Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Pagi hari di rumah sudah dihiasi dekor panggung dan aneka macam bunga . Aneka lampu hias terpasang dengan megah menyinari ruangan .
Di kamar Khasanah sedang dirias oleh MUA , dua temannya Amel dan Lidya menemainya .
Airmata khasanah membasahi pipi membuat perias merasa haru , ia belum memulai make up karena calon pengantin masih menangis sedari tadi .
Kedua temannya sudah menasehati tapi Khasanah enggan mendengarkan . Hatinya merasa sedih juga senang di hari pernikahannya .
Khasanah mengusap airmatanya menggunakan tisu , ia berusaha tegar dan memantapkan hati .
”Boleh dilanjutkan , Kak . Maaf aku terbawa perasaan ,"ucap Khasanah memaksa untuk tersenyum .
"Iya Kak , tidak apa-apa wajar kalau Kakak menangis di hari pernikahan banyak kok yang mengalami seperti Kakak . Tapi jangan terlalu berlebihan nanti di sangka Kakak tidak bahagia ," kata perias .
" Iya Kak . Maaf , " sahut Khasanah merasa tidak enak hati .
Di luar keluarga Abdi sudah datang calon pengantin duduk di depan pelaminan bersama Pak penghulu dan para saksi semuanya sudah berkumpul acara ijab Kabul segera dimulai .
Pak penghulu memberi arahan kepada Abdi dengan menjabat tangan . Dengan di saksikan para saksi dan keluarga besar juga para tamu undangan acara ijab kabul disahkan .
Karena pihak wali dari perempuan tidak ada maka pak penghulu sendirilah yang menikahkan Khasanah dengan Abdi .
Di ruang acara akad menjadi suasana haru hampir semuanya meneteskan airmata melihat pasangan pengantin . Keluarga abdi sudah tahu kalau Khasanah anak yatim piatu tidak mempermasalahkannya .
Mereka menyetujui karena Abdi yang memilihnya sendiri . Kedua orang tua Abdi tidak bisa melarang anaknya dalam memilih jodohnya sendiri karena yang penting adalah kebahagiaan anak-anaknya .
Syukur Alhamdulillah acara lancar tanpa hambatan . Pengantin perempuan berjalan ke tempat ijab kabul dengan senyum bahagia lalu duduk di samping pengantin pria .
Abdi memasangkan cincin pernikahan di jari manis Khasanah begitu pula sebaliknya . Lalu Abdi mencium kening Khasanah dan khasanah membalas dengan mencium tangan Abdi .
Pasangan pengantin duduk di pelaminan dengan perasaan wajah bahagia . Abdi tidak berhenti menatap Khasanah hatinya merasa sangat bahagia .keinginannya menikah dengan orang yang ia cintai terkabul .
"Apakah kamu bahagia menikah denganku ?" tanya Abdi menatap wajah cantik Khasanah yang sekarang sudah menjadi istrinya .
Khasanah merasa dunianya berputar entah apa yang ia rasakan saat ini . Dalam pikirannya belum sampai ke tahap sekarang tapi apa yang sudah terjadi tidak bisa di putar kembali .
"Insya Allah ," jawabnya sambil memalingkan wajah karena merasa canggung .
Abdi paham dengan perasaan Khasanah saat ini , ia tidak ingin memaksa Khasanah untuk mencintainya sekarang tapi ia yakin seiring berjalannya waktu istrinya akan mencintainya dan mempertahankan pernikahannya .
Para tamu undangan bergantian memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin . Tidak hanya tetangga saja yang datang , teman dekat jauh juga kerabat .
"Selamat berbahagia ya ,Khasanah semoga langgeng sampai tua nanti ," ucap Zaenab sambil melirik Abdi . Namun yang di lirik tidak tahu karena sedang berbincang dengan tamu lainnya .
“Ganteng banget sih suami Khasanah , beruntung sekali Khasanah dapat pria seganteng ini ," batin Zaenab merasa kagum dengan pesona Abdi .
Khasanah menyadari kalau Zaenab melirik suaminya tersenyum sinis .
"Kak Zaenab mana calon suami kakak katanya sudah mau nikah ?" tanya Khasanah mengalihkan perhatian Zaenab .
Zaenab gelagapan mendengar perkataan Khasanah kemudian pandangannya beralih pada Khasanah .
