya ternyata dibunuh, tunangan yang dicintainya membunuhnya dan...

Bruk!

Dirinya terjatuh terguling kala pintu kuil terbuka. Gurunya terlihat di sana dengan rambut... hitam?

"Saatnya tugas praktek lapangan. Aku akan mengajarimu untuk balas dendam dengan elegan." Gurunya yang begitu anggun, hemat bicara, kini menjadi begitu... aneh? Bagaikan orang yang berbeda. Membuka kipasnya seperti putra bangsawan atau saudagar kaya.

"A...aku pikir harus berlatih dulu." Qing terlihat gugup tidak menyangka.

"Tidak! Setelah belajar sedikit kamu akan langsung kabur dari kuil lagi, memberikan nyawamu pada mereka. Lebih baik tugas praktek lapangan." Sang guru tersenyum tengil mengedipkan sebelah matanya."Ayo jalan!"

"Gu...guru! Apa yang terjadi pada rambutmu? Apa kamu benar-benar guruku!?" Tanyanya berusaha berlari mengejar.

"Pada akhirnya guru kembali turun gunung." Gumam tukang sapu kuil, menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengingat bagaimana Guru Negara sering uring-uringan, semenjak kepergian murid satu-satunya.

***

Melangkah menapaki jalan berbatu. Warna rambut gurunya memang terlalu mencolok. Dapat dikatakan sekali lihat saja orang-orang akan mengetahui pemuda ini adalah guru negara dari rambut putih panjangnya.

Tapi dengan rambut hitam, juga cocok. Gurunya memang dapat dikatakan pria tertampan di kekaisaran.

"Guru, bagaimana bisa warna rambutmu---" Kalimat Qing disela.

"Jangan panggil guru. Panggil aku Ming Yuan, mulai sekarang aku adalah seorang pemuda biasa. Mengajarimu praktek secara langsung, bagaimana seharusnya politik adu domba berjalan. Bagaimana seharusnya mengendalikan hati manusia." Tegas Ming Yuan, kembali membuka kipasnya.

"Ba...baik tapi...." Qing menghela napas, ini sedikit aneh baginya.

Hingga langkah mereka terhenti. Suara beberapa orang terdengar. Sekitar 25 orang pria, berpakaian compang-camping, berbadan besar membawa golok, tombak dan sabit muncul.

"Ada tuan muda dan wanita bangsawan yang lewat. Berikan harta kalian! Dan gadis ini... boleh juga." Sang ketua bandit mengacungkan golok besar yang dibawa olehnya.

"Aku peringatkan kalian. Ini demi keselamatan bersama. Sebaiknya kalian berlutut pada guru... Maksudku Ming Yuan dan memberi jalan!" Perintah Qing mengetahui sifat aneh gurunya.

"Siapa kalian hingga berani---" Kalimat ketua bandit terhenti. Lehernya terbebas oleh...kipas?

Sebuah kipas yang dilemparkan oleh Ming Yuan.

Benar bukan? Gurunya sama sekali tidak mengeluarkan kemampuan spiritualnya. Tapi para bandit sudah terlihat ketakutan setengah mati. Melihat ketua mereka roboh dalam beberapa detik, dengan leher yang hampir terpenggal.

1
imel
kereen Guru Negara 👍👍
imau
nah tuh tau, tpi kenapa kau malah mengkhianati Qing
Senjaa💞
senjata makan tuan🤣🤣🤣
Senjaa💞
ming yuan selalu tahu jika qing dalam bahaya😍
^ã^😉
qing gurumu lgi merayu wanita di pohon Sakura
Eka suci
permaisuri nya nenek sihir😳
Inah Ilham
curhat ya thor Ko 🤣🤣🤣🤣 sabar...... dan semangat.....
Eka suci
walaupun ngga bisa ninggalin kuil terlalu lama tetapi ngga bisa abai dgn murid kesayangan 🤭
Inah Ilham
haruskah berteriak, Guru aku merindukanmu sudah beberapa episode anda tidak menampakkan diri...
Ufiyyyy
ahirnya guru mnmpakam diri pda pra pcundang kekaisaran...
Ufiyyyy
makin seru...
yesi yuniar
terjebak permainan mereka sendiri 😆😆
Nur Wahyuni
kasiannya itu putri2 bangsawan.. malah celaka gara2 liat jebakan yg gak berhasil dari Zhu Zhu..
Nur Wahyuni
itu guru negara udah keluar Qing... permainan semakin kotor dan berbahaya makanya guru negara akhirnya muncul..
yesi yuniar
guru negara selalu datang dan melindungi muridnya 👍
imau
telat, kau sdh keduluan yg lain 😄
Indar
guru negara 🗣️ ada yang mau melamar muridmu 😱 tp tenang sepertinya muridmu sdh tdk tertarik lg sama keluarga kerajaan
yesi yuniar
wah... wah... jangan bikin guru negara murka 🤦‍♀️
Nur Wahyuni
lamaranmu bakalan di tolak sama guru negara pangeran. 😄😄
Nureliya Yajid
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!