Di balik ketenangan Desa Warengi Jati, sebuah tragedi mengoyak rasa aman warganya. Malam itu, seorang penduduk ditemukan tewas dengan cara yang tak masuk akal. Desas-desus beredar, rahasia lama kembali menyeruak, dan bayangan gelap mulai menghantui setiap sudut desa.
Bayu, pemuda dengan rasa ingin tahu yang tak pernah padam, terjebak dalam pusaran misteri ini. Bersama Kevin sahabat setianya yang sering meremehkan bahaya dan seorang indigo yang bisa merasakan hal-hal yang tak kasatmata, mereka mencoba menyingkap kebenaran. Namun semakin dalam mereka menggali, semakin jelas bahwa Warengi Jati menyimpan sesuatu yang ingin dikubur selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonaNyala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5: Rumah Putih Di Ujung Desa (1)
Dalam Bab 4 terjadi banyak kericuhan karena Bayu dan Kevin sudah membuka portal antara makhluk ghaib dan dunia manusia mereka tak sengaja membuka portal itu karena ingin mengulik kasus Bu Minah, akankah kasus ini cepat terpecahkan? Atau nanti akan menjadi lebih rumit?....
Happy Reading...🕵♂️📸
......**----------------**...
...
Pagi itu, Desa Warengi Jati yang biasanya riuh dengan suara ayam berkokok dan ibu-ibu menimba air mendadak sunyi. Angin membawa kabar buruk dari ujung desa, tepatnya dari rumah putih bercat kusam dengan halaman luas yang baru seminggu ditinggali pasangan muda.
Billy yang masih berseragam SMA berlari terbirit-birit ke pos ronda, napasnya tersengal. “Pak RT! Pak! Ada yang meninggal di rumah putih itu! Gawat!”
Pak RT yang baru saja menyeruput kopi langsung menegakkan badan. “Meninggal? Siapa, Bil?”
“Bu Nabila, Pak… itu yang istrinya Mas Zikri! Kata orang-orang, ketemu mayatnya di dalam rumah, kondisinya parah banget…” Suara Billy tercekat.
Suasana pos ronda sontak gaduh. Para bapak yang biasanya santai main kartu atau bercengkerama kini saling pandang, wajah mereka tegang. Rumah putih memang sudah lama dianggap “angker” sebelum dibeli Zikri. Dan kabar kematian itu membuat bisik-bisik lama kembali hidup.
Bayu datang belakangan, masih dengan kaos oblong dan celana pendek, menenteng rokok kretek yang belum sempat dinyalakan. “Ada apaan, rame amat? Belum seminggu gua libur kerja, udah ada berita ngeri aja.”
Billy mendekat, wajahnya pucat. “Bang… di rumah putih. Bu Nabila meninggal. Katanya… mengenaskan.”
Bayu melongo, lalu menepuk bahu Billy. “Seriusan? Jangan bercanda, Bil, pagi-pagi gini. Kopi aja belum sempet gua teguk udah dikasih kabar beginian.”
Pak RT menghela napas panjang. “Ini bukan bercanda, Bay. Aku baru dapat kabar dari Pak Galuh, katanya jenazahnya ada di ruang tengah, Suaminya Zikri belum tahu soal ini sekarang, sudah di telfon namun nomornya ga aktif, hadeuhh bagaimana ini kabar duka istrinya tiada, suaminya malah menghilang...”
Kevin yang dari tadi duduk menyendiri di pojok pos ronda menunduk dalam. Ia sudah merasakan sejak semalam ada yang tak beres. Arwah perempuan dengan perut berdarah sempat berdiri di depan rumahnya, menatapnya dengan mata kosong. Ia tahu, arwah itu adalah Nabila, meski ia belum pernah benar-benar bertemu langsung dengannya.
Bayu melirik Kevin yang diam membisu. “Pin, lu tahu sesuatu?”
