JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU
Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.
Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.
Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .
Wanita ****** dari mana kamu berasal?
Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?
Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.
Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 20
Pras memilih berdiri disamping bosnya yang tengah duduk menunggu pesanan. Semua kursi sudah penuh dengan pengunjung yang lain. Bahkan beberapa anak muda memilih menyantap makanan mereka dipinggiran toko yang sudah tutup.
Hari sudah mulai gelap, menandakan jika sebagian penghuni bumi sudah menyelesaikan kegiatan mereka. kecuali bapak penjual daging bakar yang tak lain adalah sate. Tangannya yang cekatan tampak sibuk meracik pesanan pelanggannya.
" Mas mau berapa tusuk? " tanya bapak berkumis tebal itu.
" Berapa Tuan ? " Pras menepuk pundak bosnya yang hanya diam saat ditanya penjualnya.
" Sampai saya kenyang, " Jawab Kafindra dengan senyum bangga. Membayangkan daging-daging dengan aroma bakar dan sedikit kecoklatan itu masuk kedalam mulutnya.
Pras dan bapak penjual itu saling tatap, merasa bingung dengan jawaban pria bule itu. Siapa yang tau sampai kenyang itu berapa tusuk? batin Pras kesal dan juga malu.
" Berapa ini mas jadinya? " tanya bapak penjual itu sekali lagi. Ia butuh pesanan spesifik agar segera ia bungkuskan.
Kafindra sudah akan membuka mulut, tapi remasan kuat di pundaknya membuat ia mengernyit heran. Kepalanya mendongak menatap pria muda itu penuh tanya.
Pras tampak mengulas senyum kaku, " Saya borong Pak, bungkus saja semuanya. " ucap Pras.
Bapak penjual itu tampak mengangguk ragu, bukan karena ragu karena mas bule ini tidak bisa bayar. Tapi untuk apa semua sate itu nantinya? Apa mereka bawa rombongan?
Setelah semua pesanan itu selesai di bungkus dengan rapi, sepuluh jari Pras penuh dengan plastik berisi sate-sate milik bosnya.
" Kamu yang nyetir, saya mau makan. " titah Kafindra. Pria itu duduk dikursi belakang karena jauh lebih lebar spacenya. Ia bisa bebas bergerak dengan beberapa bungkusan sate disampingnya.
" Kamu nggak doyan ya Pras? " tanya Kafindra.
Memang ada ya sesorang menawari makanan dengan kalimat tanya seperti itu? batin Pras.
" Betul Tuan , saya alergi makan daging bakar itu " ucap Pras . dari spion kecil yang mengarah kebelakang, ia dapat melihat betapa lahap bosnya itu makan. Dalam sekejap tumpukan tusuk sate itu sudah tak terhitung.
🐣🐣🐣
Keesokan paginya, Zean menyambut kedatangan Kafindra didepan pintu lift .
" Selamat pagi Pak, " Zean menunduk singkat. Setelah itu kembali menegakkan kepalanya. mengikuti langkah lebar bosnya menuju ruangan.
" Yang saya minta kemarin, sudah kan? " tanya Kafindra . Laki-laki itu duduk dikursi kebesaran nya. menunggu sang asisten yang tengah membuka sebuah tablet ditangannya.
" Sudah saya kirim di email Pak Kafindra. " ucap Zean, setelahnya ia membacakan agenda hari ini yang ternyata penuh dengan meeting diluar kantor .
" Sibuk sekali ya, " gumam Kafindra menghela napas berat.
🐣🐣🐣
" Jennn.... " suaranya lirih menggumam namanya sendiri , ia terpaku dengan benda kecil ditangannya. Tangannya membekap mulut dengan tak percaya atas apa yang dilihatnya saat ini.
" Apa lagi ini ? " ucap Jenna, mendesah pasrah saat menerima fakta jika ia tengah hamil.
Pagi tadi ia sempat kepikiran dengan datang bulannya yang sudah telat dua bulan sejak kejadian hari itu. Satu bulan pertama pikirnya hanya karena lelah menyebabkan siklus datang bulannya berantakan.
Tapi ternyata salah, ia tengah mengandung sekarang. Benih pria itu tumbuh di rahimnya hanya dengan sekali pertemuan.
Jenna tertunduk menarik rambut nya kasar . Bibirnya bergetar menahan isak tangis , " padahal hari itu aku langsung meminum obat pencegah kehamilan, kenapa masih lolos juga? " lirih nya, tubuhnya seketika lemas tak berdaya. Merosot dan bersimpuh di lantai kamar mandi yang dingin.