"Oh dia sedang bekerja jadi tidak ikut , kenapa kamu tanya calon suamiku atau kamu kepo ya . Bulan depan kami akan menikah ," jawab Zaenab kemudian berlalu pergi bergabung dengan teman lainnya .
"Sayang kamu kenapa tanya suami orang segala ?" tanya Abdi heran dengan Khasanah .
"Kak Zaenab melirik mu lama sekali seperti orang suka gitu , aku alihkan pembicaraan agar ia segera pergi ," jawab Khasanah dengan wajah cemberut .
Abdi tersenyum penuh arti hatinya merasa senang itu pertanda kalau Khasanah mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya .
"Kamu cemburu ya ," Abdi dengan senyum jahil sambil mencium pipi istrinya .
Khasanah terkejut mendapat ciuman dipipinya menatap Abdi menahan marah .
"Siapa juga yang cemburu , tadi cuma ngingetin kak Zaenab saja ," sahut Khasanah sambil memukul lengan Abdi .
"Kenapa kamu memukulku , memangnya aku salah apa sama kamu ?" Abdi menahan tangan Khasanah .
"Tadi kamu sudah menciumku di depan banyak orang sungguh memalukan sekali ," ucap Khasanah .
"Beneran tidak cemburu , lalu waktu aku di cium sama Yesha apa itu juga bukan cemburu ?" Abdi mengingatkan kejadian waktu itu membuat Khasanah terdiam .
Amel dan Lidya berjalan menuju pelaminan dimana sepasang pengantin duduk dengan nyaman .
"Wah romantis sekali kalian berdua sangat cocok , jodoh itu memang misteri ," celetuk Amel berdiri di samping sepasang pengantin yang sedang berbincang .
Abdi dan Khasanah menoleh lalu tersenyum .
"Terimakasih sudah datang ," kata Abdi menangkupkan kedua tangannya sebagai jabat tangan kepada dua teman Khasanah .
"Selamat berbahagia buat kalian berdua semoga sakinah , mawadah , warahmah dunia akhirat ," ucap Amel sambil memeluk Khasanah .
“Terimakasih Amel atas doamu semoga kamu juga bahagia selalu ," jawab Khasanah dengan rasa haru .
Kemudian Lidya mengucapkan selamat kepada Khasanah seperti halnya dengan Amel . Keduanya saling berpelukan lalu bergabung dengan tamu lainnya .
Tiba-tiba seseorang membekap mulut Amel membawanya keluar dari tempat itu masuk ke dalam mobil .
Amel terkejut berontak berusaha dengan kasar melepaskan diri dari orang tersebut .
"Sssst diamlah sebentar aku mau bicara ," kata pria melepaskan tangannya .
Amel di buat semakin terkejut melihat orang yang membekapnya .
“Fatah , kamu ," Amel tak percaya dengan apa yang ia lihat .
"Tolong jangan pergi , aku ingin bicara sama kamu berdua saja please ," katanya memohon sambil mengatupkan kedua tangannya di depan Amel .
Amel lagi dan lagi terkejut mendegar permintaan Fatah yang ingin mengungkapkan isi hatinya .
“Apa yang ingin kamu katakan cepat aku tidak punya banyak waktu ," katanya dengan kasar . Ia tidak suka menunggu lama apalagi menunggu orang bicara .
“Amel , aku ingin serius sama kamu eh maksudku aku ingin menjalin hubungan lebih dari sekedar pacaran , apakah kamu mau menerimaku ?" tanya Fatah dengan suara bergetar karena takut di tolak lagi .
Amel merasa terharu dengan ungkapan Fatah , jujur ia tidak munafik jika Fatah memang baik dan sabar . Sudah lama tidak bertemu dengan Fatah dan sekarang tiba-tiba ia datang dan memintanya menjadi kekasih eh lebih tepatnya calon istri .
Amel merasa ragu sekaligus senang Fatah yang dulu beda dengan sekarang , lebih dewasa dan lebih tampan . Ia takut jika suatu hari nanti Fatah meninggalkannya seperti ayahnya meninggalkan ibunya . Namun di balik kejadian itu pasti ada hikmahnya . Amel tidak berani menebak yang belum pasti .
Amel memantabkan hatinya menjawab ." Aku terima kamu ," Fatah langsung memeluk Amel erat .