Kevin terdiam sebentar, lalu menghela napas. “Semalam… ada yang datang ke rumah gua. Dia nggak ngomong, Cuma nangis sambil megang perut. Dan sekarang lu bilang Bu Nabila meninggal…”
Semua orang langsung merinding. Billy sampai memeluk dirinya sendiri. “Astaghfirullah… jangan bilang, bang Kevin udah lihat duluan?”
Bayu meneguk ludah, mencoba tetap tenang meski bulu kuduknya berdiri. “Kalau gitu, ini bukan sekadar kematian biasa, Pak RT. Harus ada yang nyelidikin lebih jauh. Jangan buru-buru disimpulin musibah.”
Pak RT gelisah. “Tapi kita bukan polisi, Bay. Lagi pula, warga pasti sudah ketakutan. Rumah itu sudah lama jadi bahan omongan.”
Bayu berdiri, wajahnya serius. “Justru itu, Pak. Kalau kita diem aja, bakal ada korban berikutnya. Gua sama Kevin bakal coba liat langsung ke sana. Minimal biar kita tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
Kevin menatap Bayu dengan sorot mata penuh keraguan. Ia tahu jika masuk ke rumah putih itu, ia akan berhadapan dengan lebih banyak bayangan gelap. Tapi ia juga sadar ini jalannya. Sejak lahir ia sudah bisa melihat yang orang lain tak bisa. Dan kali ini, arwah Bu Nabila meminta tolong padanya.
“Baiklah,” Kevin akhirnya angkat bicara. “Kalau lu mau masuk, gua ikut. Tapi jangan kaget sama apa yang bakal kita lihat di dalam.”
Bayu menepuk pundaknya sambil tersenyum kecut. “Tenang aja, Pin. Lu liat setan, gua liat bukti. Dua-duanya kita gabungin, pasti nyambung.”
Billy buru-buru menahan. “Bang, jangan nekad! Rumah itu… katanya udah lama ada rahasia. Orang dulu yang tinggal di sana juga meninggal misterius.”
Bayu justru tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. “Ya makanya, Bil. Misterius itu makanan sehari-hari gua sama Kevin. Kalau nggak gini, kapan lagi gua bisa jadi detektif kampung?”
Kevin hanya menghela napas, matanya menatap ke arah rumah putih di ujung jalan. Dari kejauhan, ia bisa melihat samar sosok perempuan bergaun panjang berdiri di balkon rumah itu, tubuhnya pucat, rambut tergerai menutupi wajah. Dan ia tahu… perjalanan mereka baru saja dimulai.
Hari itu semua warga sibuk mengurus Jenazah Bu Nabila, selesaikan di sholatkan akhirnya Jenazah Bu Nabila di semayamkan di pemakaman umum di ujung desa, semuanya begitu terpukul bagaimana tidak? Soal kematian yang tak wajar? Langit pun setuju, sore itu setelah selesai pemakaman hujan turun deras, rumah putih itu kini menjadi misteri ada garis kuning yang polisi letakkan agar warga tak sembarangan masuk ke wilayah yang belum di telusuri oleh pihak polisi, Kevin dan Bayu duduk di teras rumah bayu sedang merokok sembari melamun hanya ada suara hujan deras yang turun, sementara Kevin pria itu sedang mencatat map desa itu kasus ini menjadi lebih serius, Kevin harus siap dengan rintangan yang mereka buka....
See you in the next episode...
......**-------------------**...
...
DISCLAMER❗️⚠️
Cerita ini hanya karangan semata jika ada perilaku/kata yang kasar mohon di maafkan. Dan apabila jika ada kesalahan dalam pengetikan kata/typo saya mohon maaf, namanya juga kan manusia mimin juga manusia lohh, jadi mohon dimaklumi ya hehe..
Sekali lagi mimin mengucapkan mohon maaf jika per episode di dalam cerita yang mimin buat terlalu pendek soalnya mimin sengaja membagi agar BAB nya banyak, dan biar kaliannya juga greget hehehe😜