" Apa yang harus ku lakukan sekarang? " gumamnya penuh keputus-asaan.
Bukan tak bisa menghidupi jika seandainya anak ini lahir, Jenna hanya tak sanggup memikirkan gunjingan orang jika tau dirinya hamil diluar nikah . Jenna hanya takut jika orang-orang tidak mau menerima kehadiran nya dan anaknya kelak.
" Bagaimana kalau mereka sampai tau dan aku dipecat ? " gumamnya .
Hari ini untungnya, Jenna mendapat shift malam. Dia bisa memulihkan kondisi tubuhnya yang masih lemas karena syok. Tuntutan hidup tidak bisa membuat nya larut dalam kesedihan, tidak kerja berarti tidak makan.
Jenna melangkah masuk kedalam toko Raincake yang tengah ramai pengunjung. Sesekali ia menyapa beberapa pembeli yang sering ia layani. .
" Selamat sore Ibu, " sapa Jenna pada salah satu wanita tua yang tengah berdiri didepan etalase roti. Tengah menunggu pesanan sepertinya.
Wanita dengan rambut pendek diwarna coklat itu membalas senyum ramah Jenna. Bahkan ia melambai kecil.
" Baru datang ya cantik? Pantesan tadi saya liat-liat gak keliatan, rupanya shift malam. " Wanita tua itu memperhatikan Jenna yang tengah memakai apron, bersiap melayani pelanggan bersama kedua temannya.
Jenna tersenyum, " Iya Ibu. " mulut dan otaknya harus terbagi, antara meladeni sapaan pelanggan dan menyiapkan pesanan.
" Ini pesanannya Ibu, terimaksih sudah mampir ditoko kami, " Jenna menyerahkan satu kotak kue donat dengan aneka toping diatasnya kepada wanita muda dengan pakaian Nani berdiri disamping wanita tua itu.
" Terima kasih , besok saya ingin ngobrol santai dengan cantik. Bisa tidak datang lebih awal? tiga puluh menit saja. Tidak perlu lama-lama, " ucap wanita tua itu dengan wajah penuh harap.
Jenna sempat berpikir sebelum mengiyakan permintaan Ibu itu.
Tentu saja perasaan wanita tua itu senang bukan main, bahkan saat diperjalanan pulang ia sibuk bercerita tentang kekaguman dan rasa sayang yang tiba-tiba muncul saat pertama kali melihat gadis itu.
" Cantik , ramah dan keliahatan lembut sekali orangnya, " Oma Windi menerawang jauh pertemuan terakhirnya dengan gadis bernama Jenna.
" Iya Oma, sangat menantu able sekali, " seru wanita berumur hampir empat puluh tahun itu tak kalah antusiasnya.
Oma Windi mengangguk setuju, " Mau ku jodohkan dengan cucuku tapi dia bodoh sekali, aku malas mengurusi hidupnya sekarang. " wajahnya berubah masam begitu mengingat cucunya yang tak pernah menurutinya barang sekali saja.
Sesampainya dirumah keluarga besar Dewandaru , ia disambut dengan tubuh tegap cucunya yang akan pergi keluar dengan pakaian masih rapi, stelan kerja. Tak lama muncul wanita dibalik punggung cucunya, siapa lagi kalau bukan Briella.
" Pacaran terus, kapan nikahnya? " dengan nada suara sedikit ia naikkan agar mereka berdua mendengar ucapannya . Wajahnya menatap sinis kearah sang cucu yang tampak frustasi diterror terus oleh Omanya .
" Nanti juga nikah kalau udah dapet tanggal bagus Oma, " sahut Kafindra. Ia berhenti didepan Omanya, sedangkan Briella tengah berdiri disisi belakang tubuh kekasihnya.
" Kira-kira tanggal bagusnya kapan ya , Briel ? " tanya Oma Winda, bergantian menatap kekasih cucunya. Ia sengaja menanyakan hal tersebut kepada wanita itu, Oma Winda sudah menebak apa alasan kedua anak muda itu tak kunjung menikah.
Briella tersenyum canggung, " Saya terserah Kafindra nya saja Oma, " ucap Briella, ia menatap penuh permohonan pada laki-laki itu karena Kafindra sudah akan melayangkan protes lewat tatapannya.
🦋🦋🦋🦋
Maaf sudah lama gak update, lagi gak enak badan 🤕
LIKE nya ya guys jangan lupa 💋🥰
Oh iya aku ganti judul karena kurang cocok antara cerita dengan judul 🙏